CHAPTER 17

2.4K 332 56
                                    

           

"Aku akan memanggil dokter," Jongin menarik diri dan keluar dari ruangan. Dia menghilang dari pandangan Krystal dalam sekejap.

Kepalanya sangat sakit saat dia bergerak, memperhatikan sekelilingnya. Dia tidak lagi di kamar Jongin. Dia yakin kalau sekarang dia sedang terbaring di ranjang rumah sakit, melihat semua perlengkapan medis disana. Taeyeon ada disana, berdiri di sebelah ranjangnya bersama Seulgi di sampingnya. Mereka terlihat sangat khawatir dan juga lega.

Taeyeon menghampirinya dan mengusap dahi Krystal. "Bagaimana perasaanmu?"

Dia ingat ini. Sentuhan hangat yang hanya bisa diberikan oleh Taeyeon. "Apa yang terjadi?"

"Serangan jantung," Taeyeon tersenyum sedih. "Kau pingsan di kamar Jongin. Dan kau tak sadarkan diri hampir seharian."

Sebelum Krystal bisa menanggapi, Jongin masuk bersama dokter dan dua orang perawat mengikutinya. Jongin memberi isyarat pada kedua saudaranya untuk meninggalkan Krystal sendiri agar dokter bisa memeriksanya. Dan Krystal tak bisa menyembunyikan kekecewaannya saat keluarga Kim meninggalkan ruangan. Krystal ingin bicara dengan mereka, terutama dengan Jongin.

"Dia menggumam namamu sebelum terbangun," ucap Seulgi saat mereka duduk diluar. "Menurutmu..?"

"Aku tak tahu," Jongin mengedikkan bahu. "Belakangan ini dia sering melihat potongan masa lalu. Sebaiknya kita tidak memaksanya untuk mengingat apapun. Aku takut dia akan kembali kolaps."

Mereka menunggu dokter dalam diam. Sesekali mereka saling menatap dan tersenyum. Sepuluh menit berlalu, Sehun dan Taehyun datang dan mengajak mereka makan. Hanya Jongin yang tetap disana.

Ada banyak alas an kenapa Jongin tak ingin Krystal masuk ke kamarnya. Kamar itu penuh dengan kenangan mereka. Lukisan pertama yang Krystal berikan sebagai hadiah untuknya ada disana, menggangtung diatas ranjangnya. Juga lukisan terakhirnya bersama dengan dudukan kanvas yang biasa dia pakai.

Saat itu, dia memiliki kamera polaroid dan dia selalu membawanya kemanapun. Itu hadiah pertamanya dari Jongin. Mereka mengambil banyak foto bersama dengan kamera itu. Jongin selalu menggoda kebiasaannya yang selalu menulis tanggal dan meninggalkan pesan di setiap foto. Tanpa izin darinya, Krystal menempel semua di kamar Jongin. Jumlahnya cukup untuk memenuhi dinding kamarnya.

Itu yang Krystal lihat sebelum dia jatuh pingsan. Semua foto kenangan mereka sejak kecil sampai dewasa. Jongin, Krystal, Taeyeon, Seulgi, Sehun, Taehyun, keluarganya, keluarga Krystal, teman-teman mereka, dan bahkan L, semuanya terekam disana. Jongin tak mau Krystal melihatnya karena dia takut. Bagaimana kalau bahkan setelah Krystal melihatnyam dia masih tak bisa mengingat Jongin? Dia mengakui kalau semua foto itu adalah senjata terakhirnya untuk mengembalikan ingatan Krystal. Kalau itu tak berhasil, dia tak tahu lagi apa yang harus dia lakukan. Kalau semua foto itu tak bisa mengembalikan ingatannya, Jongin merasa harus menyerah padanya. Dan dia tak akan pernah siap untuk itu.

Selain itu, dia ingin Krystal mendapat kembali ingatannya dengan perlahan, kalau memungkinkan. Dia percaya kalau mendapat semua ingatannya sekaligus tak akan berakibat baik untuknya. Dan memang benar. Dia kolaps.

"Semua baik-baik saja?" Jongin menghampiri dokter saat akhirnya mereka keluar. Seorang perawat menutup pintu dibelakangnya.

"Dia hanya butuh istirahat saat ini," ucap dokter membuat Jongin lega. "Nampaknya dia cukup syok dan membuatnya terkena serangan kecil."

"Syok?"

"Karena terlalu banyak hal yang melintas di kepalanya. Kami perlu memeriksanya lebih jauh. Kau boleh masuk."

Sudden FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang