3. SIALAN

232 20 0
                                    

Joshua baru saja tiba di kantor pukul sebelas siang. Pagi ini dia kembali harus berurusan dengan ibunya yang bertanya kapan dia akan menikah. Menurut ibunya, Joshua sudah terlalu tua dan harus segera menikah, padahal bagi pria berusia 34 tahun itu dia masih sangat muda.

Hari ini, Joshua ada pertemuan dengan direktur perusahaan jasa milik Eleanor. Pria itu sebenarnya sudah cukup pusing memikirkan cara apa yang bisa dia gunakan untuk bernegosiasi dengan Eleanor. Tetapi, belum juga pria itu menemukan solusi, Eleanor sudah mengirimnya pesan bahwa hari ini direktur di perusahaannya akan membawa kontrak pemutusan kerja sama mereka.

Pintu besar ruangan Joshua terbuka, di sana berdiri Patricia bersama seorang pria berperawakan tinggi yang hampir dua bulan lalu sempat bertemu dengan Joshua ketika mereka meresmikan kerja sama antarperusahaan keduanya.

"Selamat siang, Joshua," ujar Alex, direktur perusahaan jasa Eleanor.

"Siang," sahut pria itu.

Joshua kemudian mempersilahkan Alex untuk duduk di sofa ruang kerjanya tersebut dan Joshua duduk tepat di hadapan pria itu.

Alex mengeluarkan sebuah map berwarna biru tua dengan logo perusahaan mereka, meletakkan map tersebut di atas meja.

"Berikut kontrak pemutusan kerja sama antarperusahaan kita. Anda bisa menantangani bagian paling belakang dari surat-surat ini".

Joshua meraih map biru tua tersebut dan membukanya, mulai membaca beberapa part isi dari surat-surat itu.

"Apa yang dikatakan Eleanor padamu?"

Alex terlihat terkejut dengan pertanyaan yang keluar dari Joshua. Pasalnya pria berusia 32 tahun itu hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh Eleanor, bosnya.

"Tidak ada. Dia hanya menyuruh saya untuk datang dan membawakan kontrak pemutusan kerja sama pada anda dan meminta tanda tangan".

Joshua menghela napas berat.

"Seperti kesepakatan di awal, kita hanya mengatur tentang pembagian hasil dan pemasaran barang perusahaan anda, tetapi tidak dengan pemutusan kerja sama. Maka, dari pihak perusahaan kami merasa tidak perlu ada proses yang panjang dalam pemutusan kontrak ini. Kami hanya perlu menarik kembali semua investasi yang telah diberikan kepada perusahaan anda dan sisanya tidak ada denda baik dari pihak anda ataupun kami," lanjut Alex menjelaskan.

Joshua memijat keningnya frustasi sebab jika pembatalan kerja sama ini benar-benar terjadi, maka perusahaannya akan bangkrut karena dia sudah terlanjur menjalankan sebagain produksi dan biaya yang sudah dikeluarkan hampir seluruh dari jumlah investasi perusahaan jasa milik Eleanor.

"Apa Eleanor benar-benar tidak mengatakan apapun selain memintamu mengantar berkas ini?" tanya Joshua memastikan sambil berharap jika mungkin saja Eleanor memberikan syarat lain selain pernikahan.

"Misalnya kenaikan dari pembagian hasil. Kita bisa mengatur ulang soal itu".

Alex menggeleng "Tidak ada intruksi lain selain meminta tanda tangan pemutusan kontrak dari anda".

Joshua kembali menghela napas berat. Pria itu tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi, jadi pria itu tidak menyiapkan rencana apapun dan sekarang dia berada di jalan buntu.

Tidak mudah bagi pria itu untuk mencari perusahaan lain yang mau bekerja sama dan menggantikan perusahaan jasa Eleanor karena perusahaan-perusahaan lain di kota besar itu tidak bisa menandingi kekuatan finansial yang dimiliki perusahaan Eleanor dan pasti sulit untuk meminta dana yang sama besarnya yang sudah dia dapat dari perusahaan wanita gila itu.

"Baiklah, izinkan saya untuk kembali bernegosisasi dengan Eleanor dan selanjutnya akan dikabarkan melalui sekretaris saya".

Joshua menaruh kembali map biru tua itu di atas meja.

Caught YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang