Author POV
"Ayo cepetan, ikut gue." ucap Rafel yang tiba - tiba berdiri dan menggeret tangan Daniel. Daniel menghembuskan nafasnya dengan kasar.
'Ini kenapa lagi nih bocah?ada apaan coba?' batin Daniel yang langsung mengikuti Rafel karena pergelangan tangannya digenggam kuat oleh Rafel.
"Sini cepetan, geser - geser." ucap Rafel sambil bersembunyi dibalik bangunan toko.
"Lo kena-..." ucapan Daniel yang terpotong dengan Rafel.
"Ssttt... Diem deh, ntar gue critain." ucap Rafel yang sekarang kepalanya sudah menyembul untuk mengintip.
"Lo ngintipin orang beli perhiasan? Lo pengen?" tanya Daniel yang dihiraukan oleh Rafel.
'Iya, itu beneran si nenek lampir ama selingkuhannya. Gue harus ambil bukti nih buat ngasih tau papa.' batin Rafel yang melihat ibu tirinya sedang membeli kalubg bersama dengan seorang laki - laki.
"Kamaera, kamera. Mana?" tanya Rafel yang kepalanya masih berkonsentrasi dengan ibu tirinya.
"Apa sih kamera kamera? Gajelas, lo pengen kamera? Apa perhiasan?" tanya Daniel yang memang tidak mengerti apa - apa. Rafel memutar badannya ubtuk menghadap kearah Daniel.
'Deg'
Tubuh mereka sangat dekat hingga tidak ada jarak yang tersisa. Mata mereka saling bertatap dalam beberapa detik.
"Eh, emm... Itu, kamera iya kamera. Pinjem." ucap Rafel sedikit salting setelah kembali sadar dalam dunia nyata. Daniel mengernyit bingung dan setelah itu mulutnya membentuk huruf 'o', lalu mengambil handphone-nya.
"Nih," ucapnya sembari menyerahkan hp-nya kepada Rafel.
"Eh iya, makasih, pinjem bentar." ucap Rafel sambil membuka handphone Daniel.
"Lo mau liat chattingan gue apa gimana sih?" tanya Daniel yang melihat Rafel membuka aplikasi Whatsapp bukan kamera. Rafel menepuk jidatnya dengan keras sampai membuatnya meringis.
'Bego, kenapa otak ama tangan gak sinkron sih. Ngapain juga gue buka whatsapp. Butuh aqua gue.' batin Rafel.
"Salah pencet, abisnya kamera ama whatsapp deketan." ucap Rafel membela dirinya sendiri dan langsung membuka kamera.
'Perasaan kamera ama whatsapp jauh deh. Nih anak butuh pertolongan khusus kayaknya.' batin Daniel yang melihat kebodohan Rafel.
"Pass-nya paan nih? Buru! Keburu ngilang tuh orang." tanya Rafel ketika membuka aplikasi kamera tetapi di password oleh pemiliknya.
"999" jawab Daniel.
"Gampang banget." ucap Rafel yang langsung berbalik untuk memfoto ibu tirinya. Tetapi sosok itu sudah menghilang.
"Lo mau foto apa?" tanya Daniel yang ikut mengintip.
"Bodo! Nih handphone lo!" ucap Rafel yang kesal sambil mengembalikan handphone Daniel. Daniel menerimanya dengan tatapan bingung dan melihat kepergian Rafel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku dan Sahabatmu
Teen FictionCerita cinta masa SMA yang tak terlupakan. Mereka terjebak di dalam permainan mereka sendiri. "Gue suka ama lo," ucap seorang perempuan yang kini berdiri dihadapan lelaki yang berbadan tinggi. 'Deg' 'What the...? Apa gue mimpi? Oksigen mana oksigen...