BAB 4 - Tiba-tiba sok akrab

2.9K 325 6
                                    

Hani membuka isi kantong plastik kecil itu dan berkedip beberapa kali. "Softlens?''

"Iya, sekali-sekali pakai ini kalau bosan pakai kacamata.''

Hani menatapnya heran, ''Gue nggak butuh.'' Katanya mengembalikan plastik itu pada Gana.

"Lo butuh.'' Gana lalu memberikannya kembali pada Hani, lalu langsung berjalan cepat meninggalkan optik.

"Eh! Tunggu!'' Teriak Hani mengejar Gana.

"Lo pulang bareng gue ya, gue bawa mobil.'' Bukannya menghiraukan Hani, ia malah mengalihkan pembicaraan.

Hani terus berjalan cepat mengejar Gana yang juga berjalan semakin cepat.

"Gana! Gue bilang gue nggak mau terima apapun dari lo!'' Teriak Hani kesal.

Plak!

Sesuatu menghantam kepala belakang Gana.

"Aww!'' Gana mengusap kepalanya seraya menoleh kearah asal benda itu melayang.

Ternyata Hani melempar soflens itu berikut dengan kantong plastiknya.

Hani melotot tajam kearahnya lalu jalan berbalik arah.

Gana mengambil plastik yang dilempar Hani lalu kemudian mengejar Hani.

Gana langsung menangkap lengan Hani, dan langsung menariknya kembali menuju parkiran mobil. Walaupun Hani terus meronta berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Gana, ia tetap menahannya tak mengijinkan Hani lari darinya.

Setelah memaksa Hani masuk kemobilnya, ia baru melepaskan tangannya. "Udah mau malem, biar gue anter pulang."

"Apaan sih lo! Gue bisa pulang sendiri. Buka!" Hani meminta Gana untuk membuka pintu mobil yang terkunci.

Bukannya menghiraukan, ia malah menjalankan mobilnya, dan Hani langsung diam karena tahu kalau usahanya sia-sia.

Hani terus diam saat ditanyai kemana arah jalan rumahnya oleh Gana.

"Hani..'' panggil Gana putus asa.
"Please kasih tau, gue nggak ada niat jelek kok. Gue cuma mau lo selamat sampe rumah, udah itu aja.''

Hani menatapnya curiga, ''Tanpa lo juga gue bisa selamat sampe rumah kok.''

"Ya terus mau lo apa?'' tanya Gana sabar.

"Turunin gue.''

Gana langsung menghentikan mobilnya, dan secepat kilat Hani membuka pintu mobil.

"Apa lagi sih?!'' bentak Hani ketika Gana menahan lengannya.

Hani bengong tak bisa berkata apa-apa ketika melihat dompet dan handphonenya berada di tangan Gana.

"Lo! Licik!'' Hani terpaksa masuk kembali kedalam mobil, lalu membanting pintu mobil dengan kesal.

Sejak kapan Gana mengambil dompet dan Handphonenya? Pikirnya kesal.

Gana tersenyum karena ia kembali duduk manis dan memakai sabuk pengamannya kembali.

"Sekarang kasih tau gue, dimana rumah lo.'' Gana tersenyum penuh kemenangan melirik kearah Hani.

Sesampai di depan rumahnya Hani langsung membuka pintu dan turun dari mobil.

"Lo kelupaan sesuatu.'' Tegur Gana ketika Hani turun.

"Mana?!'' ia meminta Gana mengembalikan dompet dan handphone-nya dari luar mobil melalui jendela.

Gana langsung menyerahkannya sesuai janjinya.

Next to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang