Akhir-akhir ini Cara selalu sibuk dengan ponselnya. Tidak usah bertanya, aku sudah tahu siapa yang membuatnya sibuk.
Ian.
Aku dongkol setengah mati. Aku sudah menegaskan padanya bahwa aku menyukai Cara. Ian tahu aku menyukai Cara, tapi dia malah mendekati gadis itu. Apa ini semacam balas dendam? Karena dia tahu aku menyukai Cara maka dia melakukan ini? Kalau itu alasannya, Ian benar-benar brengsek. Jangan sampai pria itu membuat Cara sakit hati dua kali. Jangan sampai Cara tahu motif Ian mendekatinya hanya karena ingin balas dendam padaku.
"Aku heran, di saat-saat sudah mau ujian begini orang-orang malah sibuk mencari pasangan untuk prom." Ujar Cara. Kami sedang makan siang di mobilnya seperti biasa.
"Aku tidak tahu di Indonesia juga ada prom."
"Tidak semua sekolah mengadakan, berhubung sekolah kami dipenuhi anak-anak yang hmm kau tahu lah, sok elit.. jadi dari tahun ke tahun selalu ada prom."
"Kau harus mencari pasangan?"
Cara menggelengkan kepala. "Tidak harus, kau bisa datang sendiri. Tapi dijamin kau akan jadi bahan bulian."
"Kau akan datang ke prom?" Tanyaku setengah berharap.
"Tidak." Jawab Cara singkat padat jelas.
Sudah kuduga, Cara bukan tipe orang yang akan datang di acara seperti itu. Tapi aku setengah berharap dia datang, aku bisa menjadi pasangannya. Saat di Polandia, aku tidak punya kesempatan untuk hadir di acara prom. Meskipun banyak perempuan yang mengajakku jadi pasangan, aku selalu menolak karena minder. Aku tidak punya mobil bagus untuk menjemput mereka, dan tentu saja aku tidak bisa menyewa mobil. Untuk beli baju bagus juga aku harus berpikir dua kali.
"Ley! Apa yang kau pikirkan?" Cara membuatku sadar dari lamunanku.
"Oh, tidak. Hey Cara, bagaimana kalau kau datang saja ke prom?"
"Kau sudah gila. Pertama, aku tidak suka keramaian, apa lagi acara kekanak-kanakan seperti itu. Kedua, kau tahu sendiri reputasiku di sekolah, aku tidak mungkin punya pasangan."
"Aku bisa jadi pasanganmu!"
Cara hanya memicingkan matanya sambil lalu tertawa, "Kau mau datang ke prom?"
"Waktu SMP aku melewatkannya.."
"Waktu SMP sudah ada prom?"
"Ya, sekolahku mengadakan prom saat kelulusan SMP dan SMA."
Cara mengangguk-angguk.
"Jadi?"
"Jadi?"
"Kau mau ke prom bersamaku?"
Cara tertawa. "Sebaiknya kau fokus belajar dulu!"
"Kau tidak memberiku jawaban!"
"Jawabannya akan kuberikan setelah ujian."
"Dasar licik." Kali ini aku yang tertawa.
Cara tiba-tiba mengangkat jari telunjuknya lalu menyentuh pipiku. "Apa yang kau lakukan?"
"Aku hanya penasaran dengan lesung pipimu. Setiap kali kau tersenyum rasanya ingin kupegang."
"Kau kira boleh asal pegang begitu? Kau harus bayar!"
"Kau mau berapa?" Tantang Cara.
"Bayarannya.. kau harus datang denganku ke prom."
"Dasar licik!"
"Ayolahh, aku janji kalau ada yang menghinamu, akan langsung kuhajar. Datang denganku ya?"
"Ah, oke! Tapi kalau aku bosan, kita langsung pulang."
"Oke!" Aku tersenyum.
Cara akan menjadi pasanganku di prom night. Aku tidak sabar.
----
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Thing
RomanceCara tidak pernah tersenyum sampai tetangga barunya datang mengusik hidupnya dan membuat hari-harinya lebih ceria. Cara mengira dengan tersenyum, semua orang akan menyukainya. Yang Cara tidak tahu adalah, ada satu orang yang membenci senyuman Cara...