chapter 9

89 12 5
                                    

Untuk yang chapter 9 maaf kurang bagus soalnya authors lagi kehabisan ide
™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™™

-Impas-

Aquene pov

Kulangkahkan kaki jenjangku menuju kelas,tak ada semangat untuk hari ini aku masuk sekolah. Semangatku menguap bersamaan dengan kepergian Aroon.

+Bruak!!+
Aku jatuh terduduk dilantai setelah seseorang menabrakku,lututku terasa sangat perih dan juga kepalaku tiba tiba saja pening.

Aku memejamkan mataku untuk menekan rasa sakit yang sangat luar biasa dikepalaku dan rasa perih dilututku.

Aku tersentak kaget,seseorang menyentuh bahuku.Dengan terpaksa aku membuka mata,sekelilingku buram sehingga aku memicingkan mata supaya bisa melihat siapa yang menepuk bahuku.

"Are you oke?!"tanyanya,aku hanya mengangguk,masih dengan memegang kepalaku,yang seperti membawa beban yang sangat berat."I am sorry,aku buru buru tadi sampe nabrak kamu!"lanjutnya panik.

"Tidak apa apa."kutarik ujung bibirku sehingga membentuk sebuah senyuman simpul,agar dia tidak terlalu merasa bersalah.

"Astaga lututmu berdarah,ayo ikut aku ke UKS."katanya sambil membantuku berdiri.

Dia memapahku dan disepanjang jalan menuju UKS,aku mendapatkan tatapan tak suka dari teman temanku khususnya yang wanita.Bahkan ada yang terang terangan menyindirku.

"Well,kali ini pacar siapa yang lo rebut?"kata Shimi sambil menyilangkan tangan didepan dada.

Aku hanya diam tak menjawab,jangankan untuk berbicara untuk berdiri saja rasanya aku hampir limbung.

"Kuperingatkan saja ya,kau jangan terlalu dekat sama dia.Wajahnya saja yang polos,tapi hatinya busuk!Hati hati saja deh."kata Shimi agak berbisik.

"Ini kan hidupku kenapa kamu yang jadi sutradaranya?!"ucap pria itu dingin.Yang membuat Shimi berdiri mematung,mulutnya terbuka namun tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya.

"Ayo jalan lagi."katanya sambil masih memapahku.

***

*Di Uks*

Tak ada satupun perawat yang berjaga di uks biasanya ada satu dua perawat tapi kemana sekarang perawatnya?

Aku duduk di pinggiran ranjang masih dengan mengaduh karna rasa perih yang tak terkira dilututku,dan lelaki itu juga mengikutiku.

"Sakit sekali!"kataku.
"Angkat kakimu coba aku lihat seberapa parah lukamu."

Aku mengangkat kakiku lebih tepatnya melipat kakiku sampai lututku berada tepat didepan matanya(jangan berpikiran buruk dulu ya,sekarang aku sedang memakai baju olahraga jadi nggak bakal keliatan kok gegege-,-aku tau kok kalo kalian semua itu omes(otak mesum))

"Lukanya tidak dalam,cuman sedikit tergores saja.Aku akan mengambil p3k tunggu ya."katanya sambil beranjak menuju lemari penyimpanan obat.

Tak berselang lama,dia kembali dengan menenteng sebuah kotak putih yang kuyakini sebagai kotak p3k.

Dia menuang sebuah cairan putih pada sebuah kapas."Mungkin rasanya agak sedikit perih,kalau kau mau kau bisa meremas lenganku kalau terasa sakit."katanya sambil tersenyum lembut.

Broken Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang