Mereka terus berciuman.
Darren menggendong Andrea melewati lorong menuju ruangan dengan ranjang besar yang menanti mereka.Darren membaringkan tubuh Andrea hati-hati tanpa melepaskan ciumannya. Jemarinya mulai mencari-cari kaitan gaun Andrea. Sebenarnya Darren ingin merobek gaun sialan yang menutupi tubuhnya, tapi mengingat ini gaun pernikahan mereka dan Andrea adalah orang yang sentimental, Darren berusaha menahannya.
Andrea mengangkat tangannya menelusuri bentangan otot di dada Darren. Keras, dan sangat menggoda. Selama ini ia selalu mengagumi otot-otot di tubuh Darren, namun baru kali ini memperhatikan setiap incinya tanpa melewatkannya sedikitpun.
"Aku menyukainya". ucap Andrea menyusuri otot dada hingga perut Darren.
Darren menggeram. "sentuhlah dimanapun kau suka sayang, aku milikmu".
Andrea tersenyum senang, dan langsung di bungkam oleh bibir Darren.
Setelah dengan susah payah, Darren meloloskan gaun itu dari tubuh Andrea. Menatap tubuh telanjang itu dengan mata lapar, yang membuat Andrea lagi dan lagi merona karenanya.Bibir Darren di payudaranya, mencium, menjilat, mengulum, membuatnya melengkungkan tubuh merasakan gairah yang sudah tidak bisa ditahan lagi.
Jemari Andrea berada di kancing ristleting Darren, membukanya dengan kasar dan tidak sabar. Darren yang masih sibuk dengan payudaranya agak mengangkat pinggul, membantu meloloskan celananya.
Darren memposisikan tubuhnya diantara paha Andrea, namun ia tidak langsung menyatukannya, ia malah bermain-main dengan mengelus ujung kejantanannya dengan bibir vagina Andrea.
Andrea mendorong tubuhnya ke bawah, mengarahkan kejantanan Darren ke pusatnya. Rasanya tidak pernah sepanas ini, seolah seluruh darah yang mengalir di tubuhnya mendambakan gairah yang di berikan Darren.
"Kau jadi tidak sabaran". goda Darren.
Andrea mendengarnya tapi ia tidak berniat membalas godaan pria itu. Saat ini gairahnya sudah mengusai, hingga membuat suaranya tercekat dan ia hanya ingin di puaskan.
Darren menyatukan tubuh mereka dengan satu dorongan tajam yang membuat Andrea berteriak nikmat. Darren menekannya, mengeluarkannya lagi, menekannya, terus seperti itu. Semakin kuat, semakin dalam, membuatnya hilang akal.
Andrea menjerit sewaktu puncak kenikmatan membanjiri kewanitaannya untuk kesekian kalinya. Tapi Darren belum selesai, pria itu masih bergerak diatas tubuhnya.
Andrea merasakan kejantanan Darren berdenyut di dalamnya, membuat Andrea kembali hampir mencapai puncak.
Satu lenguhan panjang dan Darren menumpahkan benihnya yang hangat di dalam tubuh Andrea.Setelah mengatur nafas, Darren beringsut kesamping, menarik tubuh Andrea dalam pelukannya dan menutupi tubuh telanjang mereka dengan selimut.
"Tidurlah". Darren mengecup puncak kepalanya. "Aku mencintaimu".
Satu kalimat yang mengantarkan Andrea kedalam mimpi indah.
***
"Aku selalu penasaran dengan cara Chloe membuatmu bersedia menipuku. Maksudku kau terlihat seperti wanita yang cukup pintar untuk tipuan bodoh itu".
Andrea memberengut, namun kemudian ia tersenyum malu. Jemarinya diketuk-ketuk di dada telanjang Darren. "Aku sangat malu mengingatnya".
Darren tertawa, ia menunduk mencium bibir Andrea sekilas. "Ceritakanlah, aku ingin mendengarnya".
Andrea memperbaiki posisi tidurnya. Ia menjadikan lengan Darren sebagai bantal dengan wajah mendongak menatap pria itu. "Saat itu dia datang padaku sambil menangis. Inti dari ceritanya adalah ia menikah dengan ayahmu untuk menyelamatkanmu karena ia merasa Mr. Dillingham bisa berbuat jahat padamu karenanya".

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Around
Romance[END] [18+] Pernikahan. Andrea hampir mual hanya mendengar atau membaca kata itu dimanapun ia berada. Kenapa semua orang harus repot-repot memikirkan pernikahan yang sama sekali tidak berarti. Itu juga yang membuatnya menyetujui permintaan seseorang...