CHAPTER 12

1.9K 357 37
                                    


"Oppa-" Seulgi memasuki kamar Krystal dan sontak berhenti saat melihat apa yang sedang terjadi. "Oh, maaf. Aku tidak tahu."

Seulgi tidak mengira akan melihat ini. Krystal berlutut di ujung ranjangnya, memeluk kakaknya erat sambil menangis. Ini sangat aneh. Krystal menangis, Jongin menenangkannya. Sangat tidak biasa.

Jongin melepaskan diri sedikit dari Krystal agar bisa berbalik menghadap adiknya. Dan Krystal, Jongin tak tahu apakah gadis itu malu, membiarkan Jongin dan mendudukkan dirinya sambil mengusap air matanya.

"Ada apa Seulgi?" Jongin menghentikan kecanggungan mereka.

"Taeyeon unnie hanya ingin memastikan kalian tidak terlambat," ucap Seulgi, dia terlihat merasa bersalah karena sudah mengganggu. "Kau tahu, ke rumah sakit."

"Jangan khawatir, kita akan bersiap-siap sekarang," Jongin meyakinkannya dan dia melihat adiknya keluar dari kamar, mungkin kembali ke bawah.

Jongin kembali menatap Krystal. Dia sedang memeluk lututnya dan tak mau menatapnya. Dia masih terisak, dengan tangannya yang menutupi mata, menghapus air mata yang terus mengalir. Dia terlihat sangat sedih, dan Jongin tak tahu kenapa. Lalu Jongin duduk disampingnya, mengamati Krsytal.

"Kau tak apa, Soojung?"

Dia hanya mengangguk, lalu bicara dengan suara seraknya. "Maaf."

"Tak perlu minta maaf," Jongin tersenyum meskipun Krystal tidak melihatnya. "Apa yang mengganggumu?"

Krystal akhirnya menatapnya. Matanya masih berair tapi dia sudah tenang dan berhenti menangis. Krystal bisa saja memilih untuk mengikuti rasa malunya dan membiarkan hal ini terlewat tapi dia sangat ingin tahu apa yang terjadi dalam mimpinya.

"Aku bermimpi," ucapnya.

"Tentang?" Jongin mengernyit. Seburuk apa mimpinya sampai membuatnya menangis seperti ini?

"Kau."

Meskipun Jongin tak tahu apa yang dilihatnya dalam mimpi, tapi dia menebak. Krystal menyebut namanya dan L dalam tangisnya. "Lanjutkan."

Krystal mulai menceritakan semuanya. Setiap detail yang dia ingat. Dia menceritakan soal mendiang Ayah Jongin dan bagaimana sedihnya Jongin saat itu. Tentang Jongin yang menangis dan menolak untuk kembali bermain bola. Dan Jongin hanya duduk sambil mendengarkan semuanya.

Sampai akhirnya Krsytal melontarkan pertanyaan yang selama ini mengganggunya. "Kenapa aku mengatakan 'Jangan kalah pada Myungsoo oppa'?"

Jongin tidak langsung menjawab, ada jeda cukup lama sampai dia kembali menatap Krystal. "Kalau aku mengatakannya padamu, apa kau akan menjauhinya?"

Krystal terkejut dengan pertanyaannya. Dia bisa melihat kalau Jongin sangat serius dengan ini. Seburuk apa sebenarnya ini?

"Jongin," mohon Krystal. Dia tak ingin melalui perdebatan yang sama lagi.

"Kalau aku mengatakan padamu apa yang terjadi padaku dan Myungsoo, apa kau akan percaya padaku?" kukuhnya.

Jongin tak perlu mendengar jawabannya karena dia sudah tahu. Krystal kebingungan. Dia tak meyakinkan diri siapa yang harus dia percaya. Jongin akan membicarakan hal buruk soal L dan sebaliknya. Dan semua yang mereka katakan selalu bertolak belakang. Jongin tahu Krystal tak bisa langsung mempercayainya setelah mimpi itu. Itu hanya menunjukkan hubungan ereka sejak kecil, tapi tak memberi petunjuk apapun soal siapa yang berbohong. Semuanya bisa berubah setelah itu dan Krystal tidak tahu itu.

"Kalau begitu tak ada gunanya memberitahumu," ujar Jongin pelan tapi cukup untuk menyakiti perasaan Krystal.

"Kenapa tidak?"

Sudden FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang