Author POV
Daniel terbangun dari karena tenggorokannya terasa kering. Daniel berinisiatif untuk menutup korden dan pintu balkon yang belum tertutup. Matanya terhenti saat mendapati sosok Rafel tertidur pulas di kursi malas. Posisinya persis seperti saat terakhir ia melihatnya. Daniel melihat jam tangan lalu keluar menuju balkonnya.
'Jam 1? Nih cewek emang sengaja tidur disitu atau apa? Sabodolah.' batin Daniel.
Daniel langsung keluar dalam kamarnya untuk mengambil air minum untuk membasahi tenggorokannya. Kurang lebih 5 menit, Daniel kembali masuk ke dalam kamarnya. Ia menutup pintu dan kordennya lalu membanting tubuhnya diatas kasur.
Daniel memejamkan matanya, tetapi bayangan Rafel yang kedinginan karena terpaan angin malam terngiang - ngiang dipikrannya. Daniel memang memiliki sifat yang tidak tegaan, terutama kepada perempuan. Akhirnya dia membawa bantal dan berjalan menuju balkon.
Dan...
'Bug'
Bantal tersebut sukses membangunkan Rafel yang berada kurang lebih lima meter dari balkon Daniel.
"Pindah sana, ntar lo sakit. Kalo lo sakit gaada yang ngajarin gue matematika." ucap Daniel yang membuat Rafel berdiri sambil memegangi bantal dengan muka kesal. Rafel masuk ke dalam kamarnya lalu menutup pintunya dengan keras.
"Bantal gue..." ucap Daniel melihat kepergian bantalnya bersama Rafel.
#keesokan harinya
Rafel terbangun dari tidur pulasnya karena suara dering ponselnya yang mengganggu pendengarannya. Rafel menggeser tombol ponselnya ke kanan untuk mengangkat telepon yang belum Rafel ketahui.
"Halo" ucap Rafel.
"Cepetan bangun, gue jemput jam setengah 6." ucap dari sebrang telepon yang diyakini Rafel adalah seorang Daniel.
"Ogah, emang lo siapanya gue pake nyuruh - nyuruh segala?" tanya Rafel yang merasa tidurnya terganggu di pagi hari.
"Kalo lo gak mau, gue bakal sebar foto alay lo yang gue dapet dari handphone lo." ucap Daniel yang langsung mengakhiri panggilannya. Rafel sedikit menganga lalu menghela nafasnya kasar dan berjalan gontai menuju kamar mandi.
Cukup sepuluh menit Rafel sudah keluar dari kamar mandi. Rafel memoles wajahnya dengan sedikit pelembab dan lip balm yang membuat dirinya terlihat segar. Setelah itu, dia menyisir rambut coklatnya hingga rapi. Setelah merasabsemuanya sudah siap, Rafel turun kebawah sebelum Daniel datang ke rumahnya dan diintrogasi oleh ibu tirinya.
Sebelum keluar rumah, Rafel mengambil dua lembar roti untuk sarapannya. Suara pintu kamar milik papanya terbuka, dengan segera Rafel berlari keluar rumah dan menuju rumah Daniel dan diperbolehkan masuk oleh satpam. Belum sempat Rafel mengetuk pintu, tubuh jangkung Daniel sudah keluar dari balik pintu yang membuat Rafel sedikit terpesona dalam beberapa detik karena ketampanannya.
'Wow, you look so perfect now. Ngacok! Gue kesambet setan mana nih?' batin Rafel.
"Gue tau gue ganteng tapi gausah gitu juga ngeliatinnya." ucap Daniel yang membuat Rafel tersadar dari lamunannya.
"You are too confident, dude. Yaudah ayo cepetan buka mobilnya keburu siang!" ucap Rafel sambil menyeret tangan Daniel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku dan Sahabatmu
Novela JuvenilCerita cinta masa SMA yang tak terlupakan. Mereka terjebak di dalam permainan mereka sendiri. "Gue suka ama lo," ucap seorang perempuan yang kini berdiri dihadapan lelaki yang berbadan tinggi. 'Deg' 'What the...? Apa gue mimpi? Oksigen mana oksigen...