Apakah seseorang bisa berubah begitu cepat dalam satu malam? Aku tidak tahu apa yang ada di dalam otak Ian, tapi sejak kepulangannya minggu lalu, dia terus-terusan menyapaku. Apa maunya?
Seperti hari ini misalnya, saat aku sedang mencuci mobil, dia mengajakku ngobrol. Kejadian yang benar-benar langka.
"Kau tidak berniat beli mobil baru?" Ian menunjuk ke arah sedanku.
Aku menggeleng. "Ini adalah sedan antik pertamaku yang susah payah kudapatkan dengan merengek pada Alex."
"Ya, aku ingat betapa senangnya kau saat pertama kali mendapat mobil ini." Ian tersenyum.
Oke, ini aneh. Pertama, dia bilang dia INGAT bahwa aku senang saat mobil sedanku pertama kali datang di rumah. Padahal saat itu Ian tidak melihatku. Apa jangan-jangan dia diam-diam melihatku dari balkon? Karena kalau begitu dia juga melihatku melompat-lompat kegirangan seperti orang bodoh. Kedua, apa yang baru saja kusaksikan rasanya seperti halusinasi. Untuk pertama kalinya dalam sejarah enam tahun kami berhenti berteman, Ian tersenyum padaku.
Ian. Tersenyum. Padaku.
Aku hanya bisa tercengang dan tak urung merasa rindu dengan sikap ramahnya terdahulu.
Sadar Cara, kau tidak boleh terbawa suasana. Ian mengajakmu ngobrol saja sudah cukup aneh, sudah pasti dia ada maunya.
"Ian? Kenapa kau menungguku di sini?" Candy tiba-tiba datang menghampiri kami dan memberiku tatapan sinis. "Kau bisa saja menungguku di dalam, jadi kau tidak harus terjebak dengan Cara yang penuh keringat dan.. eww, bau sekali di sini. Cara, kau belum mandi ya?"
"Memangnya ada orang yang mencuci mobil setelah mandi?"
Jawabanku yang sinis membuat Ian tertawa. Aku lebih tercengang lagi dan sepertinya Candy juga kaget menyaksikan pacarnya itu tertawa atas sarkasme-ku.
"Terserah. Ayo Ian, kita pergi." ujar Candy akhirnya sambil menggandeng tangan Ian.
Sebelum mereka pergi, Ian sempat berpamitan padaku. Aku jadi berpikir, mungkin Ian sedang kerasukan. Atau mungkin sebaliknya, sebenarnya sejak dulu Ian dirasuki oleh iblis dan sekarang entah bagaimana caranya, iblis itu sudah keluar dari tubuhnya.
Aku jadi cengar-cengir sendiri dan mengagumi betapa kreatifnya otakku.
"Siapa yang mencuci mobil sambil senyum-senyum sendiri?"
Suara Ley membuatku kaget.
"Apa yang sedang kau pikirkan?"
"Astaga, kenapa kau selalu tiba-tiba muncul? Kurasa setelah ini aku akan mendapat penyakit jantung lebih dini."
Ley tertawa dan membantu menyiram mobilku yang sudah terlumuri sabun.
"Apa kau tidak merasa ada sesuatu yang aneh pada Ian akhir-akhir ini?"
"Sesuatu yang aneh?" Ley mencoba mengingat-ingat. "Kurasa dia selalu aneh."
"Sudah seminggu ini dia menyapaku dan mengajakku ngobrol."
Ley hanya ber-hmm.
"Tidak biasanya dia begitu padaku."
"Mungkin dia hanya ingin memperbaiki hubungannya denganmu?"
"Menurutmu begitu?"
"Kurasa tidak ada alasan lain."
----
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Thing
RomanceCara tidak pernah tersenyum sampai tetangga barunya datang mengusik hidupnya dan membuat hari-harinya lebih ceria. Cara mengira dengan tersenyum, semua orang akan menyukainya. Yang Cara tidak tahu adalah, ada satu orang yang membenci senyuman Cara...