Bantingan keras pada pintu kamar adalah hal pertama yang yoora dengar semenjak ia berdiam diri di kamarnya beberapa saat yang lalu, yoora sudah sangat yakin ia akan mendapatkan murka ibunya,maka dari itu saat memasuki kamarnya yoora telah menyiapkan mental yang kuat untuk menghadapi sang ibu.
"Apa yang kalian rencanakan dibelakangku" suara lantang sang ibu yang kemudian menggetarkan hati yoora.
"Apa kau berada di pihak adikmu Itu? HAH!!"yoora terlonjak begitu mendengar lengkingan amarah dari ibunya.
"Kau dan segala fasilitasmu akan aku sita,sama seperti adikmu, kalian tidak akan kemana-mana, kau paham" yoora hanya mampu menganggukan kepalanya lemah.
****************
Luhan menghampiri Baekhyun yang kini berbaring disebelah anaknya yang sudah tenang dan mulai terlelap, Luhan ikut berbaring disebelah adiknya yang begitu ia sayang, bukan hanya dia, Tuhan bahkan jauh lebih sayang pada adiknya sehingga ia selalu diberi ujian. Bahkan Luhan sendiri belum tentu mampu menghadapi itu setegar Baekhyun.
"Bee....aku menyayangimu" tanpa ia sadari air matanya menetes begitu saja hingga membangunkan adik kesayangannya itu.
"Eonie, kau menangis?" Baekhyun membalikan tubuhnya memastikan keadaan sang kakak yang membuat dirinya bertanya-tanya.
"Tidak hanya terkena debu"bantah Luhan buru-buru menghapus air matanya,agar tidak ada kecurigaan pada sang adik "Jika suatu saat aku membawamu pergi ke negara lain apa kau bersedia ikut denganku bee?" Baekhyun menyergitkan dahinya tidak mengerti arah pembicaraan kakaknya ini.
"Apa butik kita sudah mulai bangkrut" tanyanya teramat polos seketika mengubah suasana sedih yang luhan rasakan, membuat dirinya tersenyum sendiri.
Luhan memukul sayang kepala adiknya " bagaimana pria itu tidak mesum kepadamu setiap saat jika kau masih memiliki pikiran sepolos ini, uuuhhhh bodoh sekali adik ku ini" ucap Luhan menekan pipi baekhyun dengan ibu jari dan jari telunjuknya, membuat bibir tipis itu manyun seperti ikan, hingga adiknya itu mengeluh kesakitan.
"Bodoh dari mananya, kau saja tidak jelas begitu bicaranya"balas Baekhyun membela dirinya.
"Tidak jelas dari mananya, kan aku bertanya jika kau mau ku ajak atau tidak bodohhh"Luhan kembali memukul main-main kepala Baekhyun.
"Lalu bagaimana dengan butik ini, eonie lupa ini kan satu-satunya harta warisan pemberian orang tua kita"tanya Baekhyun lagi.
"mmm....nanti akan aku fikirkan"jawab Luhan teramat santai.
"Baiklah, tapi akan aku tanyakan pada Chanyeol terlebih dahulu oke" Baekhyun tersenyum manis kepada kakaknya,membuat Luhan berat hati sekaligus tidak tega jika harus memisahkan adiknya dengan Chanyeol.
TRUE FAMILY
☠️☠️☠️☠️☠️☠️☠️Selepas kejadian kemarin Luhan memutuskan untuk tinggal di lantai dua butiknya bersama Baekhyun dan Ji-won, karena untuk pulang pun rasanya tidak begitu aman, meski tempat tidurnya tidak begitu besar tapi cukup untuk memuat dua orang dewasa dan satu bocah lucu yang tertidur begitu lelap.
Pagi ini Ji-won tetap menjadi orang pertama membuka matanya Mencari keberadaan ibunya lalu meminta sarapan paginya seperti biasa. Baekhyun yang sadar dengan gerakan anaknya pun ikut terbangun untuk merengkuh anaknya, bersyukur Baekhyun bisa menenangkan Ji-won saat dia menangis kemarin, baekhyun khawatir jika Ji-won tidak berenti menagis ia takut Ji-won akan diserang demam, bukan karna apa-apa, hal ini pernah terjadi saat Ji-won berumur satu tahun, dia menangis karena terjatuh saat Baekhyun membawanya bermain ke taman dan setelahnya ia di serang demam tinggi selama tiga hari membuat Baekhyun begitu khawatir hingga ikut menangis saat menemani anaknya itu.