20. Akhirnya Resmi

201 19 0
                                    

Di pagi hari Joshua bangun lebih dulu, sementara Elenaor masih lelap dalam tidurnya. Pria yang memiliki mata berwarna hijau terang itu sedang mondar-mandir di ruang tengah sambil berulang kali mengacak rambutnya frustasi.

Pagi ini, Joshua melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa dia dan Elenor tidur seranjang dalam keadaan telanjang. Perlahan pria itu mengingat semua hal yang mereka lakukan kemarin sore sampai malam. Keduanya bahkan belum makan sama sekali.

Kini pria itu sedang menyesali semua yang dia lakukan kemarin. Tentang betapa liarnya dia memakan Eleanor berkali-kali sampai wanita itu merengek untuk berhenti. Joshua sendiri bingung kenapa dia bisa seanarkis itu, apa karena perasaan amarahnya pada Matthew?

Benar, semuanya bermula dari mulut Matthew yang terus memprovokasinya untuk marah. Pria tinggi keturunan inggris itu terus-terusan menyebut tentang hubungannya dengan Eleanor di depan Joshua yang merupakan suami dari wanita yang dia sebuat-sebut sering ia tiduri itu.

"Aku sudah benar-benar gila," bisik Joshua pelan pada dirinya sendiri.

"Siapa yang gila?"

Joshua tersentak mendengar suara yang tiba-tiba mengintrupsinya. Pria itu berbalik dan mendapati Eleanor berdiri dengan dibalut selimut putih dan sedang menatapnya dengan pandangan bertanya.

Joshua lalu berdecak kesal. Pria itu semakin kesal melihat tampilan Eleanor yang berantakan dengan rambut terjuntai asal dan tubuh telanjang yang hanya ditutupi selimut mereka.

"Di mana bajumu?" tanya Joshua dengan nada tinggi.

"Harusnya aku yang bertanya padamu. Di mana kau lempar bajuku?" Eleanor balik bertanya dengan wajah yang datar tidak terpengaruh dengan emosi meledak-ledak Joshua.

"Kau-" Joshua menarik napas dalam, tangannya kembali mengacak rambutnya kesal.

"Pergi pakai bajumu," ujar pria itu memutuskan tidak melanjutkan omelannya pada Eleanor.

"Kenapa? Kau terganggu melihatku telanjang?"

Joshua menutup matanya sambil memijit pelipisnya pelan. "Terserah," kata pria itu menyerah.

Eleanor kemudian mengambil langkah mendekati Joshua masih dengan tangannya yang memegang erat selimut di depan dada menjaga agar selimut itu tetap membungkus tubuhnya. Joshua yang melihat pergerakan Eleanor dengan cepat melangkah mundur.

"Kita sudah tidur bersama," ujar wanita itu dengan wajah yang menahan kesal. "Kenapa kau masih takut kalau aku mendekatimu?" tanyanya sambil menahan amarah.

"Semalam bahkan kau yang menggigitku di sana sini. Kau mau lihat bekasnya? Harusnya aku yang takut padamu," omel Eleanor melanjutkan kekesalannya.

Jelas saja dia merasa tersinggung karena Joshua selalu menghindarinya setiap kali wanita itu ingin mendekat. Awalnya dia berpikir itu adalah pergerakan melindungi diri atau sejenisnya, tapi setelah kejadian semalam wanita itu sudah tidak bisa menerimanya lagi.

Justru bukan dia yang menyerang Joshua dan memakan pria itu, tetapi sebaliknya. Eleanor bahkan masih sedikit merinding mengingat betapa kerasnya Joshua menggaulinya semalam.

Joshua menghela napas berat. "Pakai bajumu dan kita akan berbicara," ujar pria itu kini memelankan nada bicaranya berusaha membujuk wanita di depannya.

Eleanor berdecak kesal, tetapi tetap menuruti permintaan dari suaminya itu. Dia membalikan tubuhnya, berjalan ke arah kamarnya sendiri untuk segera berpakaian dan mereka bisa berbicara dengan tenang tanpa ocehan Joshua yang selalu terganggu dengan tubuhnya yang terbuka.

#############################

Keduanya duduk berhadapan di meja makan. Sebelumnya Joshua sudah memesankan makanan untuk keduanya. Di meja sudah ada berbagai makanan yang dibeli oleh Joshua memalui pesanan online.

Caught YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang