Baekhyun meraba-raba kasur queen size miliknya dengan mata yang terpejam rapat.
Gadis itu masih berada di alam bawah sadarnya kala ia mencari-cari guling kesayangannya. Finish! Baekhyun berhasil menemukan guling itu yang ternyata berada didekat kakinya. Pantas saja susah dicari, pikir Baekhyun dalam keadaan setengah sadar.
Baekhyun memeluk guling itu dengan erat seraya kembali masuk kedalam mimpi indahnya. Tanpa mengetahui bahwa kelakuannya tadi dilihat oleh seseorang yang masih betah berdiri diambang pintu kamarnya dengan kekehan gemasnya.
"Dasar pemalas!" Ujar seseorang itu pelan seraya berjalan masuk kedalam.
Segera ia sibak tirai kamar yang masih betah menyembunyikan sinar matahari yang sehat pagi ini. Membuat gadis yang tengah bermimpi itu mengerang tak suka akibat sinar matahari yang mengganggu tidurnya. Segera Baekhyun sembunyikan wajahnya dibalik guling guna menghindar dari sinar matahari.
"Hei! Bangun pemalas!" Kata seseorang itu seraya memukul-mukul pundak Baekhyun pelan.
"Hmmm.. lima menit lagi, Bi." Gumam Baekhyun terendam dibalik guling.
"Bi? Aku bukan bibi Jung yang dengan senang hati membangun kan mu, Byun. Lagi pula aku ini lelaki, bodoh." Kesal lelaki itu tak terima jika dirinya dianggap seperti perempuan.
Tak ada sahutan dari gadis yang kini tengah kembali ke dalam mimpinya itu. Membuat lelaki itu dengah susah payah menahan diri agar tidak segera berlari kedalam kamar mandi dan menyiram gadis itu dengan air.
"Tidak mau bangun juga? Yasudah aku kembali ke Beijing saja kalau seperti itu." Ancam lelaki itu hendak pergi keluar.
Beijing? Pikir Baekhyun setengah sadar.
Aha! Gadis itu segera bangun dengan posisi duduk dan mata melotot yang mana membuat langkah lelaki tadi berhenti diambang pintu.
"Jaemin!" Pekik Baekhyun kala nyawa nya sudah berhasil terkumpul.
Lelaki yang dipanggil Jaemin itu tersenyum miring, "Ternyata ancamanku berguna juga." Ucapnya seraya berjalan menghampiri Baekhyun.
Baekhyun segera berdiri dan menubruk tubuh lelaki itu sangat erat. Membuat sang korban terkekeh akibat sifat manja Baekhyun yang muncul setiap kali bersamanya itu. Bukannya melepaskan pelukan tersebut, Baekhyun malah semakin mengeratkan pelukannya.
"Astaga! Aku tahu kau begitu merindukanku. Tapi, bisakah kau segera melepaskan pelukan ini? Aku hampir mati." Celoteh Jaemin seraya berusaha melepaskan diri dari pelukan erat Baekhyun itu.
Baekhyun yang tersadar akan kelakuannya itu pun segera melepaskan pelukan itu dengan kekehan ringan. Ia hanya merasa senang sekali pagi ini. Apalagi dengan sosok lelaki yang membangunkannya ini. Lelaki yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.
"Kapan kau tiba?" Tanya Baekhyun seraya duduk dipinggir kasur.
Jaemin pun melakukan hal yang sama, "Semalam." Jawabnya singkat.
"Lho? Bukankah kau bilang akan tiba kemarin pagi? Pembohong. Tak tau kah kau kalau aku sampai lelah menunggumu kemarin?" Kesal Baekhyun kala mengingat dirinya yang lelah akibat menunggu kedatangan Jaemin kemarin.
"Oh ya? Kau menungguku? Wah~ aku jadi tersanjung. Sangat rindu kah kau padaku?" Tanya Jaemin dengan nada yang menggoda Baekhyun.
"Tentu saja, bodoh. Bagaimana mungkin aku tak merindukan pengawal kecilku ini, eoh?" Baekhyun balas menggoda Jaemin atau lebih tepatnya mengejek lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Yes [CHANBAEK]
Fanfiction[COMPLETED] Perjodohan? Baekhyun pikir, perjodohan itu hanya ada di drama-drama yang sering Eomma nya tonton. Tapi... Baekhyun mengalaminya. Dan dia tidak pernah berpikir akan jatuh cinta dalam waktu yang singkat pada pria yang dijodohkan dengannya...