CHAPTER 7

2K 330 31
                                    

"Tunggu aku disini setelah kelas selesai," ujar Jongin saat mereka berada di depan kelas Krystal. "Jangan coba-coba kabur. Kau tahu kalau kau tak akan pernah berhasil."

Krystal terkekeh, berpura-pura kesal. Semuanya mulai membaik. Krystal mulai menunjukkan rasa hormat dan itu adalah minggu yang sangat tenang bagi keluarga Kim. Krystal berhenti mencoba melarikan diri, mengikuti apa yang Jongin jadwalkan untuknya tanpa terlalu banyak mengeluh. Dia menepati janjinya untuk menjauhi L, setidaknya mereka tak pernah bertemu lagi setahu Jongin. Belum.

Masalahnya hanya dengan Seulgi. Adik Jongin yang masih marah terhadap sikap Krystal. Meskipun Jongin berusaha untuk mendamaikan mereka, kedua gadis itu masih saja keras kepala. Jongin tak mengerti kenapa Krystal dan Seulgi masih tidak bisa akrab.

Sedangkan bagi Krystal, dia mulai menyadari kalau mungkin keluarga Kim tidak seburuk yang dipikirkannya. Sikap overprotective Jongin memang menyebalkan tapi kalau dia pikir, sikap Jongin tak jauh berbeda dengan ayahnya. Dia meghargai Jongin yang menghabiskan seoanjang minggu dengannya, membantunya untuk mengingat masa lalunya. Jongin membawanya ke tempat-tempat yang menyimpan banyak kenangan tapi sayangnya, Krystal masih tak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia mengingat Jongin.

"Jadi kau berdamai dengannya?" Naeun muncul dari arah kanan saat Jongin meninggalkan kelasnya.

"Naeun!" Krystal memeluknya. Ini satu-satunya kelas mereka bersama dan Krystal tidak bertemu dengan Naeun dalam beberapa hari ini karena dia selalu bersama Jongin.

Naeun tertawa. "Kau benar-benar sibuk dengan Jongin oppa."

"Maafkan aku," Krystal melepas pelukannya. "Ayolah, akan kuceritakan."

Mereka duduk di bangku paling belakang, mengabaikan tatapan yang mereka dapat. Dia melewati Seulgi, Taehyun, dan Sehun yang sedang mengobrol sambil tertawa di meja mereka. Dia bisa tahu kalau kehadirannya membuat ketiganya menegang. Krystal selalu ingin tahu kenapa orang-orang menatapnya seolah dia bermasalah. Tapi dia tak ingin terlalu peduli. Dia sudah terbiasa. Mungkin mereka semua teman Seulgi.

Dia mulai menceritakan hari-hari yang dihabiskannya bersama Jongin pada Naeun, tentang mimpi dan ingatan yang mulai kembali. Tapi dia melewati bagian saat Ayahnya mengatakan kalau L nyaris melakukan hal buruk padanya, itu bukan cerita yang ingin di abagikan. Naeun hanya duduk diam, mendengarkan dengan penuh perhatian. Krystal sangat senang akan itu.

"Aku tak tahu kalau kau kehilangan ingatanmu tentangnya, Stal," ucap Naeun sedih. "Aku tak terlalu mengenal keluarga Kim, jadi.. ya."

"Lalu kau tahu banyak soal L oppa?"

"Sekarang aku percaya kalau kau benar-benar kehilangan sebagian ingatanmu," gurau Naeun. "Aku mengenalnya lewat kau, Stal. Dia dekat denganmu jadi secara otomatis aku juga dekat dengannya," lanjut Naeun. "Seberapa banyak yang kau ingat?"

Krystal hanya mengedikkan bahu, meminta Naeun untuk menceritakan lebih banyak. "Ayahku bilang kalau L oppa bukan orang baik-baik."

"Aku tidak membela L oppa, tapi Jongin oppa juga mempunyai masa lalu yang tak begitu bagus. Mereka berdua bisa saja bukan orang baik-baik. Atau mungkin mereka sudah berubah. Kau harus tahu cerita dari kedua belah pihak. Bukan hanya L oppa. Atau hanya Jongin oppa. Tapi keduanya." Naeun meyakinkannya. "Kenapa kau ingin tahu soal masa lalumu? Kau bisa menjalani kehidupan sekarang dengan mudah."

Itu sangat mmebingungkan. Tapi Naeun benar. Dia harus mendengar penjelasan L juga. Semua orang bisa saja berbohong. "Semua tampak tidak benar bagiku saat ini. Aku hanya ingin tahu."

"Kau hanya perlu bicara padaku kalau kau butuh sesuatu, oke?" Naeun tersenyum. Mungkin dia satu-satunya yang bisa Krystal percya.

Saat Krystal akan membalas senyuman Naeun, dosen datang dan semua orang sibuk mempersiapkan diri dan menatap ke depan, siap untuk belajar.

Sudden FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang