Chapter 2

257 25 1
                                    

Yang diatas tuh yang ganteng sama cantik itu visualisasinya Aroon sama Aquene cocok kan guys.
----------------------------------------------

Saat ini aku sedang berada di mobil,menghadap kearah jendela untuk menghilangkan kepenatanku.Rasa rinduku kepada Momy dan Dady tidak bisa dibendung lagi,akhirnya aku berinisiatif untuk menelepon Mom.

Pada deringan satu tak ada jawaban,sampai pada deringan ke enam panggilanku pun akhirnya dijawab.Dengan wajah berseri-seri aku menyapa Mom diseberang sana."Hallo Momy...Quen sangat merindukanmu."teriak ku kegirangan.

"Maaf Quen Mom sedang sibuk,nanti Mom telepon lagi sampai jumpa jaga dirimu ya
Tut..tut..."ucap Momy seraya memutuskan sambungan telepon.

Aku menangis dalam diam hatiku terluka.Aku merasa menjadi anak yang tak dinginkan momy dan Dady,aku tak menginginkan jawaban seperti itu dari Momy.Aku ingin dia juga merindukanku sama seperti aku merindukannya,apa aku tak berarti untuknya.

***
Kulangkahkan kaki ku menuju kelas,disepanjang koridor banyak sekali murid lelaki
yang menyapaku.Aku tidak heran dengan semua itu.Bahkan banyak diantara mereka yang dengan sukarela mau membawakan tasku.Tak terkecuali Justin,kakak kelasku yang terkenal tampan tapi tidak bagiku.

"Aquene mari kubawakan tasmu ini pasti berat."kata Justin bersemangat.

"Tidak Jus aku bisa membawanya sendiri,aku belum setua nenek nenek bungkuk sehingga untuk membawa tas saja tidak bisa.Sebaiknya kau bawakan saja tas Maria."ucapku mengejek Justin sambil menunjuk Maria,anak berkacamata yang sedang sibuk membaca buku di bangku koridor.

Seketika koridor sekolah riuh oleh suara anak anak,ada yang tertawa ada juga yang mancaci perilakuku yaitu para fans club Justin.

Kulihat wajah Justin memerah,entah itu menahan malu atau menahan marah aku tak peduli."Buang buang waktu saja,lebih baik aku mengulang pelajaran yang semalam aku pelajari."ucapku dalam hati sambil berlalu melewati Justin.

"Lihat saja kau Aquene Smith,suatu hari kamu pasti akan bertekuk lutut kepadaku!"teriak Justin yang langsung membuatku menghentikan langkah kakiku.

Aku berbalik kearahnya lalu mencibirnya."Hei Justin kau jangan bermimpi,seorang Aquene tidak pernah dan tidak akan pernah bertekuk lutut kepada seorang Justin yang bertampang seperti hulk!"kataku sambil memcembungkan pipiku,dan melangkah meninggalkan Justin yang mengumpat dibelakangku.

Aku yakin saat ini mukanya pasti merah seperti kepiting rebus, akibat aku permalukan.Sebenarnya aku kasihan tapi mau bagaimana lagi,Justin orang yang terlalu percaya diri.Karna terlalu banyak gadis gadis disekolah ini yang memujanya,sebagai seorang Aquene aku harus menyadarkanya sebelum dia bertindak melewati batas.

***

~kring...kring..~

Bel istirahat berbunyi,kumasukan semua alat alat tulis ku kedalam tas."Fiuhh hari yang melelahkan."ucapku sambil mengelap keringat yang membanjiri keningku.

"Dorr!!!"teriak suara dibelakangku yang sukses membuatku hampir terloncat dari bangku.

Secara reflek kutolehkan kepalaku untuk melihat siapa yang membuatku terkejut setengah mati.

Broken Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang