Malam ini Alana di kejutkan oleh kehadiran Mamanya yang tiba-tiba pulang, setelah hampir dua bulan Mamanya mengaku bekerja ke luar kota akhirnya pulang menemui Alana.
"Hai sayang, kamu dimana?Mama pulang," suara itu terdengar oleh Alana dari dalam kamarnya, Alana mendengus ketika mendengar suara itu.
Tok tok tok
"Alana, Mama pulang. Buka dong pintunya. Mama bawa oleh-oleh"
Cih! Lo pikir gue butuh, batin Alana.
Alana tak kunjung membukakan pintunya untuk Mamanya.
"Yasudah kalo kamu nggak mau bukain pintu buat Mama, Mama tunggu bawah ya ada seseorang yang mau Mama kenalin" Mamanya meninggalkan kamar Alana.
Alana tak menjawab. "Mau ngenalin siapa tau ganggu aja," ucap Alana sendiri sambil berjalan keluar kamar dan menguncir asal rambutnya.
Saat berjalan melewati tangganya kini Alana sudah duduk di ruang tamu, dengan pandangan menyelidik orang yang ada di depannya, dia merasa asing karena belum pernah melihat orang di depannya ini.
"Alana, ini teman kerja Mama. Dia lebih dari sekedar teman buat Mama, bulan depan rencana nya Mama dan om Adam akan menikah, jadi Mama harap kamu bisa nerima om Adam jadi Papa kamu ya sayang" Mamanya mengenalkan calon suaminya yang akan menjadi Papa baru Alana.
Hanya memberitahu dan belum menikah sudah memohok Alana. Langsung dia berlari ke arah kamarnya yang ada di lantai dua. Alana membanting pintu kamarnya sangat kencang dan menguncinya lalu melemparkan tubuhnya di atas kasur. Dia menangis. Karena baginya tidak ada yang bisa menggantikan Papanya. Mau gimana pun Alana sangat menyayangi Papanya.
Tok Tok Tok
"Alana, kamu kenapa sayang?Kenapa kamu lari gitu aja. kamu tuh nggak sopan kalau kaya gitu di depan calon Papa baru kamu," ucap Mamanya di balik pintu
"Nggak! Nggak mau aku nggak mau punya Papa baru. Aku cuma mau Papa aku," ucap Alana dengan sesegukan dari dalam kamarnya
"Mau gak mau kamu harus terima. Karena Papa kamu juga nggak akan nemuin kita lagi."
Setelah itu tidak ada lagi suara Mamanya di balik pintu. Hanya suara mobil yang menandakan mereka berdua, Mamanya dan calon suaminya pergi lagi meninggalkan rumah.
Alana kembali menangis akibat perkataan Mamanya. Dia melempar barang-barang yang berada di kamarnya. Tangisannya kembali kencang setelah mendengar suara mobil itu.
Satu jam Alana menangis akhirnya dia memutuskan untuk tidur. Karena kepalanya sangat pusing akibat terlalu lama menangis.
***
Paginya Alana bangun dengan mata yang memerah, rambut acak-acakan, hidung yang merah, dan matanya juga membengkak akibat menangis semalam. Semalam Alana melanjutkan tangisannya itu tengah malam sampai dia benar-benar merasa sangat tidak kuat untuk meneruskan menangis.
"Gue mirip monster kalo kaya gini haha," ucapnya lesuh sambil berkaca dan melihat penampilannya yang sangat berantakan.
Lalu dia memutuskan untuk mandi untuk menyegarkan pikirannya. Lima belas kemudian barulah Alana keluar dari kamar mandi. Dia kembali berkaca matanya masih bengkak.
Di liriknya jam yang berada dinakasnya, lalau bersiap-siap untuk ke sekolah.
Alana kini sudah di meja makan. Sarapan sendiri dengan roti dengan selai coklat dan susu coklat. Di lihatnya sekeliling rumah, tidak ada Mamanya ataupun bi Mirna. Namun tidak masalah bagi Alana, karena dia sudah terbiasa sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idiot Stalker
Teen FictionBodoh, itu selalu menjadi julukan Alana. Karena dengan bodohnya dia masih bertahan untuk mengejar cintanya Alvaro yang dulu pernah diberikan kepadanya namun Alvaro malah memilih mantan pacarnya yang kembali, hari-harinya Alana menjadi sangat sedih k...