CHAPTER 15

2.4K 347 53
                                    

"Fuck!"

Jongin tak percaya dengan apa yang dilihatnya dan bahkan tak berpikir sebelum bertindak. Tidak saat Krystal-nya menangis, mencoba untuk menutupi kulitnya yang terbuka. Tidak saat Krystal-nya disentuh secara paksa seperti itu.

Dia menarik bahu Myungsoo dan memukulnya sekeras mungkin. Setelahnya dia menghimpit sahabatnya itu ke lantai, memudahkannya untuk menyerang Myungsoo dengan setiap pukulannya. Dia tak peduli kalau yang terbaring disana adalah Myungsoo, sedang berusaha membebaskan diri. Dia tidak peduli dengan rasa sakit di pipi dan punggungnya. Yang dia pedulikan hanya bagaimana caranya membuat Myungsoo menderita, karena apa yang sudah dilakukannya pada Krystal. Jongin terus memukulnya, cukup keras untuk membuat Myungsoo terkulai.

Krystal ada disana, memeluklututnya sambil bersandar ke dinding. Rambutnya berantakan, pakaiannya robek dan roknya sangat kusut karena dia mencengkramnya dengan sangat kuat. Krystal merasa sangat buruk dan kotor. Dia ingin bersembunyi dan menghilang. Sentuhan Myungsoo masih terasa di kulitnya. Dia bisa mengingat semuanya dengan jelas. Dia merasa sangat menjijikkan.

Jongin berlari menghampirinya dan membuka jaker. Krystal tak sanggup untuk mendongak. Dia terus memeluk dirinya sendiri, menangis. Tubuhnya bergetar hebat.

Baru saja Jongin selesai menutupi tubuh Krystal, Myungsoo menariknya dan menghajarnya. Jongin merasakan punggungnya menghantam dinding dengan keras saat Myungsoo menendang perutnya dua kali.

"Kau harus tahu apa seperti apa rasanya menjadi pecundang!" Myungsoo mencekik leher Jongin.

"Sialan kau, Myungsoo!" Jongin mendorongnya dan kembali menghimpi Myungsoo di lantai. Dia menghajar Myungsoo tanpa ampun, tak memberi ruang untuk Myungsoo bergerak sedikitpun. Jongin mendaratkan tinjunya ke setiap bagian tubuh Myungsoo yang bisa digapainya. Dia sangat marah dan tak bisa lagi menahan kebenciannya. Dia tak lagi mengontrol tenaganya meskipun wajah Myungsoo sudah bersimbah darah. Bajingan ini tak pantas hidup.

"O-oppa," Krystal memeluk lengan Jongin, mencoba untuk menghentikannya sebelum semuanya memburuk. Myungsoo sudah kehilangan kesadarannya.

"Pergi ke neraka!" Jongin memukulnya lagi, dibutakan oleh kemarahannya.

"Oppa," Krystal mencobanya lagi, memohon sambil menangis. Dia tak peduli pada Myungsoo, tapi dia tak mau Jongin terkena masalah karena ini. Jadi Krystal harus menghentikan ini, sebelum terlambat.

Isakan Krystal selalu menjadi peringatan baginya. Sekarang tersadar, melihat Myungsoo yang terkulai dan bergerak lemah di bawahnya. Jongin tak percaya dirinya sekasar itu. Dia tak mau memikirkan akan seperti apa jika Krystal tidak menghentikannya, dia tak mau membayangkan apa yang terjadi pada Krystal kalau dia datang terlambat.

"Soojung, kau baik-baik saja?" Jongin mengapus air matanya dengan lembut, memeriksa kondisinya.

Krystal tidak mengatakan apapun dan terus menangis. Dia menjatuhkan diri di pelukan Jongin, mencari kenyamanan disana. Jongin memeluknya, mengusap pundaknya dan menenangkannya. Mangatakan kalau dia baik-baik saja. Krystal akan baik-baik saja.

Saat Jongin menuntun Krystal menuruni tangga, Myungsoo sudah kembali berdiri dan dengan sisa tenaganya dia menarik Jongin untuk kembali memukulnya. Krystal mencoba untuk menolong dengan mendorong Myungsoo.

Di saat yang sama, mereka bisa mendengar pintu depan terbuka dan suara orang-orang terkesiap. Jongin tak tahu siapa yang mendorong siapa. Dia tak tahu apa yang terjadi. Sedetik yang lalu, Krystal menjerit dan Jongin memeluknya dan melindungi kepalanya dengan spontan mencoba untuk melindunginya. Dan sekarang dia terbaring lemah di lantai dengan Krystal yang masih dalam pelukannya. Dia bisa merasakan sakit di sekujur tubuhnya dan kakinya menjerit kesakitan. Dia menunduk dan melihat Krystal bergerak dan baik-baik saja. Hanya itu yang penting.

Sudden FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang