S A T U

132 8 6
                                    

"Kekantin nggak, key?" tanya Clarissa sambil memasukan buku kedalam tasnya.

Bel istirahat memang sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Tapi Kiara masih duduk dikelas. Sengaja menunggu Clarissa yang harus menyalin catatan sejarahnya.

"Kenapa nggak difoto aja sih, Riss?" tanya Kiara pelan.

"Yakalii, Key. Difoto apaan. Orang pak Jono kan tadi nge-dikte. Bukan nulis dipapan tulis. Apanya yang mau gue foto. Bibir pak Jono." sahut Clarissa cepat.

"Duuh, lo pinter banget sih jadi orang. Yaa buku gue lah yang di foto. Terus ntar baru disalin dirumah" jawab kiara pelan namun sengaja menekankan pada kata pintar.

Clarissa nyengir sebentar," hehe, iya yak.. Nggak inget gue." ucapnya kemudian.

Kiara berdecak, "yaudahlah, udah selesai ini." ucapnya.

"Hooh. Lagian gue kalo dirumah mah males bener mau belajar. Jangankan nyalin catatan. Buka buku aja nggak pernah." sahut Clarissa sambil cengengesan.

Kiara tersenyum menanggapi ucapan Clarissa. "Percaya kok."

"Jadi mau kekantin nggak nih?" Clarissa mengulangi pertanyaannya yang tadi tak dijawab Kiara sambil mengembalikan buku catatan Kiara.

"Nggak aah, lo aja deh. Lagi males gue." jawab kiara, menerima buku dari Clarissa dan segera menyimpannya kedalam tas.

"Nggak lapar lo?"

Kiara menggeleng.

Clarissa mengerucutkan bibirnya. "Tapi gue lapar."

"Terus?"

"Temenin.." rajuk Clarissa.

"Halahh.."

"Ayolah, key. Gue lapar beneran nih. Nggak asyik dong kalo ntar gue kekantin sendirian terus digodain kakak kelas yang rese itu"

"Najis lo..."

Clarissa mengedip - ngedipkan matanya manja.

"Yaudahlah, ayok. Tapi nemenin aja ya."

"Thank you kiara sayaangg..."

"Aah, nyebelin banget sih lo."

"Kiaraaaa...! Kiaraa..! " Kiara baru keluar dari pintu kelasnya ketika mendadak terdengar teriakan seorang cowok dari arah belakangnya. Kiara menoleh, menatap cowok tengil tengah cengengesan berlari kearahnya.

"Nadira Anan..."

"Stop! Dira aja. Oke? Dira aja.." potong Dira cepat. Nggak rela kalau sampai Kiara menyebut nama panjangnya.

Kiara nyengir.

"Mau kekantin ya?" tanya Dira sambil menatap Kiara.

Seketika Kiara tersadar, menoleh kearah Clarissa yang sedari tadi diacuhkannya. Cewek itu tampak manyun.

"Oh iya, Dir. Kenalin ini Risa, temen sekelas gue. Risa, ini..."

KIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang