Author POV
"Menurut gue, friendzone itu..." ucap Daniel sambil menatap Rafel lekat-lekat dan sedikit menghilangkan jarak diantara mereka. Rafel mundur beberapa senti dengan sedikit kegugupan yang m
'Brak' suara dashboard yang terkena gebrakan tangan Daniel. Rafel sedikit tersentak karena kaget sambil menahan nafas.
"Gilak muka lo haha. Gue mau beli minum dulu." ucap Daniel yang langsung keluar dari mobil meninggalkan Rafel. Rafel masih tetap pada posisinya sambil menatap kepergian Daniel tidak percaya.
"Jangan minum cola lagi! Gak bagus buat kesehatan." ucap Rafel yang tiba - tiba muncul di sebelah Daniel. Daniel hanya meliriknya. Melihat Daniel menghiraukannya, Rafel dengan cepat menyahut sekaleng cola dari tangan Daniel dan menggantinya dengan sebotol air mineral dingin. Daniel terdiam dan hanya bisa menurutinya.
Setelah itu, Rafel mulai mencari perbekalan untuk nanti di mobil. Sedangkan Daniel langsung menuju kasir. "Mbak rokoknya empat." ucap Daniel pada pelayan supermarket. Pelayan itu pun memberikan 4 kardus rokok pesanan Daniel. Rafel datang dengan sekeranjang snack lalu menggantikan 2 kardus rokok di tangan Daniel dengan 4 permen chup a chupa. "Rokoknya 2 aja mbak. Sekalian sama ini mbak," ucap Rafel sambil menyodorkan keranjangnya. Daniel yang melihat itu hanya diam saja dan menaruh permen tersebut dalam keranjang.
Mereka keluar dan langsung masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan. Rafel sudah bersiap dengan snack di pangkuannya dan multi menghidupkan radio. Daniel membuka kaca mobil lalu menyalakan pemantik api untuk menghidupkan sebatang rokong yang sudah bertengger di sela-sela jari telunjuknya.
"Kurang-kurangin." ucap Rafel dan Daniel hanya menolehnya dan kembali menatap jalanan. "Gue gak mau punya tetangga penyakitan." ucap Rafel setelah menelan kripik kentangnya. "Lo juga kurang-kurangin makan micin." ujar Daniel saat Rafel akan memasukkan keripik kentang ke dalam mulutnya. "Gue takut kalo lo salah ngasih rumus matematika ke gue, cuman gara-gara kebanyakan micin." ucap Daniel dan Rafel langsung memasukkan kripik kentang ke dalam mulutnya dengan kasar. "Fel," panggil Daniel yang hanya dijawab deheman oleh Rafel. "Gue mau tanya deh sama lo," ucap Daniel yang membuat Rafel menoleh ke arahnya. "Gue kurang apa sih buat Nadia?" tanya Daniel dan Rafel dengan spontan langsung membuka mulutnya dan berkata, "Hah? Pertanyaan lo gak salah?" jawab Rafel yang malah memberinya pertanyaan. "Emang kenapa?" tanya Daniel sambil membuang puntung rokok di luar kaca mobil. "Oke gue jawab satu-satu nih ya. Pertama! Muka lo pas-pasan. Sedangkan Nadia cantik pake banget." ucap Rafel sambil memasang muka berfikir. Daniel yang sedang menyetir hanya bisa meliriknya datar. "Kedua! Lo itu bad boy banget! Sedangkan Nadia jaih dari kata bad, dan menurut gue bad boy macem elo itu gak cocok buat Nadia," ucap Rafel berapi-api. "Lo ngejek gue apa gimana sih?" tanya Daniel yang tetap terfokus pada jalanan. "Gue gak ngejek Niel. Tapi ini FAKTA!" ucap Rafel menggelegar. "Hmm ya ya. Trus apa lagi?" tanya Daniel. "Oke. Yang terpenting adalah lo itu ngerokok! Nafia itu paling benci sama yang namanya asep rokok!" jawab Rafel yang membuat Daniel terkejut. "Sumpah demi apa lo? Orang biasanya gue juga ngerokok di depan dia kok," ucap Daniel tak percaya. "Gilak lo! Orang kemarin dia bilang ke gue kalo hal yang paling gak disukain ama dia tuh asep rokok." ucap Rafel yang membuat Daniel sedikit resah. "Kok lo bisa gak tau sih?" tanya Rafel. "Ya gue kira dia biasa aja, soalnya bokapnya perokok berat. Yaudah sekarang intinya gue harus gimana biar bisa dapetin Nadia?" tanya Daniel serius.
Tanpa disadari, mobil mereka sudah sampai di daerah perumahan mereka. "Emm... Mendingan gue turun aja. Bhay! Makasih tumpangannya Kuda Nil!" teriak Rafel yang langsung turun dari mobil Daniel dan berlari ke arah rumahnya. Daniel sangat ingin mengumpat saat ini. Rafel berlarian sambil menenteng kresek berisi snack-nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku dan Sahabatmu
Teen FictionCerita cinta masa SMA yang tak terlupakan. Mereka terjebak di dalam permainan mereka sendiri. "Gue suka ama lo," ucap seorang perempuan yang kini berdiri dihadapan lelaki yang berbadan tinggi. 'Deg' 'What the...? Apa gue mimpi? Oksigen mana oksigen...