Bab 2

9.9K 518 17
                                    

Andrea merapatkan mantel coklatnya. Hari ini angin musim gugur terasa dingin menusuk, membuatnya harus memeluk tubuhnya sendiri melawan dingin.

Tuk tuk tuk... suara hentakan sepatu boots dengan trotoar bagai musik yang mengiringi langkahnya menuju cafe tempatnya bekerja.
Ia mempercepat langkahnya, jarak stasiun dengan cafe cukup jauh ia harus berjalan cepat agar tidak terlambat.

Sesampainya di cafe, Andrea buru-buru mengganti pakaiannya dengan seragam cafe sebelum bergabung dengan yang lain untuk berdoa di pagi hari.

"pssttt jadi siapa pria-pria yang membawamu kemarin ? apa kau berutang pada mereka ?" bisik Lauren Mason sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Andrea.

"tidak. akan kuceritakan nanti".

"kau memang harus menceritakannya karena aku hampir mati karena khawatir".

Andrea tertawa sambil menepuk pundak Lauren.

Kembali ke dapur, Andrea langsung menuju ruang penyimpanan bahan makanan. ia mengambil tepung, satu rak telur, juga keju bulat yang masih terbungkus plastik.

"butuh bantuan ?"

Andrea menoleh mendapati Tyler Hoult berdiri bersandar pada rak kayu sambil menggulung lengan kemejanya.
Tyler adalah pemilik cafe dan restoran terkenal yang terletak di victoria road. Selain menjadi seorang pemilik, Tyler juga ambil bagian menjadi koki di restorannya.
Andrea sendiri bekerja di cafe namun sesekali ia akan datang ke restoran jika Tyler memintanya mencicipi menu baru.
Mereka sangat dekat, terlalu dekat hingga menimbulkan kecurigaan orang-orang di sekitar mereka.

"oh Tyler aku merindukanmu". Andrea memeluknya sekilas. "Padahal aku berencana mampir ke restoran setelah pekerjaanku selesai".

Tyler tersenyum. ia mulai mengambil telur dan tepung di atas meja yang sudah di siapkan Andrea. "aku juga merindukanmu, karena itu aku datang kemari".

Andrea tersenyum lebar. "mereka pasti akan pingsan jika mendengarnya". celetuknya sambil mengendikkan bahu ke arah pintu.

Tyler tertawa. "bagaimana dengan persiapan pernikahanmu ?"

Andrea mendesah malas. "kuharap kita tidak membahasnya".

"kenapa ?"

Andrea memutar bola matanya. "semuanya siap tanpa aku harus ikut campur"

"wah Ny. Dillingham memang luar biasa". ucap Tyler menggoda.

"Tyler..."

"hmmm..."

"jika aku melakukan kesalahan nanti, maukah kau menemui dan menyadarkanku ?"

Tyler mengerutkan alisnya bingung namun ia langsung tersenyum begitu memahami maksud Andrea. "tentu... pastikan kau tetap mengingat nomor telponku karena dimanapun kau berada, aku akan langsung menemuimu ketika kau membutuhkanku. Percayalah..."

***

"Sedang apa kau disini ?!" keras Andrea saat melihat Darren yang duduk santai di sofa dalam kamarnya.

Darren menatap Andrea dari atas ke bawah. Gadis itu hanya mengenakan baju anduk dengan rambut basah yang tergerai. Darren menelan ludahnya sendiri melihat penampilan Andrea yang membuatnya sangat lapar!

"Ada pekerjaan yang harus ku selesaikan". ucap Darren berusaha kembali memfokuskan pikirannya pada laptop dan beberapa berkas di meja.

Andrea mengerutkan alisnya. bukankah ia bisa melakukannya di kamar atau di ruang kerjanya sendiri. kenapa harus disini?! batinnya jengkel.
Tidak mau berdebat Andrea mengambil pakaiannya di dalam lemari kemudian buru-buru kembali ke kamar mandi.

Not AroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang