CHAPTER 5

2.2K 363 30
                                    

"Kau mau kemana, Soojung?" Jongin menggertakkan giginya saat bertanya pada gadis yang lebih muda itu terlihat mengemasi barang-barangnya.

Krystal sudah membuatnya sakit kepala selama dua minggu terakhir. Dia mengabaikan Seulgi saat makan siang dan memilih untuk bersama dengan teman yang tak mereka kenal. Dia selalu berusaha untuk melarikan diri setelah kelas berakhir namun gagal karena Jongin selalu berada di depan kelasnya sebelum dia bisa kabur. Dia bahkan berani tak masuk kelas, hanya demi menghindari Jongin. Yang terburuk, dia terlibat adu mulut dengan Seulgi dan berakhir dengan menyemburkan air ke wajah adik Jongin satu-satunya di hadapan semua orang. Dia bahkan membuat Jongin berseteru dengan L.

Seulgi adalah gadis manis dan baik. Dia biasanya tinggal bersama Taeyeon, tapi setelah Krystal kembali, dia lebih sering berada di kediaman Jongin. Dia ingin membantu Krystal beradaptasi, dia ingin kembali berteman dengan Krystal. Seulgi tak mengerti dengan pemberontakan Krystal. Setelah kejadian Krystal menyemburkan air ke wajahnya, Seulgi tak tahan lagi dan memilih kembali tinggal bersama Taeyeon. Melihat perbedaan sikap adik dan tunangannya, Jongin tak perlu bertanya siapa yang memulai.

"Aku keluar dari rumah ini," ucapnya, melempar asal pakaiannya ke dalam koper.

"Kau tak bisa melakukan itu," dia merebu pakaian dari tangan Krystal dan memasukkannya kembali ke dalam lemari.

"Kenapa tidak?" Dia kembali menarik pakaiannya. "Apa alasannya kali ini? Apa menyenangkan melihatku menderita di tanganmu?"

"Tak ada yang menginginkanmu menderita, Soojung," dia mendesah. "Apa masalahmu?"

"Kau! Aku muak padamu! Aku muak pada saudara-saudaramu! Aku muak tinggal di rumah ini!" Dia meledak, membanting pintu lemarinya dengan marah. Dia sudah muak dengan semua omong kosong tentang melindunginya yang sangat berlebihan. Mereka hanya ingin menahannya, untuk membuatnya menderita. "Kenapa kau tak membiarkanku pergi?"

"Soo-"

Jongin berjalan menjauhinya saat mendengar dering ponselnya. Dia bicara dengan Tuan Jung sambil tak melepaskan pandangannya dari tunangannya, khawatir ini dijadikan kesempatan bagi Krystal untuk melarikan diri. Setelah semua keributan yang dibuatnya selama ini, dia tampak rela melakukan apapun untuk menghindari Jongin. Tak lama setelahnya, dia menyodorkna ponselnya pada Krystal.

"Ayahmu ingin bicara."

Dia menyambar ponsel dengan kasar. "Halo, Ayah."

Jongin tak tahu apa yang Ayahnya katakan tapi dia yakin itu bukan hal bagus. Krystal berteriak dengan kesal saat bicara. Dan saat uan Jung mengakhiri panggilan, dia menatap Jongin tajam, sambil menunjuk-nunjuknya dengan ponsel. "Apa yang kau katakan pada ayahku, huh?"

Jongin tak tahu apa yang Krystal bicarakan. Dia hanya menyapa ayahnya, menanyakan kabarnya. Dan Krystal seenaknya menuduhnya berada dibalik apa yang ayahnya lakukan. "Percaya atau tidak, aku tak tau apa yang sedang kau bicarakan."

"Dia memblokir semua kartuku!" Teriak Krystal. Beruntung tak ada seorangpun berada di rumah. Teriakannya sangat keras, hingga Jongin perlu menahan diri untuk tidak menutup telinganya.

"Aku tak tahu kenapa ayahmu melakukan itu," Jongin mencoba untuk menenangkannya. Tekanan berlebihan tak akan baik untuk jantungnya.

"Lalu bagaimana aku bisa membeli apartemen tanpa kartuku!" Itu bukan pertanyaan. Dia menuduh Jongin memberitahu ayahnya tentang keinginannya untuk keluar dari rumah Jongin.

"Kalau kau akan menggunakan kartumu untuk itu, aku senang ayahmu memblokirnya," ucapnya sarkastik. "Ayahmu mengenalmu dengan sangat baik."

Tiba-tiba Krystal melempar ponselnya ke dindin dengan keras, lalu terbelah saat mendarat di lantai. Tidak diragukan lagi ponsel itu rusak. "Fuck you, Kim!"

Sudden FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang