5.1 - CARA

64 6 0
                                    

Meskipun aku bukan tipe orang yang senang dengan romantisme, tapi aku sudah berkali-kali melihat adegan ciuman di film. Bukan dengan sengaja tentunya, hanya saja film-film zaman sekarang seringkali menyisipkan sedikit roman untuk membumbui cerita mereka, yang terkadang malah jadi sama sekali tidak cocok. Bayangkan saja apa esensi romantisme dalam film zombie? Kau seharusnya berjuang melawan zombie bukan malah bermesra-mesraan!

Dan kemarin untuk pertama kalinya aku merasakan seperti apa rasanya ciuman! Tentu saja bukan ciuman hot seperti di film-film. Tapi tetap saja meskipun hanya kecupan, itu kulakukan dengan seorang pria, di bibir pula! Ughh aku bisa merasakan wajahku memanas saat mengingat-ingat kejadian kemarin. Dengan ayahku saja paling-paling cuma di pipi. Bisa-bisanya.. Ley.. menciumku.. di bibir. Aku merasa seperti orang bodoh karena terus-terusan memikirkan hal ini sementara Ley pasti menganggap ciuman itu tidak spesial. Tolonglah, dia pasti sudah berkali-kali melakukannya. Duh!

"Kau tidak salah makan obat kan? Kenapa wajahmu merah begitu? Alergi udangmu kambuh?" Candy menyela pikiranku, ditatapnya wajahku dengan seksama.

Aku hanya menggelengkan kepala. "Kurasa aku demam."

Tidak lama kemudian bel rumahku berbunyi dan aku tidak perlu tahu siapa yang datang karena Candy buru-buru membuka pintu. Siapa lagi kalau bukan Ian.

Dan benar tebakanku.

"Oh ada Ian, sudah sarapan? Ayo makan dulu!" Alice segera menyiapkan satu piring lagi di meja makan.

"Iya, mau pergi dengan Candy." Ian tersenyum dan menyapa orangtuaku, lalu duduk bersama kami di meja makan.

Aku berusaha untuk membuat kontak mata dengan Ian untuk menyapanya tapi sedikitpun dia tidak melihat ke arahku. Apa-apaan?

Saat kami selesai makan, Candy dan Ian langsung pamit. Sekali lagi, Ian tidak melihat ke arahku. Bahkan berpamitan pun tidak. Aku kira kami sudah kembali berteman? Dia sendiri yang bilang begitu kan? Apa aku bermimpi? Tidak. Hasil tes sejarahku yang jelek membuktikan bahwa aku memang kurang tidur karena ngobrol dengan Ian. Tapi kenapa hari ini pria itu berbeda?

Kenapa hari ini Ian benci padaku?

Aku tidak mengerti.

Belum selesai aku kepikiran tentang Ley, sekarang aku jadi kepikiran tentang Ian. Kurasa kepalaku sudah mau meledak.

Dan dengan itu, aku jatuh sakit.

Tidak, ini tidak ada hubungannya dengan Ian atau Ley.

----
Note: Thank You for 1k readers 😍 will try my best to make routine updates c:

Pretty ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang