Gadis mungil itu ada disana. Berdiri mematung di tepi danau louise yang berkilau di bawah sinar matahari senja. Ia menunduk, poni panjang menutupi separuh wajahnya. Kedua tangannya yang terlihat rapuh memilin rok berenda kusam yang dikenakan.
Darren terus memperhatikannya. Merasa penasaran dengan yang dilakukan gadis itu saat melarutkan setangkai mawar putih dengan ekspesi datar.
Darren berjalan lebih mendekat. Ia berdehem namun gadis itu sama sekali tidak menoleh. "Aku pernah mendengar cerita tentang hantu penunggu hutan, tapi aku tidak tahu seorang gadis kecil berani datang kesini sendirian".Gadis itu melirik Darren sekilas, hanya sekilas sebelum menjawab singkat. "bukankah kau juga begitu".
Darren mengendikkan bahunya. "Aku laki-laki dan yang pasti lebih tua darimu".
Andrea mendengus. Ia melarikan matanya pada hamparan air didepannya. "disini damai. Aku suka". Gumamnya.
Darren tertegun. Gadis itu tersenyum sambil menutup matanya. Rambutnya yang panjang berwarna coklat keemasan mengkilap tertiup angin. Pakaiannya sederhana tidak seperti pakaian mahal anak perempuan yang sering dilihatnya. Tapi gadis ini berbeda. Dengan tampilan yang sederhana ia indah dibawah sinar matahari senja. Cantik.
Untuk pertama kalinya Darren mengagumi kecantikan seorang perempuan. Cantik. Gadis ini sangat cantik...Andrea membuka matanya, ia membalik tubuhnya dengan malas dan berjalan pelan meninggalkan Darren yang masih beku di tempatnya.
"tunggu". Serak Darren. "boleh aku tahu namamu ?"
Andrea kaget, baru kali ini ada orang yang menanyakan namanya. Ia terbiasa di kenal sebagai putri pemabuk Sullivan, ia bahkan lupa kapan terakhir kalinya ia mendengar orang memanggilnya dengan namanya yang sebenarnya.
Andrea mengamati anak laki-laki yang sepertinya hanya lebih tua beberapa tahun darinya itu. Tampan dengan baju mahal yang Andrea tidak akan sanggup membayangkan harganya.
kedua tangannya saling bertautan sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia baru saja akan membangun hidup yang baru, sudah seharusnya ia mempekenalkan nama barunya dan melupakan masa lalu. "Miss Sandler. Namaku Miss Sandler". Ulangnya lebih pada diri sendiri.Darren tersenyum. "Senang bertemu denganmu Miss Sandler".
Andrea balas tersenyum. Ia berbalik melanjutkan langkahnya menjauhi danau yang menjadi tujuan akhirnya untuk menyimpan masa lalu yang buruk.
Darren masih disana, menatap mobil van tua yang di naiki gadis itu melaju meninggalkan kawasan danau.
Darren menunduk menatap sebuah gelang dengan hiasan huruf CS yang menggantung. "Kita akan bertemu lagi Miss Sandler. Kita akan bertemu lagi".***
Bruce tersenyum sambil mendudukan tubuhnya di kursi kayu yang ada di taman belakang mansion. Matanya lurus memandangi Andrea yang sibuk menanam tumbuhan kaktus pada pot-pot kecil disampingnya.
"kau suka tanaman ?" tanyanya basa-basi.
Andrea mengangguk. "Saat masih di Castleton aku pernah menanam buah juga sayuran".
"Jadi Darren mengajakmu ke Rumah sakit kemarin ?"
Andrea menghentikan kegiatannya, ia mendongak menatap Bruce yang tersenyum menampilkan kerutan-kerutan diwajahnya yang tampan. "Dia tidak mengajakku. Tim yang mengantarku kesana untuk menemuinya".
"Dia tidak marah ?"
Andrea menggeleng bingung. "Sama sekali tidak".
Bruce tersenyum penuh arti. "Tentu saja, karena kau orang yang special".
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Around
Romance[END] [18+] Pernikahan. Andrea hampir mual hanya mendengar atau membaca kata itu dimanapun ia berada. Kenapa semua orang harus repot-repot memikirkan pernikahan yang sama sekali tidak berarti. Itu juga yang membuatnya menyetujui permintaan seseorang...