🍌🍓🍌
Baekhyun berjalan menyusuri loby apartemennya bersama dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya,chanyeol menggendong jiwon yang tengah tertidur sangat lelap di bahu sebelah kanannya, entah kenapa tiba-tiba jiwon bisa tidur dengan sangat lelap pada seseorang yang baru ia kenal,mungkin karna ikatan batin ayah dan anak.
Sebenarnya saat turun dari taxi baekhyun menolak tawaran chanyeol untuk mengantarnya masuk kedalam apartemennya, namun chanyeol menjadikan jiwon sebagai alasannya,ia mengatakan takut jika jiwon yang sudah terlelap di bahunya akan terbangun, yang pada akhir alasan itu meluluhkan hati baekhyun.
Ada ketakutan lain yang menghinggapi pikiran baekhyun,yaitu kenangan dua tahun yang lalu yang ia alami bersama dengan chanyeol,kenangan itu masih terasa oleh baekhyun dan apartemennya adalah saksi bisu atas apa yang ia alami malam itu.
Ia takut jika chanyeol memaksa masuk ia akan mengingat kejadian malam itu, namun pikiran itu kembali ditepis oleh egonya kali ini untuk jiwon, setidaknya sudah banyak perubahan yang ia lakukan pada apartemen miliknya, semuanya sudah berubah kecuali satu ruangan,ya itu adalah kamar milik baekhyun yang tak pernah disentuhnya semenjak kejadian yang sangat memilukan itu, ia bahkan tidak mengganti alas kasur yang masih berlumuran darah sucinya, bagi baekhyun itu adalah sebuah kenangan, dan akan selalu menjadi kenangan.
Setelah keluar dari lift baekhyun kembali melangkah menuju ruangannya diikuti oleh chanyeol yang masih mendekap jiwon dibahunya. Kaki mereka terhenti pada sebuah pintu,baekhyun lalu menekan tombol disampingnya untuk membuka pintu tersebut,
2 7 0 6
Diam-diam chanyeol menghafali angka-angka yang baekhyun tekan.
Klek...
Pintupun terbuka baekhyun yang terlebih dahulu masuk, setelah itu mempersilahkan chanyeol yang sedari tadi mengekorinya.
"kamar chanchan di sebelah sana kau bisa mengantarnya kesana,aku akan membuatkan kopi panas untukmu, dan maaf sebelumnya..."pinta baekhyun yang langsung mendapat anggukan chanyeol.
Chanyeol berjalan menghampiri kamar jiwon dan melewani satu kamar yang pernah ia tiduri tiga tahun yang lalu, setelah ia meletakan tubuh anaknya diatas kasur yang berukuran king size itu,ia barusaja hendak melangkahkan kakinya namun jemari kecil jiwon menarik baju chanyeol.
"appa jangan tinggalkan chanchan lagi, chanchan lindu appa~..."lirih jiwon dalam tidurnya yang menggetarkan hati chanyeol, ia mengurungkan niatnya untuk pergi dan lebih memilih duduk disebelah anaknya dan mengelus surai hitam anaknya.
"ne....appa tidak akan kemana-mana,appa akan menemanimu disini"ucap chanyeol dengan senyuman manisnya dan memberikan kecupan sayangnya.
Baekhyun yang telah selesai membuatkan secangkir kopi panas untuk chanyeol, kembali keruang tengah dengan membawa kopi dan kue di tangannya, ia melirik kearah pintu kamar namun tidak ada tanda-tanda chanyeol akan keluar, baekhyunpun memilih untuk menghampiri chanyeol.
Sesampainya di depan pintu kamar jiwon, baekhyun disuguhkan dengan pemandangan yang sangat langka, bagaimana tidak langka baru kali ini ia melihat anaknya ditemani ayah kandungnya tidur dalam dekapan ayahnya.
Mungkin bagi anak-anak seumuran jiwon yang memiliki ayah ini adalah hal biasa, tapi lain bagi jiwon hal ini adalah hal yang slalu dia impikan, hal luar biasa yang dulu hanya sebuah harapan dan akan slalu menjadi harapan, namun malam ini Tuhan mengabulkan harapan anaknya,dan hal itu berhasil membuat air mata yang selama ini tertahan mengalir dengan derasnya di pipi baekhyun, air mata kebahagian.
-Tuhan apa aku terlalu egois,apa aku ibu yang buruk, aku bahkan berpikir untuk memisahkan mereka, bagaimana aku bisa berpikir seperti itu, lihatlah mereka Tuhan mereka memiliki hubungan batin yang sangat kuat, bagaimana bisa anakku mengenali ayahnya dalam satu kali pertemuan yang tidak disengaja ini, apa yang harus kulakukan tuhan, aku menyayangi mereka, namun aku takut jika chanyeol terjatuh karna ini semua, bantu aku menghadapi takdirmu ini tuhan, bantu aku - lirih baekhyun yang terisak di depan pintu.