Suara gaduh di pintu utama sama sekali tidak membuat Darren beranjak dari kursi tinggi meja bar. Ia menyibukkan dirinya sendiri dengan minuman keemasan dari botol-botol kaca yang tersebar di meja.
Kepalanya pening, ia tidak tidur beberapa hari ini. Semua perhatiannya tertuju pada Andrea, ia bahkan mengacaukan beberapa pekerjaan karena hal ini.
Sungguh Darren bukan orang yang lemah, ia selalu bisa memisahkan urusan pribadi dengan pekerjaan dan yang lainnya. Tapi Andrea membuatnya kalah, gadis itu menyita semua pikiran dan waktunya.
"tidak ingin menghalanginya pergi ?" Tim mengambil kursi disebelah Darren.
"Dia yang memilih untuk pergi".
"Kau kacau sekali kawan". Tim tertawa kecil, mencoba merubah suasana hati Darren. "Semuanya akan baik-baik saja".
"Aku sudah berbuat kesalahan, apalagi yang harus aku lakukan ? masa depannya hancur karena kebodohanku".
"dia hanya butuh waktu. Kupikir ia akan menyerah setelah menyadari bahwa kau sudah menjadi bagian terpenting dihidupnya".
Darren tersenyum kecil. "kuharap ia segera menyadari hal itu".
***
Soho, New York
"Kau tidak perlu khawatir Tyler. Aku baik-baik saja". Andrea menjepit ponsel antara telinga dan pundaknya sementara kedua tangannya sibuk membongkar isi lemari untuk mencari pakaian hangat.
New York sudah tertutup salju, bulan Desember memang selalu dingin, dan Andrea sangat menyukainya.
"Aku harus mendapatkan pekerjaan dan mengirimkan uang sewa appartemen padamu". ucapnya sambil berusaha melilitkan scarf coklat di lehernya.
"Andrea... Kau tidak perlu membayar sewa. Anggap saja itu appartemenmu". Sahut Tyler di seberang telpon.
"Kau sangat baik Tyler. Aku tidak ingin berhutang terlalu banyak padamu". Andrea melepaskan roll rambutnya, bercermin sekilas sebelum menyambar tasnya yang tergeletak di kasur.
"Aku akan menelponmu lagi nanti. Bye". Ucapnya menutup telpon dan memasukkan ponselnya ke dalam tas.Soho sangat ramai, pernak-pernik natal dan tahun baru bergelantungan di depan toko juga butik dan restoran.
Andrea masuk kesebuah café and cake shop, memilih tempat duduk disudut dekat jendela seperti yang biasa dilakukannya setiap hari selama berada disini.
"Earl Grey tea and buttermilk pancakes, miss ?" Tanya seorang gadis bermata sipit sambil tersenyum.
Andrea balas tersenyum. "seperti biasa Sohee". Salah satu alasan Andrea selalu kembali ke cafe ini adalah karena Sohee. Kim Sohee gadis korea yang bekerja untuk membayar kuliahnya di Manhattan University. Andrea kagum dengan semangat gadis itu
Andrea mengedarkan pandangannya, hari ini café terlihat lebih sibuk dari biasanya.
Seperti bisa membaca pikiran Andrea, Sohee berkata. "Aku pernah bercerita bukan bahwa café ini sudah berpindah tangan ke pemilik yang baru ? hari ini si pemilik datang untuk membuat pengaturan baru".
Andrea mengangguk sebelum memandang Sohee sambil menyipitkan matanya. "Apa kau memakai riasan ?"
Sohee tersipu. "Ku dengar si pemilik baru masih muda dan tampan".
Andrea tertawa. "Kau sudah sangat cantik untuk memikatnya".
Sohee tertawa sebelum neninggalkan Andrea untuk menyiapkan pesanannya.
Tidak seperti biasanya pesanan Andrea datang lebih lambat. Ia harus menunggu 20menit sampai pesanannya datang.
"Maaf atas keterlambatan pesanan Anda".

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Around
Romance[END] [18+] Pernikahan. Andrea hampir mual hanya mendengar atau membaca kata itu dimanapun ia berada. Kenapa semua orang harus repot-repot memikirkan pernikahan yang sama sekali tidak berarti. Itu juga yang membuatnya menyetujui permintaan seseorang...