25. Kevin(2)

1.1K 169 14
                                    

Dengan bantuan maps mereka sampai di dorm. Hanya Yuta dan Kevin.

"Jadi?"

Tanya Kevin memecah keheningan di ruang tengah dorm.

"Mark sembuh!" Teriak Winwin dari seberang menuju ke arah mereka.

"Winwin kau sendirian?" tanya Yuta

"Aku disuruh menjaga dorm. Mark kau hebat sekali" ujar Winwin sambil tersenyum.

"Ehm," Yuta dan Kevin saling bertatapan.

"Kevin," Kevin menjulurkan tangannya kepada Winwin.

Winwin hanya melongo di depan uluran tangan Kevin.

"Baiklah, aku saudara kembar Mark. Mark belum sembuh, ia masih di rumah sakit dan aku sekarang bukan Mark. Raih tanganku?"

Winwin meraih tangan Kevin dengan ekspresi yang bisa dibaca dengan tanda tanya yang besar.

Mereka bertiga duduk.

"Kevin, maukah kau menjadi Mark untuk sementara ini?"

"Untuk gadis itu maksudmu?"

"Tepatnya seperti itu. Kami semua termasuk agensi sudah mengenalmu bukan?"

"Jahat! Aku tidak tahu siapa dia hyung!" timpal Winwin.

"Dengarkan saja nanti kau akan paham. Kevin, bersediakah kau?"

"Apa tugasku?mengajaknya kencan? Membelikan baju? Makan bersama setiap waktu? Mengantar jemput? Menunggu nya berdandan? Aku tidak siap dengan semua itu aku tidak berpengalaman seperti Mark. Tolong pahamilah aku"

"Kurasa Mark tidak melakukan itu semua. Meskipun aku tidak mengetahui banyak, tapi aku tahu ia gadis sederhana. Jangan khawatir"

"Bukankah aku harus mengetahui apa yang sudah dilakukan Mark sebelumnya agar aku tidak terlalu canggung ketika bersamanya nanti?"

"Aku tidak yakin Mark harus tau tentang hal ini"

"Mengapa tidak? Kau menyuruhku berkencan diam-diam di belakangnya?"

"Aku sedikit mendengar Mark mempermainkan gadis itu, tapi itu bukan urusanku. Kurasa jika kau memberi tahunya ia akan merelakanmu dengan mudah"

"Benarkah? Apa gadis itu tau?"

"Belum. Jadi lebih tepatnya jika memang benar Mark sudah tidak suka padanya, kau hanya perlu menjadi Mark dengan wajar dan perlahan menjauhinya. Perlahan, jangan sampai menyakitinya"

"Pengecut! Aku tidak mau memainkan peran ini"

"Apa kau mau gadis itu tersakiti sekarang?"

"Tapi cepat atau lambat gadis itu akan tahu. Aku tidak mau mengambil resiko. Itu juga bukan urusanku"

Kevin pergi meninggalkan Yuta dan Winwin menuju rumah sakit.

****

Ia pergi ke kamar rawat Mark dan menyuruh untuk meninggalkan mereka berdua.

"Mark, dengar. Kau pria?"

"Sangat pria"

"Tadi seorang gadis menghampiriku dan duduk di sampingku. Aku tidak berkata banyak karena aku takut salah bicara. Apa hubunganmu dengannya?"

"Koeun maksudmu?"

"Kau tahu aku kenal baik dengan semua teman-temanmu jadi apa perlu aku bertanya tentang dia?"

"Siapa yang kau bicarakan hah?"

"Turunkan nada bicaramu. Ia mengaku sebagai Elsa, siapa dia?"

"Mengapa kau mencampuri urusanku?"

"Katakan apa hubunganmu!"

"Hanya kebetulan aku bertemu dengannya!"

"Kalian sepasang kekasih, bukan? Apa kau menyakitinya? Mengapa dia tidak tahu kau sedang dirawat sekarang?"

Mark mendecak kesal.

"Aku dekat dengannya karena sebuah ikatan khusus. Takdir bisa dirubah, bukan? Aku lebih memilih Koeun. Setelah dipikir-pikir Koeun lebih cantik dan memiliki badan yang bagus. Berbakat dan ia akan debut. Fans juga menyetujui hubungan kita"

"Apa maksudmu? Kau tidak mencintainya?"

"Sempat. Tapi tidak lagi. Itu bukan sebuah komitmen penting, hanya dongeng yang dibuat-buat dan bodohnya aku mempercayainya"

"Aku tidak mengerti dongeng apa yang kau maksud, tapi ia sangat mencintaimu. Tidakkah kau merasa sedih dengan dirimu sendiri?"

"Tidak sama sekali. Aku berhak menentukan pilihan. Jangan campuri urusanku"

Mark hanya memalingkan mukanya sedikit karena ia tidak bisa berbalik.

"Baiklah. Giliranku untuk menjaganya lebih baik darimu!"

Kevin berbalik dan pergi.

Sejenak kemudian Mark berpikir keras apa yang ia alami baru-baru ini.

Apa aku pernah benar-benar mencintainya? Kapan?

30DAYS - Book Of Destiny°Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang