part 7

61.9K 3.9K 117
                                    

Curhat dikit ya,, dari sejak pagi kayanya author pengen nangis terharu deh liat notif yang baca cerita gaje ini bertambah terus

Padahal cuma berjumlah puluhan,tapi bisa bikin hati terenyuh gini ya?

Ah author lebay banget kan ya, ya , ya? Iyalah, soalnya ini cerita pertama yang author buat dengan cukup serius nyampe nanya-nanya dulu sama mbah google mengenai beberapa hal biar ceritanya di gambarkan dengan benar bukan ngasal 😂😂😂😂 (padahal tetap aja pas di baca ceritanya super akward dan gaje) 😅😅😅😅😅😅

Pokonya author ucapkan terimakasih sekali buat readers yang bersedia meluangkan waktu nya untuk membaca cerita super gaje ini, semoga kalian terhibur dan tolong jika bisa tinggalkan beberapa komentar sebagai masukan biar author bisa tau kesalahan-kesalahan author ketika nulis cerita itu dimana.

Yaudah yuk lanjut cerita nya, selamat membaca ya readers yang super kece 😚😚😚😚😚

Maaf jika banyak typo bertebaran membuat pusing readers ketika membacanya 😆😆😆😆😆😆

************************************

Cristian tengah mengemudikan Range Rover hitam milik nya membelah jalanan ibu kota di siang hari yang cukup padat.

Dia baru saja kembali dari rumah sakit Harapan Kita setelah melakukan test lab untuk pemeriksaan HIV/Aids nya dan pemeriksaan kelamin nya di poli klinik kulit dan kelamin.

Sebuah amplop dengan garis besar berisi bahwa alat kelamin nya sehat tidak memiliki penyakit kelamin seperti sifillis, raja singa atau penyakit kelamin lainya tergeletak di jok penumpang di pinggir nya.

Sedangkan untuk hasil lab HIV Aids nya baru akan di ketahui nya 2 hari lagi, di karenakan memerlukan waktu untuk pengecekan nya.

Lagi dia tersenyum puas. Merasa perasaan lega teramat sangat meski yang baru ia ketahui hanya sekitar kesehatan kelamin nya.  Dan Ia cukup optimis bahwa dirinya pasti tak terjangkit penyakit nista duo imut imut lucu bernama HIV dan AIDS.

Melihat jalanan yang sudah cukup lenggang. Pria bermanik biru itu segera menancap gas. Mempercepat laju mobil nya ke arah The Crown Restaurant. Restaurant yang menyuguhkan nuansa Eropa milik sahabat nya Clark Miller.

Tadi ketika dia tengah mengantri di klinik poli kulit dan kelamin.  Rio memang menghubungi nya.  Guna mengajak makan siang gratis di Restaurant Bule berdarah Australia itu.

Cristian tersenyum simpul ketika mengingat sahabat nya itu terkejut mendengar apa yang sedang di lakukan nya di rumah sakit.

Bisa ia tebak.  Acara makan siang mereka nanti pasti akan di selingi wawancara dadakan dari pria berwajah oriental itu.

Ya ke Kepo an Rio memang tak ada tandingan nya. 

************************************

Sampai di The Crown Restaurant.  Anak bungsu keluarga Cullen itu setengah berlari masuk ke dalam Restaurant.  Menuju sebuah ruang makan rahasia yang sering dia gunakan dengan sahabat sahabat nya.

Ketika membuka pintu kaca. Dia menyunggingkan senyuman menatap kedua sahabat nya yang asik bercakap cakap di meja makan.  Mata pria itu sedikit berotasi memandangi ruangan rahasia restaurant yang memiliki dinding kaca terbuat dari kaca tak tembus pandang. Menampilkan pemandangan kolam renang yang lebih sering di isi wanita  berbikini ria. Dan dari arah kolam renang,  wanita wanita itu tak akan sadar bahwa ada tiga pasang mata yang tengah menganga lebar menatap tubuh menggiurkan mereka.

Sial.  Entah ide dari mana si kampret Clark membuat ruangan seperti ini.  Yang jelas,  itu cukup memberi hiburan tersendiri. Lumayan lah ya.  Vitamin mata.  Sekalian tunjuk tunjuk cewek bening yang seperti nya bisa di ajak ke atas ranjang.

I Was Before I Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang