19

48 2 2
                                    


"Mampus! Ini pasti si Alaric. Gue harus apa astaga. Merinding gue dipeluk orang ganteng. Save me God!!!" batin Rafel berteriak.

Masih belum menyadari bahwa Rafel adalah bukan orang yang ia kira, lelaki itu langsung membalikkan tubuh Rafel dan memeluknya. Ia mendekatkan wajahnya pada Rafel dan tiba-tiba...

"Honey?" ucap seorang perempuan yang tiba-tiba datang di belakang lelaki itu.

Lelaki itu langsung membalikkan badan dan terkejut. Dengan memanfaatkan situasi Rafel berlari menuju pintu ia masuk tadi. Alex yang berdiri di dekat petugas bernama Ed itu ikut berlari setelah Rafel berteriak 'Run!' sambil menenteng banyak sekali tas belanja yang entah apa isinya.

Tak tahu mengapa, tak ada satu pun petugas yang mengejarnya. Mereka segera pergi dari tempat tersebut dan langsung menuju ke stasiun MRT yang berada tak jauh dari sana.

"Lo tunggu sini dulu," ucap Alex yang meninggalkan Rafel duduk dan membeli minuman.

"Nih, minum dulu,"

"Thanks. Lo bawa apa aja anjir? Baru ngeh gue kalo Lo bawa tas belanjaan segini banyaknya. Hahaha," ucap Rafel sambil melihat tumpukan tas belanja yang Daniel taruh di bawah.

"Haha itu gue tadi mau boker gak jadi. Trus ambilin barang-barang yang gue dan lo pengen. Oh iya, ini tadi dari bapak-bapak petugas," ucap Alex sambil menyerahkan satu tas belanja berwarna hitam yang berisikan puluhan dompet yang hampir mirip dengan milik Rafel.

"Gilak! Ini kenapa banyak banget dompetnya?"

"Tauk. Coba lo cek, kali aja ada dompet lo,"

Rafel mulai mengambil satu persatu dompet yang ada dalam tas tersebut.

"Gimana?"

"Gak ada," ucap Rafel lesu.

Melihat hal itu, Alex mencari cara agar Rafelnya kembali tersenyum.

"Emm, gimana kalo lo cobain dulu nih baju sama sepatu yang gue ambilin tadi," ucap Alex sambil mengangkat 2 tas belanja sambil tersenyum lebar.

Rafel langsung tersenyum dan pergi ke toilet untuk berganti baju sebab keberangkatannya masih kurang 45 menit lagi.

Di sisi lain Daniel yang baru saja bermain basket duduk di.pinggir lapangan sambil mengusap peluh keringatnya. Ia pergi ke kamar mandi untuk berganti baju karena kaosnya basah.

Saat keluar kamar mandi, ada benda terjatuh dan ternyata itu adalah kunci mobil Rafel. Ia memandangi kunci mobil milik Rafel. Seketika ia teringat pemilik mobil tersebut.

Ia meraih ponselnya yang berada di dalam tasnya dan mengetuk ikon aplikasi LINE. Ia melihat barangkali Rafel mengunggah status untuk mengetahui keadaan Rafel. Dan hasilnya nihil. Tak berhenti di sana, Daniel membuka aplikasi WhatsApp dan tak ada kontak Rafel di kolom status. Akhirnya Isa membuka Instagram dan taraa akun Rafel langsung terpampang di beranda. Rafel mengunggah foto baru pada feeds Instagram miliknya. Dalam foto tersebut menampakkan Rafel dengan setelan kasual berada di dalam MRT dengan caption sebagai berikut:

'Hampir mati🥴
📸 By Alexx'

Seketika Daniel merasa lega karena ia masih tidak percaya dengan si Bule abal-abal, Alex, yang sedikit aneh menurutnya. Ya walaupun badan Alex yang tak diragukan lagi dan tentunya Rafel sudah kenal dekat dan lama oleh Alex, tetapi tetap saja selalu ada yang mengganjal jika berbicara soal Alex. Terlebih lagi Nadia pernah berkata jika Alex tampan. Tak boleh ada yang mengalahkan ketampanan miliknya menurut Daniel. Mungkin itu yang menyebabkan ia tak suka dengan Alex si bule abal-abal.

Daniel juga merasa lega perban di tangan Rafel telah tiada menandakan tangan Rafel telah sembuh.

🌌🌌🌌

Antara Aku dan SahabatmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang