Chapter 40

35K 1.2K 26
                                    

Akbar's POV

Suara ketawa abangnya Kanya terdengar dari ruang makan.

"Kanya,kamu tolong cek abangmu itu kenapa ya?" kata Ibu nya Kanya. "Siap Ma." Jawab Kanya semangat dan meninggalkan gue dengan tatapan dari 3 pasang mata wanita-wanita ini. Sialan.

"Hmm ini masakan tante enak banget ya seperti biasa. Aku heran deh," kata gue setelah menyendok sesuap nasi dan rendang sambil memasang ekspresi seperti orang yang udah gak makan enak berapa lama. Tapi ini asli rendang aja enak banget.

"Haha syukurlah..Tante seneng kalo kamu suka. Makanya tante selalu bungkusin makanan buat kamu," jawab Tante Mirda.

"Aduh mba maaf ya Akbar jadi nya yang abisin masakan mba Mirda yang harusnya buat sekeluarga," kata nyokap gue sambil memegang pundak gue.

"Gapapa lah. Kami juga cuma bertiga kok." Selama tante Mirda bercerita, gue menggunakan kesempatan ini untuk ngomong ke Jihan.

"Jih,tolong ya jangan recet malam ini aja." Pinta gue dan dia mengacungkan jempolnya. Kanya akhirnya balik sama Putra dan duduk kembali. Makan malam pun berlanjut dengan tenang dan ngga ada pertanyaan-pertanyaan memalukan dan Jihan juga gak bawel lagi.

"Tante Mirda? Boleh numpang ke toilet gak?" Kata gue sebelum nyokap pamit pulang.Tapi kayaknya dia mau bantuin tante Mirda buat bersih-bersih juga sih.
"Boleh..kamu tau kan dimana?"
"Ah..Engga tante hehe" Iyalah gue gatau. Gue selalu di kamar Kanya dan disana udah ada toiletnya.
"Biar aku yang anterin aja Ma." Kata Putra dan akhirnya gue ikutin dia.
"Bar..Nyokap lu gatau kalo lo sempet sama Kanya?" Tanya Putra setelah melirik ke belakang,memastikan ngga ada yang ikutin.
"Engga, si Jihan tau nya malah beneran."
"Hahaha aduh siap-siap yak di introgasi. Kanya juga kali tuh nanti."
"Wah jangan sampe." Gue akhirnya masuk ke toilet dan Putra katanya balik ke ruang tamu. Setelah melakukan bisnis gue, gue ngeluarin hp karena kebiasaan dan gue baru inget kalo dari tadi sebelum makan malam,gue lagi chat sama Tamara.

Tamara: baar?
Akbar: duhh sorry2 lagi di rumah kanya nih haha

Gue membuka pintu toilet dan hp gue geter lagi,menandakan Tamara bales.

Tamara: hah kanya siapa?

Salah ngomong banget.

Akbar: anak temen nyokap

Gue sambil jalan balik ke ruang tamu sambil nunggu balesan dari Tamara. Dia hari Minggu udah balik lagi ke London dan gue pengen ke bandara untuk mengantar dia pergi lagi.Soal balikan,gue masih bimbang. Dia keliatannya juga masih mengharapkan gue. Seneng sih seneng tapi gue gasiap untuk berkomitmen lagi. Dan ini juga ldr sama dia kalau jadi.

Kanya sama Rio bilang gausah balikan. Pak Ipul juga gak ngedukung.

TAPI YANG MAU BERHUBUNGAN KAN GUE , KENAPA MEREKA YANG GASUKA?

"Makasih banyak ya Mba." Kata nyokap ke tante Mirda dan Jihan bersalaman. Kanya dan Putra juga udah disitu.
"Makasih ya tante." Ucap gue setelah gantian salaman sama Jihan. "Iya sama sama Akbar. Kamu sering-sering aja kesini bantuin Kanya belajar."
"Hahaha iya tante." Gue dan Putra akhirnya tos. Tadinya mau meluk Kanya tapi terlalu banyak mata disini. Akhirnya gue lambaiin tangan aja dengan canggungnya, Kanya aja hampir ketawa.

Kita bertiga akhirnya pulang dan nyokap yang nyetir. Pas di perjalanan,nyokap tiba-tiba nanya,

"Bar, Kanya anak nya baik baik aja kan?"
"Iya lah Ma."
"Kasian juga sih sebenarnya temenan sama kamu"
"KOK GITU?"
"Kamu suka ajak jalan terus, kan menyesatkan"
"Kasian lah dia dirumah ngga ada yang ajak jalan. Lagian kalo ke rumahnya aku juga suka ajarin Matematik kok." Gue pelan-pelan nengok ke belakang dan untungnya Jihan udah tepar. Bagus. Ngga ada yang bisa comel lagi.
"Oh yaudah bagus. Mama bangga deh sama kamu. Sekarang udah mulai peduli sama orang. Apalagi sama Kanya yang pas baru masuk langsung deket gitu."

DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang