"Kiaraaa...!!" Sebuah teriakan tiba - tiba membuat seisi penghuni sekolah seketika terdiam dari kegiatannya masing - masing.
Kiara menoleh ke sumber suara. Sudah bisa diduga siapa mahluk kurang kerjaan yang sukses membuatnya malu. Tentu saja Clarissa.
Sebelum menghampiri sahabatnya itu, Kiara berpamitan pada seorang cowok tinggi yang sedari tadi berbicara dengannya.
"Ciyeee... Butuh penjelasan nih gue," goda cewek itu begitu Kiara sampai dihadapannya. Tatapan matanya yang jahil menggoda Kiara yang pagi ini pergi sekolah diantar Kai.
"Apaan sih? Norak banget jadi orang.." bisik Kiara. Temannya satu ini sepertinya memang sudah putus urat malunya. Sambil menggerutu Kiara berjalan melewati cewek itu.
"Udah jadian yaa..?? Cerita dong, cerita.." kejar Clarissa.
"Enggak..."
"Beneran??" Clarissa tak menyerah.
"Beneerrr.." Kiara menegaskan.
"Yaaah..." Clarissa mendesah.
Kiara mengerutkan keningnya "kenapa elo yang kecewa??"
"Kirain udah jadian. Padahal berharap traktiran. Hahaha.."
"Anjir..."
"Hehe, tapi perkembangannya udah lumayan kan. Nggak lama lagi deh sepertinya yaa.." goda Clarissa lagi.
"Tau aaah..."
Clarissa tertawa. Mengikuti Kiara kebangkunya.
Bel masuk pelajaran pertama sudah berbunyi. Kiara mengedarkan pandangnya. Entah apa yang dicarinya, pagi ini dia merasa ada yang kurang. Tak ada tanda-tanda Dira muncul disekolah. Biasanya setiap hari cowok itu selalu heboh mengganggu pagi tenangnya.
*****
Seminggu berlalu, seperti biasa pagi ini Kiara datang ke sekolah bersama Kai.
"Siang ini kayaknya gue gak bisa jemput deh Key," ucap Kai sebelum Kiara turun dari mobilnya.
"It's okey.." Kiara menjawab dengan senyum manis di bibirnya.
"Beneran gak kenapa - kenapa? Sori ya.." Kai bertanya lagi.
"Beneran. Ntar gue bisa minta jemput papa, atau barengan Clarissa,"
"Okelah, ntar kalo udah dirumah chat gue ya." Pesan Kai.
"Iya..iya.. udah sana. Nanti terlambat lho, katanya ada kuliah pagi." Ya, Kai memang sudah mendaftarkan kuliahnya.
Kai mengangguk, beberapa saat kemudian cowok itu melajukan mobilnya meninggalkan Kiara yang masih berdiri di depan gerbang sekolah.
"Belom??"
"Asdjgjkfk.." Kiara terlonjak saat seseorang berbisik di telinganya. Untung saja refleks cewek ini sedikit buruk, jika tidak tentu saja si pembuat kaget itu sudah di pukulnya.
"Ngomong apa Lo?" Tanya orang tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Clarissa.
"Aduhh, Lo bisa gak sih jangan kayak jelangkung. Ngagetin tau." Omel Kiara begitu melihat tampang tak berdosa Clarissa.
"Hehe. Lo sih, terlalu fokus liat Abang gantengnya, jadi gak sadar lagi deh gue datang."
"Apaan sih?" Kiara tersipu, "Emang dia ganteng ya?" tanyanya gak penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIARA
Teen Fiction"Jadi gini, saya ini sedang rindu kamu. Kamu bagaimana ? Rindu pula atau biasa saja?" tanya Dira. Kiara tergelak, "Najis lo..hahaha" "Kok najis sih, key? Huaaahh.. Aku najis, aku nggak bersih lagi. Kiara mah tega." teriak Dira dengan tampang memelas...