"Apa buktinya kalau aku adalah seorang penyihir?"Kata Sleride
"Lihat saja kelakuan mu,tampang mu,benar benar..."kata ku terpotong
"Diam kau! "katanya dan lagi lagi menghujam kan pisau ke arah ku, dan aku berhasil lagi menghindar bersama kee
Dia menatap ku tajam, dia mulai geram dengan semua kata kata ku nampaknya.
Dia mendekati ku, aku terpojok. Tak bisa kabur kemana mana lagi.Kee makin ketakutan yang bersembunyi di belakang Vee.
"Kau tak pantas hidup! "Katanya lalu
Aku berhasil menghindar, tapi tidak dengan Kee, perutnya tertusuk pisau berdarah milik Sleride itu, Kee terjatuh berlumuran darah, matanya masih terbuka.
"Ma-afkan a-ku Vee! "Katanya dan mati kehabisan darah.
Sleride tersenyum jahat, tanganya berlumuran darah Kee.
Kenapa Kee ikut menjadi tumbal, walaupun aku kesal dengannya, tapi rasa sayang ku lebih besar. Aku berkaca kaca melihat Kee, kakak ku yang sekarang telah mati tertusuk pisau berlumur darah itu.
"Apa yang kau lakukan akan membuat mu lebih tersiksa! "Teriak ku
"Aku ingin tersiksa bersama mu Vee! "Kata Sleride dan menghujamkan pisau ke arah ku lagi.
"Kau hanya orang bodoh Sleride, upss,, Neirmy maksudku"Kata ku lalu mencoba menyerangnya.
Namun aku salah, mana bisa aku melawan seorang penyihir jahat, atau mungkin sekarang telah menjadi Arwah.
Sleride membaca sebuah mantra yang terdengar aneh bagi ku, setelah dia membaca Mantra itu tiba tiba aku terangkat ke atap, kepala ku terbentur langit langit kamar.
Aku tak bisa bergerak, setelah diangkat ke atas, aku di jatuhkan ke lantai kamar.
Badan ku remuk rasanya setelah jatuh dari langit langit kamar itu yang lumayan tinggi, tanpa ku sadari Sleride lagi lagi mengujam ku dengan pisau, dan dia masih sial, aku masih bisa menghindar
"Coba lah lebih baik lagi Sleride"
"Mau bagaimana pun kau kabur,kau akan tetap mati.Mati di tangan ku"Ucap Sleride Sombong.
"Kematian hanya ditangan tuhan,jangan sombong"Kata ku dan aku berbalik menyerang Sleride dengan gunting yang ada di lemari.
Sleride menghilang tapi tidak dengan tongkat yang ia pegang sedari tadi.Tongkat itu terbuat dar kayu yang tebal dengan permata biru laut di ujungnya.
Sleride menyerang dari belakang,tapi aku masih bisa menghindar dan mengambil tongkatnya.Aku mencoba memecahkan kaca dengan tongkat punya Sleride.Ketika aku memukul kaca dengan tongkat itu,Sleride merasakan kesakitan.Dia merasa kepalanya terpukul.
Aku mencoba memukul tongkat itu ke alat yang lebih keras,dan Sleride makin kesakitan.
"Hentikan!dan kembalikan tongkat ku SEKARANG!!"Kata Sleride Keras.
"Jadi ini kelamahan mu?cukup lemah!"Kata ku dengan nada sombong.
Sleride masih memegangin kepalanya yang sakit.Dan aku masih mencari akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
No.131 [Completed]
Misterio / SuspensoJangan Masuk Ruangan Ini kalau kamu tidak ingin mati, Masuklah jika ingin menjemput kematian mu. -Sleride [Belum di revisi]