5. Menjauh Darinya!

1.8K 315 1
                                    

Author's POV
Mark tidak mempedulikan Elsa yang napasnya mulai tersengal-sengal. Bukan tidak mempedulikan, hanya saja ia tidak mau Elsa terluka.

"Markeu, kumohon"

"Mark"

"Mark aku sudah tidak tahan, berhentilah."

Mark yang akhirnya merasa iba, mencari tempat persembunyian terdekat. Mark membawa Elsa ke sebuah gang, namun tidak bisa disebut gang, lebih tepatnya sela-sela diantara dua gedung atau toko.

"Kurasa kita sudah aman, beristirahatlah"

Mark mengatakannya tanpa melihat keadaan Elsa. Mark masih celingak-celinguk untuk memastikan keadaan benar benar aman untuk saat ini. Sementara ia membiarkan Elsa duduk bersantai di belakangnya.

"Elsa-ya, apa kau-"

Mark menoleh ke belakang dan ingin menanyakan sesuatu pada Elsa. Sesuatu yang menguatkan dugaannya.

Namun, Mark mendapati gadis itu terkulai lemas dan hampir tidak sadarkan diri.

"Elsa!"

Mark menghampiri Elsa yang terlihat sudah tidak sadarkan diri di pojok gang itu. Ia mengambil alih posisi Elsa dan menempatkan di pangkuannya. Dengan sangat khawatir Mark menggoyang-goyangkan pipinya dan meremas tangannya.

"Elsa! Bangunlah!"

"Aku tau kau orangnya, jawablah aku..."

Mark mendekap gadis itu dengan sangat erat. Berharap ia akan bangun dengan segera.

Namun dekapannya tidak berlangsung lama, ketika 3 orang pria sudah berdiri di hadapannya.

Oh tidak.

"Ada apa dengan teman gadismu itu? Hahaha"

"Lawanlah kami jika kau memang seorang pria!"

"Tapi jika kau tidak menginginkan sebuah skandal, serahkan gadis itu kepada kami dan kami akan bungkam."

Mark tercengang mendengar ucapan mereka. Sebenarnya apa yang mereka inginkan dari gadis ini.

"Aku tidak sepengecut itu!"

"Hahaha. Baiklah. Kau, lawanlah dia"

Seseorang yang tampaknya seorang pimpinan menyuruh salah satu anggotanya untuk bertarung dengan Mark.

Mark menyenderkan kembali gadis itu dan siap bertarung. Mark meletakkan ponselnya di tangan Elsa.

"Bantulah aku" ujar Mark kepada Elsa lirih

Mark langsung berdiri dan menghadapi mereka.

Elsa's POV
Apa yang bisa kubantu.

Aku berusaha membuka mata dengan beratnya namun tidak bisa, ini sangatlah berat. Aku pun tidak bisa bangun dengan sempurna. Aku tidak bisa membiarkan Mark bertarung melawan mereka. Pada awalnya aku mengira hanya satu orang yang akan bertarung dengan Mark, namun pada nyatanya mereka semua ikut bertarung.

Sungguh pengecut!

Eh apa yang ada ditanganku ini?

Seperti sebuah ponsel.

Aku meraba-raba dan benar, itu adalah ponsel.

Dengan sekuat tenaga aku menyalakan ponselnya dan melakukan panggilan cepat. Aku terlalu lemas untuk memilih orang yang akan ku telpon. Aku harap aku tidak salah.

Tut.

Tut.

Tuut.

"Halo mark hyung, ada apa?"

"To-long l-lah, k-ka-mi"

Napasku masih tersengal-sengal. Aku harap orang yang kutelpon dapat mengerti.

"Elsa-ya? Itukah kau? Dimana kau sekarang? Apa kau baik-baik saja? Apa kau bersama Mark hyung?"

"Elsa?!"

Aku mengenal suara Jaemin. Aku tidak akan membuang-buang waktu dengan berbicara banyak. Lebih baik singkat tapi jelas. Aku melihat ke depan, aku melihat sebuah nama hotel.

Aku menarik napas sebanyak yang kubisa.

"S*** Hotel"

Aku mengatakannya dengan sekali hembusan nafas. Aku harap itu jelas.

"Apa? Apa kau di hotel itu?"

"Elsa!"

"Apa kau disana?"

"Aku akan segera kesana! Bertahanlah!"

Aku hanya bisa pasrah. Samar-samar terlihat Mark yang sedang dipukuli habis-habisan oleh mereka. Setiap salah seorang dari mereka mendekatiku, Mark selalu bisa menghadangnya. Aku berpikir dia cukup baik dalam bertarung.

Beberapa menit kemudian Mark terjatuh. Mereka menghabisinya tanpa ampun.

"Dia sudah lemas. Ayo kita bawa gadis itu"

Mark tampaknya menyadari itu. Ia berusaha mendekatiku dengan menyeret-nyeret tubuhnya. Yang pada akhirnya memelukku dan menahanku di dekapannya. Aku bahkan tidak mengerti kenapa ia sangat peduli padaku.

"Kau tidak boleh mengambilnya! Menjauh darinya!"

"Heh dasar kau bocah! Diam lah!"

Mereka mulai mendekat, aku bisa merasakannya. Aku masih berada di dalam dekapan Mark. Jantungnya berdetak kencang. Sama sepertiku.

Salah seorang dari mereka menyingkirkan Mark dariku dengan sekali tepisan dan Mark tersungkur.

Oh tidak.

Bukk..!!

Buk..!!

Aku berusaha membuka mata apa yang terjadi. Terlihat tiga lelaki dan dua diantaranya membawa kayu yang cukup besar dan memukulkannya ke kepala dua pria besar di depannya dan keduanya pingsan. Tiba-tiba Mark menendang kaki pria yang hendak membawaku hingga jatuh.

Jaemin!

Aku tau salah seorang dari mereka adalah Jaemin. Tiga lelaki yang baru datang dan menjadi pahlawan di hari yang menjelang sore itu mengerumuni pria yang jatuh ditendang oleh Mark.

Jaemin mengarahkan kayunya ke arah pria yang jatuh tersebut.

"Tunggu!"

30DAYS - Book Of Destiny°Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang