Daniel POV
Dia? Really?
Dia mengingatkan gue sama cewek tadi di parkiran. Itu beneran dia?"Eh Niel, cantik ya?" tanya Nadia yang duduk di depan meja gue. Nadia adalah sahabat gue mulai SD. Dia udah kayak saudara gue sendiri. Wait, dia bilang apa? Cantik? Belom tau aja kelakuannya kaya gimana.
"Enggak tuh," ucap gue santai. Sekarang dia mulai memperkenalkan dirinya. Dan gue cukup kepo siapa namanya. Bukan karena gue tertarik ya, tapi gue pengen tau aja gitu.
"Kenalin gue Rafel Anastasya. Gue pindahan dari New York," ucap dia. What? singkat dan songong banget mentang-mentang dari NYC. Gue juga pernah kali kalo kesana doang mah.
"Ya sudah kamu boleh duduk di bangku sebelah Daniel ya. Yang itu tuh," ucap guru yang bawa cewek aneh itu. Wait, dia bilang apa? Duduk di sebelah gue? Cewek itu mengangguk dan jalan ke arah gue saat guru itu udah menghilang entah kemana. Dan gue punya kabar gembira, sekarang gue JAMKOS*. Uhuy! Jarang jarang nih pelajarannya Bu Sri Bahenol jamkos.
"Lo mau ngapain?" tanya gue sambil menatap dia datar. Cewek itu langsung duduk di samping gue! Gila kali ya? Ditanyain malah duduk seenaknya.
"Woy! Lo budeg? Apa lo nggak bisa bahasa manusia?" tanya gue dan dia malah ngeluarin airpods warna baby pink dan langsung dimasukin ke telinganya. Kurang ajar nih cewek!
"Lo dengerin gue gak sih?" tanya gue sambil mencopot salah satu airpod dari telinganya. Dia langsung menatap gue horor, tapi gue gak takut! Cewek kek dia ditakutin, makin ngelunjak nanti.
"Lo mau apa sih huh?!? Lo tuh yang budeg! Tadi ga denger Bu Sri suruh gue duduk sini?" ucap dia yang membuat semua mata anak sekelas menatap ke arah gue dan dia.
Eh tadi namanya siapa? Rachel? Rafel? Tau ah lupa. Dia langsung jalan keluar kelas, gue heran kenapa ya ada cewek model begitu. Eh tapi ada benernya juga sih kenapa gue tanya dia mau ngapain ya? Jelas-jelas di suruh Bu Sri duduk sini. Ah engga, Daniel selalu benar! Period!
Rafel POV
Agak gila kali ya tuh cowok, gue cantik-cantik begini dibilang budeg. Gue langsung pergi aja dari kelas buat jalan-jalan. Gue jalan-jalan di lorong sekolah sambil mengamati sekolah baru gue yang cukup besar buat ukuran SMA di Jakarta. Gue ngeliat ada bangku taman di taman (ya jelaslah di taman, namanya aja bangku taman bego!). Gue langsung duduk di sana sambil mainin ponsel.
Kalo kalian nanya kenapa gue nggak takut diomelin soalnya ketawan bolos pelajaran di hari pertama sekolah, jawabannya adalah karena ini sekolah kepunyaan tetangga gue. Jadi santai aja nggak usah pusing-pusing mikirin pelajaran. Lagian paling pelajaran disini gampang-gampang. Piece of cake bruh!
"Misi, gue boleh duduk sini gak?" tanya seorang cewek yang kayaknya gue liat pas di kelas. Tapi gue gatau namanya. Dan dia tipe-tipe good girl banget dilihat dari penampilannya.
"Oh, duduk aja," ucap gue sopan. Dia langsung duduk di sebelah gue sambil senyum ke arah gue. Senyumannya gue jamin bikin meleleh para cowok, dan yang pasti dia punya lesung pipit. Gue yakin dia pasti primadona di sekolah ini. Dan gue pastiin cowoknya ganteng dan baik, nggak kayak cowok yang di kelas tadi.
"Kenalin, gue Nadia Salsabila dan lo Rafel kan?" tanya dia. Namanya cocok juga sih, orangnya kalem dan feminim banget.
"Iya gue Rafel. Lo dipanggil Nadia? Apa Salsa? Apa Bila? Apa gimana?" tanya gue biar agak deket gitu.
"Lo bisa panggil gue Nadia. Lo marah sama Daniel? Daniel orangnya emang kayak gitu. Maafin aja ya," ucap dia. Daniel? Sapa tuh?
"Wait wait, Daniel? Siapa? Daniel yang gue kenal mantan tukang kebun di sekolah lama gue," ucap gue bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku dan Sahabatmu
Fiksi RemajaCerita cinta masa SMA yang tak terlupakan. Mereka terjebak di dalam permainan mereka sendiri. "Gue suka ama lo," ucap seorang perempuan yang kini berdiri dihadapan lelaki yang berbadan tinggi. 'Deg' 'What the...? Apa gue mimpi? Oksigen mana oksigen...