L I M A

67 2 0
                                    

Kiara mundur selangkah ketika tiga cewek itu menghampirinya.

"Wow.. Wow.. Coba lihat siapa disini." ucap salah satu dari mereka yang berdiri ditengah diantara mereka bertiga.
Dengan ragu Kiara menatap cewek itu. Kiara tau siapa mereka. Dia Kak Melda, dan dua pengikutnya -Rani dan Iren-.
Diantara mereka, Melda terlihat paling mencolok, bukan cuma dandanannya yang terlihat seperti tante - tante mau kondangan, tapi juga tinggi badannya yang terlalu menjulang terutama jika dibandingkan dua temannya itu. Kiara mengernyit sambil berucap dalam hati, bener kata orang. Kalo mau terlihat tinggi harus berteman dengan yang 'sedikit' pendek, maka kamu akan terlihat paling tinggi.

Mereka adalah kakak kelasnya waktu SMP, lebih tepatnya teman sekelas Satria. Mereka juga salah satu cewek populer waktu itu, Si Melda sih tepatnya. Sementara Rani dan Iren itu cuma seperti babu yang mengikuti kemana pun Melda pergi, sekalian numpang tenar sih lebih sepertinya. Dan sudah bukan rahasia lagi kalau dulu Melda naksir setengah mati sama Satria, bahkan setelah Kiara jadian sama satria pun Melda masih terlihat  terang - terangan mengejar Satria.

Kiara tahu mereka melanjutkan SMA di Persada, tapi mereka sama sekali tak pernah bertemu karena Kiara memang sengaja menghindarinya. Bukan.. Bukan karena takut karena pernah beberapa kali dikerjai Melda dan anak buahnya karena dia jadian sama Satria. Dia hanya tak suka jika harus berurusan dengan cewek itu.

"Masih berani ya lo datang kesini. Ngapain?? Nyari Satria?"

Udah tau nanya.

"Yang jelas bukan nyari lo. Jadi tolong minggir." jawab Kiara setengah takut. Tubuhnya bergeser, mencari celah karena tiga cewek itu mengepungnya. Nyari mati banget nih gue, tapi yaudahlah, sebenernya males banget mau ngeladenin nih orang.

"Wuaah, udah berani ya. Udah gede nyali lo sekarang." Melda berucap takjub.

Kiara tak menjawab, meski sadar sudah salah ucap sebisa mungkin dia tak ingin menimbulkan keributan disini.

"Permisi..." ucapnya kemudian.

Melda melotot, merasa diabaikan. Tangannya refleks menahan lengan Kiara yang akan berbalik meninggalkannya. Dua pengikutnya serentak ikut memegangi Kiara.

"Apaan sih? Lepas.." berontak Kiara.

Melda mendekatkan mukanya kearah Kiara. "Lo kenapa acuhin gue?" geramnya. Terlahir sebagai cewek populer yang terbiasa diagung - agungkan, membuatnya tak terima dengan sikap Kiara yang mengacuhkannya.

"Gue nggak ada urusan sama lo."

"LO KENAPA ACUHIN GUE????"

Kiara memalingkan mukanya mendengar teriakan Melda. Rani dan Iren yang terkejut pun refleks melepaskan pegangan tangannya pada Kiara. Satu - dua anak yang lewat melintasi mereka tampak berbisik - bisik. Ingin tahu, tapi tak ingin ikut campur.

"Apaan sih, biasa aja kali. Lagian gue kesini bukan buat ketemu elo. Penting banget yaa sampe kepo segitunya." jawab Kiara yang sukses membuat muka Melda memerah. Cewek itu berbalik meninggalkan Melda yang sedang terbengong - bengong. Kenapa anak yang dulu selalu terlihat takut padanya berani ngomong seperti itu padanya.

"Kalo lo kesini nyari Satria, percuma." mendadak terdengar ucapan Melda yang membuat Kiara menghentikan langkahnya. Apalagi ini? batinnya.

"Lo nggak tau malu banget ya ternyata. Udah putus yaa putus aja. Bisa - bisanya datang kesini lagi, nyariin Satria. Hah? Kenapa? Berharap balikan lo." cecar Melda nenghampiri Kiara karena cewek itu sama sekali tak berbalik.

"Jadi apa urusannya sama lo?" Kiara balik nanya, berusaha untuk tak bertanya meski dalam hati penasaran setengah mati. Situasi macam apa ini, kenapa Melda tau kalo gue sama Satria udah putus.

KIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang