Bel tanda upacara bendera akan segera dilaksanakan baru saja berbunyi. Beberapa siswa yang tak ingin ketinggalan upacara tampak berlari - lari kecil dikoridor kelas.
Salah satunya Kiara Nabilla, cewek yang akrab disapa Key itu tampak berjalan cepat bersama teman - temannya. Sebagai siswa baru dia tak ingin terlambat mengikuti upacara bendera untuk pertama kalinya. Sudah cukup beberapa hari yang lalu dia tidak bisa ikut upacara penerimaan siswa baru karena ada beberapa hal, dia tidak ingin di cap sebagai siswa yang tidak taat aturan. Dan lagi, dia sangat tidak suka menjadi pusat perhatian karena terlambat masuk kebarisan. Namun,
Brukk...!! Kiara merasakan pantatnya memanas menyetuh lantai.
"Duuh, kalo jalan hati - hati dong." guman seorang cowok namun terdengar jelas ditelinga kiara.
'Diihh, yang nabrak siapa yang ngomel siapa, harusnya kan gue yang marah. Gue kan korban disini,' batin kiara.
"Lo nggak kenapa - kenapa, kan?" tanya cowok itu lagi sambil mengulurkan tangannya.
"It's okey. Thanks.." jawab kiara sambil berusaha berdiri tanpa menghiraukan tangan yang terulur didepan mukanya. Cewek itu menepuk pelan belakang roknya yang kotor karena debu lantai.
Cowok itu menarik tangannya lagi sambil meringis. Namun kemudian..
"Eeh, lo...?" ucapan cowok itu berhenti. Kiara mendongak, menatap cowok yang kini berdiri di hadapannya.
"Dira..? Nadira Ananda mahesa?" pekik kiara tertahan.
"Ckk.." cowok yang dipanggil Dira itu mendengus sambil berdecak pelan.
Kiara tersenyum lebar sambil tertawa dalam hati. Tak salah lagi. Ini benar Dira. Dira teman Smp nya dulu. Cowok tengil yang paling anti nama panjangnya disebut, karena menurutnya nama panjangnya lebih terkesan cewek, nggak macho sama sekali.
Kiara membuka mulutnya untuk bertanya sekali lagi, namun tiba - tiba sebuah tangan menariknya.
"Ngapain sih, Key. Buruan aah, udah mau mulai nih upacaranya.""Eeh, iya Riss.. Bentaarr..." jawab Kiara pada Clarissa, teman satu kelasnya. Dia menoleh kearah Dira lagi, namun cowok itu sudah berlari menjauh kearah yang berlawanan dengan kiara.
'Eebuset, mau kemana tuh anak. Lapangan bukanya kesini. Kagak upacara dia,' batin kiara sambil melangkah mengikuti Rissa menuju kelapangan upacara.
*****
Maafkan daku dengan prolog yang tak jelas ini.
Cerita ini hanyalah secuil dari sekian banyak isi pikiran seorang Ika yang memberontak, meminta untuk dikeluarkan.
And...
Wualaa..
Baca vote and happy reading 😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
KIARA
Teen Fiction"Jadi gini, saya ini sedang rindu kamu. Kamu bagaimana ? Rindu pula atau biasa saja?" tanya Dira. Kiara tergelak, "Najis lo..hahaha" "Kok najis sih, key? Huaaahh.. Aku najis, aku nggak bersih lagi. Kiara mah tega." teriak Dira dengan tampang memelas...