Chapter 4

43.9K 1.6K 6
                                    

Raihan's POV

Gak gue sangka kakak kelas yang gue idolakan dulu ternyata adek nya contrast banget sama dia. Sifat nya nyebelin abis. Tapi gimanapun juga dia adeknya kak Putra jadi gue harus respect.

Pas gue masih umur 11, gue satu klub basket sama kak Putra. Di pertandingan pertama gue,tim gue udah ketinggalan banyak poin dan rasanya ada yang gak beres sama lutut gue. Perasaan gue udah mau nyerah. Paramedic bilang gue gausah main lagi karena lutut gue sedikit dislokasi. Tapi disisi lain, gue masih mau main. Rasanya salah kalo di pertandingan pertama gue langsung cedera dan ngga main gini? Gue pengen minta main lagi tapi takut dimarahin dokternya.

"RAIHAN LO NGGA KENAPA-NAPA KAN?" Kata kak Putra.
"Iya gue ga-"
"Engga dia gaboleh main." Kata dokternya .Kak Putra langsung marah-marah dan memohon supaya gue ikut main.
"Lo masih kuat kan?" Tanya kak Putra.
"Masih kak, gue juga masih pengen main."
"AYO MAIN! Ini tahun terakhir gue main sama lo! Yakali berakhir kayak gini." Kata dia sambil duduk disamping gue.

Bel tanda break selesai dibunyikan dan gue langsung narik tangan kak Putra.

"Ayo kita selesaiin." Ucap gue dengan semangat. Kak Putra langsung senyum dengan lebar dan kita main.Walaupun gue harus menahan rasa sakit lutut gue, gue tetap bangga karena gue bisa menyelesaikan pertandingan yang akhirnya kita menangkan. Apalagi, pas detik-detik terakhir gue yang shoot. Pokoknya sejak hari itu, gue benar-benar mengidolakan kak Putra. Gue inget banget pas pertandingan itu, adeknya kak Putra dateng dan turut nyemangatin dia. Sumpah suaranya cempreng dan nyebelin abis. Sekarang nyebelinnya aja yang tinggal diatasi. Selain itu sih, dia udah lumayan.

Kanya's POV
Gue lagi makan di kamar dan tiba-tiba abang gue nerobos pintu kamar gue. "Astaga bang selo kek." Gue langsung menyelamatkan sepiring nasi goreng gue. Dia mencari sesuatu diatas meja belajar gue dan gue memutuskan untuk menanyakan hal yang terus berputar di pikiran gue sejak tadi siang.

"Bang, kok lo deket sama kak Raihan?"
"Lo tau gaksih Raihan itu yang mana dulu??"
"Hah? emang gue pernah ketemu dia?"
"Itu loh yang lu teriak-teriakin dia pas main sama gue di pertandingan basket gue terakhir pas SMP!"
"Haah?! Demiapa itu dia? Kok beda banget."
"Beda gimana? Tambah ganteng?" Kata dia sambil masang raut muka mengejek gue.
"Dih apaan sih bang."
"Udah ngaku aja. Lo dulu suka sama dia kan?"
"Yekali." Sebenarnya..first love gue.
"Terserah dah." Ketika dia mau keluar kamar,gue teriak, "TAPI MASA DIA SEGANTENG ITU SEKARANG?"
"Yeh elu, bener kan apa kata gue."
"Tapi masih gantengan lo kok bang, hehe."
"Iyalah, gue mah gabisa ditandingi." Gue langsung menghantam dia dengan bantal.

Malam nya, gue siap-siapin keperluan buat besok. Setelah itu, gue cek twitter dan ada direct message dari Akbar. Astaga.. nih orang bisa aja sih bikin ngefly malem-malem. Ganyangka tiga tahun yang lalu gue cuma bisa ngeliatin dia dari jauh dan sekarang bisa jadi deket gini sama dia.

Akbar: lo besok bawa buku banyak gak?
Kanya: bawa buku tulis aja paling 3 dan binder
Akbar: oh yaudah..btw besok gue duduk sama lo lagi yaa.

Gue langsung lompat lompat diatas kasur dan guling-guling. Rasanya pengen gue jawab "gue gabakal bosen duduk sama lo.tiga tahun pun boleh." Tapi harga diri gue mau di bawa kemana?

Keesokannya, gue ke sekolah diantar abang. Pas lagi nunggu mobil mengantri ngedrop orang, di depan mobil abang gue itu ternyata Akbar. Dia turun mobil dan ada kepala anak cewek nongol dan teriak "Daa kak!" Balas dia melambai. Gemes banget.

"Bang gue turun sini aja." Pinta gue.
"Itu yang kemaren ya? Eeaaaa"
"Berisik lo ah! Bye." Gue membuka pintu mobil dan menyusul Akbar.

Ketika udah di koridor dan mendapatkan sosoknya, langsung gue panggil.
"Akbar!!"
Dia menoleh ke sumber suara di belakangnya, "Eh udah dateng lo."
"Tadi ada adek lo ya?"
"Iya haha liat aja." Dia ngomong sesuatu lagi tapi mata gue tertuju ke 2 orang lain.
"Iih kamu apaansih" Kata si cewek sambil melepas genggaman tangan Raihan. "Yee becanda sayang." Kata dia sambil mau meluk. Gue tiba-tiba ada perasaan gaenak ngeliatnya dan langsung memalingkan pandangan ke tempat lain.

"Nya?" Suara Akbar menyadarkan dari lamunan gue. "Hah ya?" Jawab gue dengan muka paling dongo.
"Gimana menurut lo?"
"Gimana apaan?" Dia langsung nunduk dan ketawa dengan senyum manis nya itu.
"Ngeliatin si Raihan ya? Caelaah"
"Ha?? Ngga kok haha." Gue sama Akbar jalan ke kelas tapi sepanjang perjalanan itu gue nunduk dan berbagai pikiran pun muncul di kepala gue. Tadi Raihan kan sama pacarnya? Kok unyu banget. Eh, tapi kok gue gatau dia udah punya pacar? Sangkain gue masih jomblo. Lah ngapain coba gue mikirin dia..duh udah ah Nyaa.."

"Woy Nya?"
"Ha? Iya?"
"Lo kenapa dah dari tadi kayaknya ngga dengerin gue ngomong?"
"Gak ada apa-apa kok."
"Oh..yaudah." Lalu dia langsung pergi ke kelas temennya. Gue rasanya mau nampar diri sendiri. Kenapa jadi ngga fokus gini? Mana ditinggal lagi sama Akbar.


"Oy kok bengong?" Gue kaget karena tiba-tiba di tepok sama Alara.
"Eh udah dateng lo."
"Belahan jiwa lo mana?"
"Hah siapa?"
"Aduh neng, you know damn well who I'm talking about"
"Gausah sok tau lo ah ra."
"Eh mau temenin ke toilet gak?" Ajak dia.
"Ayok, gue bosen disini."

Akhirnya kita kebawah dan gue nungguin dia. Pas kita keluar toilet, gue ngeliat kak Raihan lagi jalan di koridor sambil liatin hp. Alara langsung menyenggol-nyenggol gue dan gue jalan dengan cepat supaya gak dilihat sama Raihan.
"Nya" kak Raihan narik tangan gue.
Sial, bisik gue dalam hati, sedangankan Alara udah menahan tawanya.
"Lo masih di kelas kemaren gak?"
"Masih"
"Oh kirain. Soalnya ada yang diacak gitu." Seketika gue mendenger kata-kata itu, gue langsung cemas karena takut Akbar pindah kelas. Gue langsung menarik tangan Alara dan ke depan sekolah untuk melihat papan nama. Di depan udah rame banget kayak antri daging kurban.

Gue melihat daftar nama kelas gue dan.. NAMA AKBAR NGGA ADA!!

Yakali gue gak akan sekelas sama Akbar di masa SMA gue ini! Ini satu-satunya kesempatan gue bisa dekat sama dia, dan kemudian.. hilang begitu aja. Aduh gue langsung lemes..

MASA BAKAL BERAKHIR NGENES GINIII?!! 

DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang