Chapter 21

31.7K 1.1K 12
                                    

Kanya's POV

Aduh masa gue naik taksi? Entar nyokap rebut. Yaampun gue kenapa sebodoh ini? Mana udah jam 9. Gue memberanikan diri untuk ke lobby untuk mencari taksi dan mata gue melihat semua orang lagi pacaran. Ini nih yang ngga gue suka dari malming di mall. Tapi ada satu sosok yang gue kenal banget dan dia yang bikin gue sengsara. Gue menarik nafas dan mungkin menyesali perbuatan gue. Gue jalan mendekati dia dan menepuk pundak dia.

"Lah? Lo ngapain disini?" Tanya Raihan.
"Pacaran." Jawab gue datar
"Ooh." Jawab dia tersenyum, "seneng-seneng dulu ya sebelum harus mutusin dia?" Ledek dia.
"Udah putus kok" Jawab gue santai dan dia terdiam. "Gue boleh nebeng pulang gak?" Tanya gue dalam satu hembusan nafas.
"Lo mutusin dia tadi? Abis pacaran?" Tanya Raihan.
"Iya" jawab gue datar.
"AHAHADUH NYAA" Raihan memegang perutnya dan tangan kanan nya megang pundak gue.
"Boleh gak?" Tanya gue karena udah malu banget.
"Iya iya ayo. Untung Talia udah balik. Udah yok buru sebelum ada yang liat." Raihan menepuk pundak gue dan kita menuju basement.
"Gue baru putusin Talia." Kata dia tiba-tiba. "Abis pacaran juga?" Tanya gue.
"Yaaa gitu deh." Kata dia sambil menyalakan mobil. Raihan yang nyetir, oke... Ada beberapa banyak faktor yang bisa menambah kegantengan cowok sebenarnya.
"Hah ngikutin gue lo." Jawab gue sok santai.
"Elah lu udah nebeng juga, baik-baik dikit napa."
"Yaya maaf kakak Raihan." Jawab gue sambil ngeliatin dia tanpa henti.
"Ngeliatin mulu? Ngefans lu."
"Pengen banget kali."
"Eh lu udah punya pacar kakak kelas jadinya?"
"Haha udah lah."
"Hah? Gila lo baru putus langsung dapet? Boong lu."
"Lo pikir gue gak laku? banyak kali yang mau sama gue"
"Gue juga mau." kata dia pelan seakan gue ngga denger dia.
"Gue denger tau."
"Ya mau gimana lagi? lo udah taken."
"Cowok kok ngekode? Tembak dong." Gue ngomong apa sih? Gila gue sekarang udah berani kayak gini.
"Gak mau jadi pho ah"
"Haha iya deh." Kata gue sambil tetap mainin hp dan Raihan menyetir dengan hati-hati. Setelah 20 menitan di jalan, kita akhirnya sampai di jalan depan rumah gue.

"Nya...Itu mobil abang lo bukan?" Tanya dia pelan dan menunjuk ke sebuah mobil yang lagi masuk gerbang rumah gue. "Oh iya......"
"Ngumpet dulu?"
"Iya deh." Jawab gue dan dia memundurkan mobilnya sedikit. Setelah 2 menitan, Raihan memajukan mobilnya ke depan pagar rumah gue. "Makasih ya." Kata gue sambil membuka sabuk pengaman. "Ya." Jawab dia singkat dan gue keluar mobil dia. Gue melihat abang gue masih nelfon di depan teras. Tahunya pagarnya udah di gembok sama abang gue. Gue memutuskan untuk teriak aja.

"ABANG BUKAIN PAGAR OY!"

"Lah elu kok diluar? Iya iya tunggu." Akhirnya abang gue membukakan gemboknya.. "Abis dari mana lo?" Tanya dia.
"Jalan sama Akbar."
"Kok malem banget?"
"Namanya juga malming." Jawab gue lalu masuk seketika pagar nya di buka. Tiba-tiba, mobil yang tadi gue tumpangi mundur dan parahnya, malah buka kaca.
"Nya." Panggil Raihan.
"Lah ngapain lo?" Tanya gue sambil ke depan kaca yang dia buka.
"Ini kunci punya lo bukan?" Tanya dia sambil memperlihatkan kunci familiar.
"Hmmm iya.. Makasih." Jawab gue lalu mengambil dari tangan dia dan ngelirik ke abang gue yang melihat gue dan Raihan dengan muka bingung.
"HEH NYA! Kok jadi sama Raihan? Katanya sama Akbar?" Mampus gue.
"Eh Putra..." Muka Raihan jadi pucet,"Nya gue duluan ya." Dengan itu, Raihan langsung melaju membawa mobilnya. Gue pelan-pelan membalik badan ke Abang gue yang mukanya udah serem.

"Gue bisa jelasin." Tutur gue dan kita masuk rumah.
"Kanya? Kamu kok malem banget sih?" Kata Mama dengan nada cemas.
"Yang penting aku selamat kan?" Kata gue dengan senyum polos.
"Tapi kenapa sampai malam begini? Itu tadi diantar Akbar?" Tanya Mama dan abang gue memerhatikan setiap gerak-gerik gue.
"Iyaa."
"Itu tadi Akbar?" Tanya Abang gue nyolot.
"Bukan,itu supirnya." Kata gue boong dan abang gue langsung ketawa maksa seakan gue boong. Emang boong sih.
"Bang, ke kamar gue deh ada yang ketinggalan kayaknya." Gue menarik tangan abang gue dan menuntun dia keatas. Setelah gue membuka kunci kamar,abang gue nyelonong masuk dan duduk di kasur gue.

DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang