CHAPTER 8

1.8K 313 25
                                    

"Dari mana kau tahu itu, Soojung?" tanya Jongin karena dia yakin kalau Krystal masih belum tertidur. Mereka terlalu tegang untuk itu.

"Kenapa kau tak memberitahuku soal kecelakaan itu?" dia balas bertanya, mengabaikan pertanyaan Jongin.

"Kecelakaan?"

"Kenapa kau tak memberitahuku kalau kau menyaksikan semuanya? Kau ada disana bersamaku saat Ibu meninggal, kan?" Akhirnya Krystal berbalik dan duduk, menghadap Jongin. "Berapa banyak yang kau sembunyikan dariku?"

"Soojung, dengarkan aku-"

"Kenapa kau tak menceritakan semuanya padaku? Semuanya sekaligus?" Krystal mencoba untuk tetap bicara dengan nada rendah. "Kenapa sangat sulit bagimu untuk mengatakan itu padaku? Kenapa selalu L oppa yang-"


"Kau bertemu dengannya?" Krystal bisa mendengar ada kemarahan dalam suaranya. "Kupikir kita sudah sepakat, Soojung."

"Aku perlu tahu kebenarannya," dia balas membentak. "Dan ternyata, hanya L oppa yang mau memberitahuku."

"Kau mengatakan apa yang dia ceritakan padamu adalah kebenaran?" Jongin menggertakkan gigi, menekan setiap kata. Hanya saat dia pikir mereka baik-baik saja, L menghancurkan semuanya. "Apa yang paman katakan padamu belum cukup?"


"Ayah berbohong padaku. Dia tak pernah mengatakan padaku soal kecelakaan itu. Kenapa aku harus percaya padanya?"

"Dia itu Ayahmu, Demi Tuhan!" Jongin benar-benar marah. Dia melempat tangan ke rambutnya dengan kesal. "Aku berjanji akan menolongmu dan kita butuh waktu untuk itu. Kenapa kau tidak bisa bersabar?" teriaknya. "Memang benar aku menyaksikan semuanya. Aku bersamamu dan ibumu saat kecelakaan itu terjadi. Aku selamat, ibumu meninggal, dan kau kehilangan ingatanmu. Hanya itu. Aku tak menyembunyikan apapun."

"Lalu kenapa kau tidak memberitahuku?" dia balas berteriak.

"Itu tak penting, Soojung. Aku melihat sebagaimana terlukanya kau saat kau terbangun di rumah sakit. Apa kau pikir aku akan membuatmu mengingat itu? Aku tak punya pilihan selain berusaha untuk tidak menyakitimu," Jongin meyakinkannya. Dia tak mengerti kenapa kecelakaan itu menjadi masalah besar. Krystal tahu kalau ibunya meninggal karena kecelakaan mobil. Tapi apakah dia dan Jongin juga ada disana atau tidak tak akan mengubah apapun. Krystal dan Jongin duduk di belakang. Mereka hanya kebetulan ada disana. Dan bukannya mereka yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi. Mereka hanya kebetulan menyaksikan itu terjadi.

"Ada apa?" Taeyeon dan Seulgi muncul di pintu kamar. Kedua gadis itu bisa mendengar suara teriakan dari kamar Krystal saat mereka selesai makan malam. Mereka bergegas ke sumber keributan saat tersadar kalau Krystal dan Jongin sedang bertengkar.


"Lalu kenapa L oppa membuatnya seolah itu sangat penting?" tanya Krystal dingin.

"Mana aku tahu!" Jongin menaikkan suaranya. Mengabaikan kedua saudaranya yang terkesiap. "Tanya pada dirimu sendiri kenapa kau mempercayai si brengsek itu!"

"Jangan berteriak padaku dan berhenti memanggilnga brengsek!" dia balas berteriak sekeras mungkin. Dia sangat marah dengan cara Jongin bicara padanya. Dia sudah lelah ber-argumen. Dia tidak bermaksud membela L. dia tak ingin Jongin berpikir kalau dia berada di pihak L karena dia tak mempercayai L sepenuhnya. Tapi sayangnya, kemarahan menguasai Krystal.

"Kau lebih mempercayai Myungsoo," simpulnya, merasa kalah. "Aku mengerti."


Dengan kesedihan yang kentara, dia keluar dari kamar Krystal, meninggalkan ketiga gadis itu disana. Krystal bisa mendengar suara langkah kaki Jongin saart dia menuruni tangga. Dia mencengkram seprai dan dadanya. Dia hanya bisa menangis karena rasa sakit di dada dan emosionalnya.

Sudden FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang