D E L A P A N

47 2 0
                                    

Waktu berjalan sangat lambat. Sudah 6 bulan sejak kepergian Satria. Kiara kembali menjalani kehidupannya seperti biasa. Dia sudah mulai bisa tertawa dan bercanda. Dua sahabatnya, Dira dan Clarissa selalu setia menjaganya. Berhubung Dira nggak boleh bawa kendaraan, otomatis Clarissa yang selalu berperan sebagai supir. Cewek itu sih senang - senang saja, apalagi sejak dia mendapat hadiah mobil baru dari papanya.

Hubungan Kiara dengan keluarga Satria masih berjalan baik. Terutama dengan Bu Mar, karena mama Satria memang selalu sibuk.

Dan belakangan Kiara juga baru tahu kalau Melda dan Satria masih sepupu jauh. Sejak kecil Melda memang suka mengikuti kemanapun Satria pergi. Satria tak pernah cerita, karena menurut Melda, dari dulu Satria tak suka dengannya tanpa tahu alasannya.

Sore ini Kiara baru keluar dari salah satu salon yang ada di mall bersama Clarissa. Hari ini Dira tidak bisa ikut karena harus latihan basket bareng Asep dan Aryo. Tapi Kiara tahu kalau itu cuma bisa - bisanya Dira saja. Dari dulu Dira emang nggak suka menemani cewek kesalon dengan alasan capek, lama, nunggunya bikin bosen. Hhaha...

"Yakin itu rambut lo gak kependekan motongnya, Key?" tanya Clarissa sekali lagi sambil menunjuk kepala Kiara.

Kiara hanya menggeleng mantap.

Clarissa mengerutkan keningnya, berkali - kali dia mengingatkan Kiara soal niatnya memangkas habis rambutnya. And see... Melihat hasilnya membuat Clarissa berulangkali menghela nafas panjang. Clarissa melotot sebentar, bagaimana tidak menyesal, melihat rambut panjang dan hitam Kiara kini sudah berubah menjadi rambut super pendek, nyaris cepak. Persis kayak potongan rambut cowok. Bahkan jika dibanding dengan Dira, sepertinya masih lebih panjang rambut Dira.

Kiara hanya nyengir dipelototi Clarissa. "Udah deh, biar gak bete gue traktir es krim yuk.." rayu Kiara yang disambut dengan bibir Clarissa yg manyun.

"Ayok deh kalo lo maksa.." ucapnya sok jual mahal.

"Yee, apaan coba. Kalo lo nggak mau juga nggak papa. Kan lumayan, duitnya bisa dipake buat jajan disekolah besok pagi."

"Kiaraa... " rajuk Clarissa, "Sebenernya lo niat gak sih mau traktir gue." ujarnya yang segera disambut dengan tawa renyah Kiara. Cewek itu merangkul bahu sahabatnya yang sedang berpura - pura ngambek. Sambil terus tertawa dia menyeret Clarissa memasuki kedai eskrim yang terletak didekat pintu masuk mall.

*****

Sementara itu, dibelahan bumi yang lain. Terlihat dua orang cowok sedang asyik mengobrol disebuah teras rumah.

"Mau Dir?" tanya salah seorang dari mereka sambil menyodorkan mangga yang baru dikupas sebagian. Melihat kulit mangga yang masih terlihat hijau membuat Dira menelan ludah, belum apa - apa dia sudah merasakan asam dimulutnya.

"Ogah aah, Sep. Lo kata gue ngidam makan mangga muda." tolak Dira.

"Gue nggak ngidam, tapi gue suka." bantah Asep membela diri.

"Aah, elo mah. Segala macem asal mereknya makanan juga suka. Makanan kucing kalo boleh dimakan manusia aja pasti udah lo embat." sahut Aryo yang baru saja keluar dari rumahnya.
Asep hanya nyengir menanggapi ucapan Aryo.

"Btw, ntar kalo udah kelar makan langsung dibuang ya sampahnya. Nyokab gue bisa ngomel - ngomel kalo tau mangga mudanya elo rontokin." lanjut Aryo.

"Iya iya..tau. Lagian cuma sebiji ini. Pelit amat."

"Gue aduin nih, bisa - bisanya bilang mak gue pelit."

"ckck.." Asep berdecak, tak ingin melanjutkan debat tak penting mereka berdua.

"Bosen nih, cabut aah.." ujar Dira tiba - tiba berdiri, mengambil tasnya yang tergeletak dilantai.

KIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang