Bab 8

7.6K 480 16
                                    

"Kau yakin gadis itu orangnya ?" Darren memicingkan matanya demi melihat seorang gadis berambut pirang yang duduk santai di sudut sebuah restoran. "Tapi rambutnya coklat bukan pirang seperti itu!"

Reid berdecak. "Mungkin saja dia mewarnai rambutnya. oh ayolah itu bukan hal yang penting bukan ?"

Reid menunjuk gadis itu dengan salah satu jari tangannya. "Dia baru datang ke london setahun yang lalu sebelumnya ia tinggal di castleton"

"Lalu apa hubungannya dengan Miss Sandler yang ada canada waktu itu ?"

"Itu sebabnya kita sulit melacaknya. Mereka tidak tinggal di Canada. Mr. Sandler dan putrinya hanya 5hari berada disana".

Darren menatap gadis itu tampak ragu. "Aku akan memastikannya" katanya berjalan mendekat.

Darren berdehem membuat gadis itu mendongak. Mata mereka bertemu, Darren merasa tidak yakin. "Miss Sandler ?" sapanya sopan.

"Ya. Kau mengenalku ?"

Darren menarik kursi di depannya dan duduk tanpa dipersilahkan. "Kau lupa padaku ? Kita pernah bertemu sebelumnya". tanya Darren memastikan keraguannya.

"Benarkah ? Tapi maaf aku masih tidak bisa mengingatnya".

"Kita pernah bertemu di Canada".

"Canada ?" Chloe tampak bingung.

"ya di Canada 11tahun yang lalu".

Chloe terkesiap namun ia buru-buru mengendalikan kembali ekspresinya. Matanya jelas tampak berfikir namun ia tetap mengembangkan senyum lebar menampilkan pesonanya.
"Ya aku ingat sekarang. Kita pernah bertemu di Canada 11tahun yang lalu bukan". katanya lebih pada diri sendiri.

***

Darren merapatkan tubuhnya pada Andrea. menciumnya lebih dalam hingga tidak menyisakan sedikit celahpun untuk bernafas.

Sweeter Andrea sudah terangkat, menyisakan bra putih berenda yang membungkus payudaranya.
Andrea memekik saat Darren meremas salah satu payudaranya.

Andrea mulai berusaha melepaskan Tshirt Darren, ia ingin menyentuh dada bidang pria itu yang selalu membuatnya terpesona.

Darren masih menyusuri leher, pundak, dan dada Andrea dengan bibirnya. Menghisapnya, menarikan lidahnya hingga membuat Andrea berjingkat nikmat.

Tiba-tiba Darren berhenti membuat Andrea yang sudah berselimut gairah bingung. "Kau kenapa ?" tanyanya serak.

"Kita tidak bisa melakukannya sekarang". ucap Darren masih menindihnya dengan sebelah siku sebagai tumpuan.

Andrea kecewa. Tentu saja! Ia merasa ditolak, terdengar murahan memang tapi itu yang ia rasakan.

Andrea beringsut dari ranjang, agak menjauhi Darren.
"Apa aku tidak menarik bagimu ? Apa kau tidak puas denganku ?"

"Bukan! bukan itu". keras Darren. Demi Tuhan Andrea nikmat, sangat nikmat dan terlalu nikmat! Andrea menyebabkan seluruh tubuhnya sakit hanya karena tidak bisa menyentuhnya.
Ia hampir menyerah pada hasratnya. namun otaknya buru-buru mencegah. Ini bukan saat yang tepat melakukan itu, disaat ia baru mengetahui kenangan pahit yang menimpa gadis itu.

"Hanya saja aku merasa lelah". pelan Darren mencari alasan.

Andrea tersenyum kecut. Ia memakai kembali sweeternya dan berbaring membelakangi Darren.

Darren menatapnya sedih. "Andrea dengarkan aku".

"Kau menolakku dan aku merasa sangat buruk!" ucap Andrea keras tanpa menoleh.

Not AroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang