17:: Anak Baru

1.1K 55 0
                                    

Alana POV

Sedari tadi pulang mengikuti Alvaro, aku kebingungan sambil mondar-mandir berjalan memutari kamarku sambil memikirkan siapa cewek itu dan memberanikan diri untuk bertanya ke Alvaro.

Dirinya sangat gengsi untuk menanyakan itu, tetapi dia juga penasaran siapa cewek tadi.

Silahkan kalian anggap aku alay tapi nyatanya aku tidak bisa membiarkan laki-laki yang aku sayang berdekatan dengan perempuan lain.

Meskipun aku bukan siapa-siapanya, aku tidak berhak cemburu. Iya aku tau. Persetan lah dengan rasa penasaranku.

Aku langsung melempar ponsel ku ke atas kasurku, aku berdiri sambil menyenderkan tubuhku ditembok kamarku sambil melihat ke arah ponsel ku yang sudah terbaring tak berdaya disana

Ku hitung sampai tiga

satu

dua

tiga

Tringggg

Aku yang mendengar ponselku berbunyi, langsung melompat ke kasur dan mengambil ponsel mulai ku buka pesan itu dan ternyata pesan itu dari Farrel.

Aku mendengus, dan melempar kembali ponsel ku dengan asal tapi masih di atas kasur.

dan tiba-tiba ponsel ku berdering dengan suara yang berbeda, itu pasti telfon dari seseorang. Pasti Alvaro, semoga saja.

Ku letakan ponselku ditelingaku lalu mendengar sapaan dari seseorang lewat telfon disebrang sana.

"Kenapa ka?"

"......"

"Nggak bisa kak, gue lagi gak boleh keluar rumah"

"......"

"Besok kan juga ketemu disekolah"

"......."

"Gue tutup. Bye"

Selesai menelfon ku kirimkan chat kepada Alvaro.

Persetan dengan gengsi.

Alana : Eum, hai Al

Sepuluh menit menunggu, bagaikan seribu tahun lamanya ku tetap menunggu. Akhirnya Alvaro membalas chat dariku.

Alvaro : knp?

Dengan cepat aku membalas chat darinya, karna aku tahu menunggu itu sangat membosankan.

Alana : hmm, tadi gue nggak sengaja liat lo bareng cewek. Itu siapa? Maaf kalo gue kepo.

Lo emang kepo Alana. Bego cara lo bego. Pasti dia bakalan nyangka lo itu idiot stalkernya dia dengan cara lo yang bodoh.

Alvaro : bkn ursn l kn?

Jleb

Buset ni cowok males ngetik atau gimana. Melihat balasan itu aku pun kecewa.

Dan biarlah malam ini aku rela tidur dengan penasaran yang sangat menghantui ini.

***

Paginya seperti biasa Alana pergi sekolah menggunakan mobil pribadinya.

Kini Alana sudah sampai disekolahnya, dia melewati koridor kelas sepuluh untuk menuju tangga yang menghubungkan dengan lantai dua menuju kelasnya.

Saat sedang asik berjalan melewati koridor, banyak sekali yang memandang Alana dengan tatapan tidal enak.

Dan dia mendengar salah satu pembicaraan dari siswa kelas sepuluh

Idiot StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang