Saat kecil, aku dan Cara selalu memainkan permainan Truth or Dare, hanya saja kami terlalu pengecut untuk bermain Dare. Oleh karena itu, kami mengganti permainan dengan Truth or Truth. Tidak ada peraturan khusus, kami hanya saling bertanya satu sama lain dan harus menjawab dengan jujur. Permainan yang sangat sederhana, tapi aku suka melakukannya untuk mengorek apa sebenarnya yang ada di pikiran Cara.
Dan permainan ini tentu saja sangat berguna di saat-saat seperti ini. Pertanyaan apapun, akan kujawab dengan jujur agar Cara tidak meragukan permintaan maafku barusan.
"Siapa yang mulai duluan?" tanya Cara.
Aku tidak menyangka gadis itu akan langsung setuju untuk bermain. Aku pun mengisyaratkan agar dia mulai duluan karena dia pasti punya banyak pertanyaan.
"Apa yang membuatmu suka pada Candy?"
Aku hanya menaikkan sebelah alisku. "Hanya ini yang mau kau tanyakan?"
"Kau seharusnya menjawab, bukan bertanya balik."
"Yah, kupikir kau akan bertanya kenapa aku menjauhimu dan lain-lain."
"Bukankah kau sudah menjelaskan? Karena kau saat itu masih muda dan egois?"
"Memang benar.. Oh, oke baiklah akan kujawab pertanyaanmu. Sejujurnya aku tidak tahu apa yang membuatku suka padanya. Kurasa dia cantik dan lucu.. Saat dia bilang suka padaku, aku tidak tega menolak."
"Lucu? Tidak tega?" Cara tertawa, tapi aku bisa merasakan tawanya berbau sarkasme.
"Karena kami berteman sejak lama, kurasa aku merasa nyaman berada di dekatnya, jadi aku tidak peduli apakah aku suka padanya atau tidak dan langsung menerima pernyataan cintanya."
"Hah? Dia yang menyatakan duluan? Lucu sekali, Candy bilang kau yang menembaknya, bahkan sampai menulis surat cinta."
"Apa?" kali ini aku yang tertawa. "Menurutmu aku tipe orang yang menulis surat cinta?"
Cara mengangkat bahu. "Sudah kuduga ada yang aneh, tapi kubiarkan saja Candy berceloteh."
"Oke, sekarang aku yang bertanya."
"Silahkan."
"Apa kau benci padaku?"
"Awalnya iya, tapi aku bukan tipe orang pendendam. Lama-lama aku biasa saja, sampai terakhir kali kau mengataiku aneh di depan Ley. Jujur, aku kesal."
Cara menjawab pertanyaanku tanpa berpikir panjang, itu artinya dia benar-benar mengatakan apa yang ada di kepalanya. Dan sungguh, kalau Cara berbohong akan sangat kentara karena dia tidak pandai berbohong.
"Oke, sekarang aku ingin bertanya kenapa kau benci pada Ley."
"Sederhana, karena dia anak dari Randy. Kau tahu aku tidak pernah suka Randy bukan? Dia hanya memanfaatkan ibuku karena hartanya, kurasa dia sudah seperti pengemis."
Cara menatapku bingung, jadi kurasa dia tidak tahu apa-apa perihal Randy. "Perusahaan Randy di Polandia bangkrut dan dia terbebani hutang, lalu dia mendapat tawaran pekerjaan di Indonesia dan bertemu dengan ibuku. Selanjutnya kau sudah tahu, dia bahkan membawa anaknya tinggal di rumahku."
Cara diam saja, wajahnya tampak sedang berpikir keras, entah apa yang sedang dipikirkannya.
"Pertanyaan terakhir." ujarku membuat apapun yang sedang dipikirkan Cara barusan buyar karena gadis itu tersentak kaget.
"Ya?"
"Apa kau suka Ley?"
----
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Thing
RomanceCara tidak pernah tersenyum sampai tetangga barunya datang mengusik hidupnya dan membuat hari-harinya lebih ceria. Cara mengira dengan tersenyum, semua orang akan menyukainya. Yang Cara tidak tahu adalah, ada satu orang yang membenci senyuman Cara...