CHAPTER 11

2.2K 377 40
                                    

"Oh, maaf. Aku membangunkanmu," Jongin berlutut disamping Krystal yang tertidur setelah dia membaringkannya di ranjang.

Jongin baru saja kembali, larut malam seperti biasanya saat dia tersadar kalau pintu teras terbuka. Krystal tertidur di sofa lagi sambil memeluk bukunya. Melihat Krystal terlelap, dia tidak tega membangunkannya dan memutuskan untuk menggendongnya ke kamar. Sayangnya, sedikit sentuhan dengan kasurnya ternyata mengganggu tidurnya.

"Jongin," Krystal menggosok kedua matanya dan melihat jam. Ini hampir pukul satu dini hari dan dia melihat kalau Jongin masih mengenakan jasnya. "Kau baru pulang?"

"Ya," Jongin berdiri dan mengambil selimut, menutupi tubuh gadis itu. Dia mangambil bukunya dan menyimpannya kembali di rak. "Kau harus kembali tidur."

Jongin melihat berkeliling dan tersadar kalau kamar ini sedikit berubah. Lebih berantakan tapi membuatnya lebih hidup. Krystal nampak mulai benar-benar menggunakan kamarnya. Mejanya sekarang penuh dengan kertas dan buku, jejak yang ditinggalkan pemiliknya setelah selesai belajar. Sofanya sedikit berkerut karena dia mendudukinya lebih sering. Dan susunan buku di rak sedikit berubah karena Krystal sering membaca. Jongin senang melihat Krystal semakin baik dan terlihat menikmati hari-harinya disini.

Nyaris seminggu penuh sejak terakhir kali Jongin bertemu dan bicara dengan Krystal. Dia selalu masuk ke kamar Krystal setiap malam setelah bekerja, hanya untuk melihatnya tertidur. Dengan aman dan nyaman. Tapi dia tak pernah benar-benar bicara dengannya karena Jongin terlalu sibuk dan menghabiskan nyaris semua waktunya di kantor. Taeyeon juga mengatakan padanya kalau Krystal baik-baik saja dan sikapnya jauh lebih baik.

Malam ini adalah pertemuan pertama mereka. Seperti yang Krystal katakan sebelumnya, kalau Jongin menghilang belakangan ini, sibuk dengan pekerjaannya. Jongin memang mengenakan pakaian kerjanya dan tasnya tergeletak di ranjangnya. Dia tak pergi kemana-mana, hanya bekerja. Tapi Krystal tetap merasa kalau dia sedang menghindarinya. Dan asumsinya semakin kuat saat Jongin mengucapkan selamat malam dan mematikan lampu.

Krystal mendengar suara pintu ditutup, diikuti dengan suara pintu kamar Jongin. Tapi nampaknya pria itu tidak berencana untuk tidur karena Krystal bisa mendengar suara langkah kakinya menuruni tangga. Krystal tak bisa kembali tidur dan turun dari ranjangnya, mengikuti Jongin.

Sesuai dugaannya, Jongin berada di ruang kerja. Dan saat dia membuka pintu, Jongin sedang menyiapkan berkas-berkas di mejanya.

"Ada apa, Soojung?" Jongin melihatnya. "Kau harusnya kembali tidur."

Krystal mengampiri sofa dan berbaring disana. "Kemana saja kau belakangan ini?" Krystal mengabaikan permintaannya.

"Kau lihat sendiri, pekerjaanku sangat banyak," dia mengambil berkas di mejanya. Dia terlihat sibuk, bahkan saat berada di rumah.

Krystal menyadari kalau Jongin tidak menatapnya. Dan itu membnatnya kecewa. Krystal mengambil bingkai foto dari meja samping sofa, berisi foto mereka yang lain. Seorang pria tak dikenal memeluk Jongin dan Krystal dengan senyuman lebar. "Siapa dia?"

Jongin akhirnya menatapnya saat dia bertanya. Dia menyimpan semua berkasnya di amplop dan duduk. "Itu mendiang ayahku. Dia meninggal setelah foto itu diambil."

"Maaf," ujarnya. Tak seharusnya dia menanyakan itu.

"Tak apa," senyumnya. Akhirnya. "Itu sudah lebih dari sepuluh tahun." dia menghela napas. "Apa yang membawamu kemari?"

"Tidak bolehkah aku menemuimu hanya karena aku ingin?" protesnya. "Apa kau menghindariku, Jongin?"

Jongin sedikit terkejut mendengar ucapannya. Sekarang Krystal merengut dan menurut Jongin itu sangat menggemaskan. Dia tertawa. "Apa yang membuatmu berpikiran kalau aku menghindarimu?"

Sudden FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang