27. Kau Tidak Sama

764 124 2
                                    

"Apa yang ingin kau katakan? Katakanlah, aku menunggumu"

"Ehm, kurasa kau juga punya sesuatu untuk diceritakan"

Elsa menghela napas panjang kemudian tersenyum.

"Aku merasa kehilangan sosokmu belakangan ini. Kau tidak selembut yang dulu. Tapi saat ini kau lembut"

Elsa yang masih menganggap pria dihadapannya itu adalah Mark merasa sangat bahagia.

"Kau tau, Mark? Kurasa aku mulai bisa menerimamu"

Oh Tuhan haruskah aku menghancurkan senyumnya itu dengan pengakuanku.

"Begitukah? Um.. kau cantik sekali hari ini"

"Aku tau. Kau membawa buku itu tidak?"

Kevin hanya terdiam sejenak berfikir. Buku apa yang ia maksud? Bukunya Mark? Buku yang mana?

"A-aku tidak membawanya"

"Baiklah. Kau terlihat canggung sekali, ada masalah?"

"Aku ingin mengatakan sesuatu."

Kevin membulatkan tekadnya. Ia berdiri kemudian berlutut di depan Elsa yang duduk di bangku panjang.

"Tapi berjanjilah, kau tidak boleh marah. Berjanjilah jangan lakukan apapun yang menyakiti dirimu"

"Janji!"

"Aku..aku bukan Mark, Elsa-ya"

Elsa menatap Kevin dengan penuh kecurigaan.

"Aku Kevin, saudara kembar dari Mark. Sekarang, Mark sedang dirawat di rumah sakit, kakinya terluka"

Gadis itu menahan napasnya seketika dan raut wajahnya berubah. Apa yang sedang terjadi sekarang...

"Tolong, jangan bersedih. Ia akan baik baik saja. Ia sudah sadar"

"Kau bisa menganggapku sebagai Mark, kau bisa melakukan apapun padaku seperti yang kau lakukan bersama Mark. Kau bahkan bisa menyuruhku apapun, aku bisa menemanimu, aku bisa--aku bisa apapun. Tolong jangan bersedih"

Kevin menggenggam kedua tangan Elsa yang dingin. Gadis periang ini kini sedih dengan tatapan kosong. Mungkin ia belum bisa menerima bahwa yang bersamanya ini bukanlah Mark, orang yang dicintainya.

"Tapi kau bukan Mark! hiks.."

Elsa menepis genggaman Kevin dan berusaha pergi. Kevin menahannya dengan sigap, mencengkram kedua tangannya dengan kuat.

"Kau lupa janjimu tadi?"

"Hiks..sejak kapan kau menjadi Mark?"

"Kurasa sejak kau berusaha menyelamatkan Jaemin dan Yuta hyung dari gerombolan fans"

"J-jadi yang tadi berbicara ketus padaku di telepon benar-benar Mark?"

"Aku tidak tahu.. Jangan khawatir ia dijaga oleh para hyung nya. Mereka baik"

Elsa menangis sejadi-jadinya bahwa ia merindukan Mark yang sesungguhnya. Tapi Mark jarang sekali memberi pesan padaku atau bahkan menelpon.

"Maafkan aku Kevin. Kau sekarang, pulanglah"

"Wae? Kau marah?"

"Kau tidak akan tahan denganku, kau bukan Mark ataupun Jaemin. Kau orang yang baru mengenalku"

Elsa mengusap air matanya kemudian pergi. Kevin memandangi punggung Elsa hingga ia menghilang dan tersadar dari lamunannya.

Apa yang wanita inginkan saat situasi seperti ini? Apa yang harus kulakukan sekarang?...

**********

Kevin sedari tadi hanya mondar mandir di depan pintu kamar rawat Mark. Setelah beberapa saat ia memutuskan untuk masuk.

Ia mendapati Mark sedang membaca sebulan buku.

"Mark.."

"Hng?" Ia menutup bukunya dan menyelipkannya dibawah bantal.

"Maukah kau becerita sedikit tentang Elsa padaku?"

"Aku tidak mau"

Kevin memincingkan mata ke arah Mark.

"Kau tidak usah berpura-pura menjadi aku. Biarkan dia tanpaku"

"Dia mengetahui aku adalah Kevin, bukan kau lagi"

Mark yang sedari tadi hanya menatap lurus kedepan kini sontak menoleh ke arah Kevin.

"Apa yang kau katakan? Dia mengetahui keadaanku?"

"Aku yang memberitahunya. Dia khawatir padamu"

Terjadi keheningan beberapa saat. Seketika itu terngiang peristiwa bagaimana ia bertemu Elsa dan apa yang telah dilaluinya. Ternyata bukan kisah yang singkat. Hingga penyebab ia kecelakaan sekarang. Ia tau ia tidak bisa menyalahkan keduanya karena tidak ada unsur kesengajaan. Ini semua murni ketidak hati-hatiannya.

Mark mengambil keputusan yang sudah ia pikir sejak lama.

"Aku tidak peduli pada gadis itu lagi. Kau cari tahu saja sendiri"

Mark mengambil buku dari bawah bantalnya dan memberikannya pada saudaranya itu. Buku yang tidak lain adalah buku takdir mereka yang membawa perih dan senang.

"Berikanlah pada Elsa. Aku sudah memberi pesan di dalamnya"

"Kau tidak ingin memberikannya secara langsung?"

"Kubilang aku sudah tidak peduli lagi. Aku tidak ingin melihatnya lagi. Kau masih saja susah peka seperti dulu"

"Baiklah. Cepat sembuh, kau akan segera debut. Jangan terlalu banyak pikiran, Mama mengkhawatirkanmu"

Mark hanya mengangguk pelan seraya menyunggingkan senyum kecil.



















Maaf baru update~
Janji kok ini udah kelar, langsung post all chapter yaaa💓 maaf bagi yang udh nunggu lama, maaf karna ga update for some reasons. Thank you buat yang udah setia nunggu dan baca! I love you guys💛

Jaemin & Mark will always love you guys.

30DAYS - Book Of Destiny°Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang