12. Kebohongan Yang Tampak

1.5K 235 6
                                    

Author POV
Elsa menyetujui dan berjanji pada Jaemin, meskipun sedikit membutuhkan penjelasan dari Jaemin.

Elsa tau Jaemin hanya menganggapnya sebagai sahabat, tidak lebih. Dan pada saat Jaemin hendak menciumnya, hati dan tingkah lakunya bertolak belakang. Sejujurnya ia ingin menerimanya, pada saat itu juga Elsa mengira perasaannya akan terbalaskan.

Jaemin dan Elsa bersama-sama di dorm hingga semuanya pulang. Belum sepenuhnya pulih seperti dulu, keduanya masih ragu untuk memulai pembicaraan, tidak seperti dulu ketika semuanya baik-baik saja.

Terdengae suara pintu terbuka.

"Jaemin apa kau didalam?" tanya salah seorang dari mereka sambil masuk kedalam.

"Masuklah hyung aku di ruang tengah"

Semua berhamburan masuk ke ruang tengah, menghampiri Elsa dan Jaemin.

"Elsa, kau belum pulang?"

Semua menatap Mark, kemudian beralih pada Elsa.

"Dia tidak kuperbolehkan pulang sebelum kalian pulang. Bagaimana jika terjadi sesuatu padaku?"

"Siapa dia?" tanya seseorang yang sama yang menyapa di pintu.

"Temanku, Elsa. Dan Elsa, mereka juga trainee dan tinggal di dorm ini"

"Aku Elsa. Senang bertemu kalian"

Semuanya mendekati Elsa dan menjabat tangan sembari menyebutkan nama.

"Taeyong"

"Taeil"

"Doyoung"

"Oppa sangat imut seperti kelinci" ujar Elsa

Semua tertawa, kecuali seseorang.

"Jaehyun"

"Chittaphon Leechaiyapornkul," kata pria itu sambil mengeluarkan aegyonya.

Semua orang tertawa kembali, kecuali Elsa yang hanya bengong, berusaha mengulang nama pria itu.

"Chit-ta leeporn- apa?"

"Ten. Panggil aku Ten OPPA" ujar pria itu dengan sedikit penekanan di kata 'oppa'

"Winwin hehe"

"Jeno" eyesmile nya sangat menawan.

"Donghyuck. Atau Haechan. Asal kau tau saja aku yang tertampan. Kulitku sangat eksotis sehingga membuat nuna nuna terkesan" ujarnya dengan nada yang sangat percaya diri.

"Huang Renjun" sembari menyunggingkan senyum manisnya.

"Chenle" katanya sambil menggaruk-garuk leher belakangnya yang tidak gatal.

"Jisung" pria imut ini hanya menyodorkan tangannya tanpa melihat ke arah Elsa karena malu.

"Oh jadi kau yang bernama Elsa?" pria yang terakhir, pria yang sama yang tidak tertawa ketika Elsa menyebut Dooyoung seperti kelinci.

Berbeda dengan pria ini, ia mengulurkan tangan sambil bertanya, tidak memperkenalkan namanya.

"I-Iya aku Elsa"

"Oh. Tidak terlalu cantik ternyata" kata pria angkuh itu.

"Hyung jaga ucapanmu!" Jaemin ikut berbicara.

"Apa kau mau tersungkur lagi di tepi Sung-"

Semuanya menatap pria ini. Pria terakhir yang belum memperkenalkan diri. Pria itu tampak menyadari sesuatu dan terdiam.

"Bagaimana kau tau?" tanya Mark

"T-tidak. A-aku diberitau Jaemin lewat pesan tadi, ia berkata bahwa ia dipukuli orang di dekat sungai. Benar begitu Jaemin-ah?"

Semua mata menuju ke Jaemin. Termasuk pria itu, namun dengan tatapan yang berbeda. Seolah mengatakan jangan katakan apapun atau mati

"Iya benar. Aku mengirim pesan tadi"

"Lalu apa hubungannya setelah Jaemin berkata jaga ucapanmu?"

"Eh, hmm.. itu-"

"Kau lucu sekali Mark hyung, Yuta hyung hanya bercanda saja. Ia akan membuatku tersungkur di sungai seperti seseorang yang melakukannya padaku jika aku kurangajar padanya, hahaha. Candaan yang bagus, bukan begitu hyung?" ucap Jaemin dengan nada santainya.

Pria bernama Yuta itu mengangguk pelan dan pergi ke kamarnya.

"Jaemin kau belum menceritakan kepada kami tentang seseorang yang kau maksud itu" tanya seseorang bernama Taeil

"Ah itu. Tadi aku menabrak seseorang tidak sengaja ketika aku berjalan kaki menuju dorm, seseorang itu kemudian mengajakku bertarung"

"separah itukah? Jangan mengarang cerita. Tidak mungkin seseorang menghajarmu begitu parahnya hanya hal sepele seperti itu" ucap Taeyong

"I-itu h-hal yang sebenarnya hyung. Ia lawanku untuk mendapatkan seorang wanita yang sama ketika aku masih di junior high school. Mungkin ia masih punya dendam" Jaemin mengucapkan apa yang diimajinasikan oleh otaknya.

Elsa menatap Jaemin. Entah mengapa Elsa tau Jaemin berbohong, karena dari sorot mata Jaemin yang sudah ia kenal. Namun ia memilih bungkam, karena Jaemin pasti punya alasan yang kuat.

"Yasudah lain kali ajaklah salah satu dari kami, jangan pergi sendirian"

Semuanya berhamburan menuju kamar masing-masing. Elsa pun pamit.

Mengetahui apa yang akan Elsa lakukan, Jaemin langsung ambil tindakan.

"Menginaplah disini, satu malam saja. Aku masih ingin bersamamu. Aku rindu merangkulmu dari belakang dan bersandar di bahumu"













Anyeongg~~
Part ini gak begitu berfaedah banget hehe, sebenernya udah banyak part tapi emang sengaja di publish satu satu😂

Mau di unpublish karna garing tapi sayang hehe, mending di kelarin sekalian. Voment nya jangan lupa yaa tq^^

30DAYS - Book Of Destiny°Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang