Part 14

6.8K 370 13
                                    



Randy tak menyangka Carl akan mengajaknya tinggal bersama. Bukan hanya itu, dia juga tidak menyangka kalau Carl orang yang sangat kaya. Hal itu langsung dapat Randy buktikan saat melihat tempat tinggal Carl yang mirip istana di negeri dongeng. Sangat besar dan megah, bahkan luas halamannya saja seperti lapangan sepak bola. Panjang dan luas. Randy tahu Carl orang kaya, tapi dia tidak tahu jika sekaya ini.

"Sedang apa kau di situ? Cepat angkut barangmu di bagasi," Carl mengintrupsi Randy yang masih terbsengong menatap tempat tinggalnya di pintu depan. Randy dengan gugup langsung mengambil barang-barangnya. Tidak banyak barang yang dia bawa, hanya beberapa tas yang berisi baju-bajunya dan perlengkapan sekolah. Carl bilang dia tidak usah membawa banyak barang, karena nanti dia yang akan membelikan yang baru untuk Randy.

"Selamat datang Tuan!" sapa seorang pria tua berjas hitam sembari memmbungkuk setelah Carl membuka pintu. Beberapa maid juga membungkuk menyambut mereka berdua.

"Bawakan barang-barangnya dan tunjukan sebuah kamar padanya. Mulai sekarang dia akan tinggal di sini," printah Carl yang melihat ke arah Randy. "Sawamura akan menunjukkan kamarmu. Aku akan menyusulmu nanti. Kau paham?" tanya Carl yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Randy. Sawamura adalah kepala pelayan di sini. Dia sudah mengabdi pada keluarga Carl sejak Carl masih kecil. Dia juga salah satu orang terpercaya Carl karena loyalitasnya.

Beberapa maid langsung sigap mendengar printah Carl. Mereka mendekati Randy dan langsung membantu Randy membawa barang-barangnya. "Te-terima kasih..." ujar Randy.

"Silahkan lewat sini, Tuan," ujar Sawamura Randy menoleh ke arah Carl sebelum mengikuti Sawamura, Carl hanya memberikan anggukan padanya. Para maid yang yang membawa barang-barang Randy langsung mengikutinya.

Sepanjang jalan, Randy terus mengok kanan dan kiri. Mengagumi setiap inci bangunan yang akan menjadi tempat tinggalnya mulai dari sekarang. Banyak lukisan-lukisan dan guci-guci terpajang di dinding dan sudut rumah. Randy yakin harga lukisan dan guci itu tidak murah.

"Nama saya Sawamura Mamoru, Anda bisa memanggil saya dengan Sawamura, Tuan," ujar Sawamura tiba-tiba memecah keheningan. "Mimura?" ulang Randy.

"Ibu dan Ayah saya keturunan Jepang, Tuang," balas Sawamura menjawab kebingugan Randy. "Kalau saya boleh tahu, siapa nama Tuan?" tanya Sawamura. "Oh... Perkenalkan, namaku Randy."

"Tuan Randy," ujar Sawamura. Randy yang mendengarnya merasa tidak nyaman. Selama ini tidak ada yang memanggilnya dengan tambahan 'Tuan' seperti itu. Jadi terasa aneh. "Kau tidak perlu memanggilku dengan tambahan 'Tuan.' Panggil aku Randy saja."

"Maaf Tuan, saya tidak bisa. Tuan Carl akan marah jika saya tidak menghormati tamunya," ujar Sawamura. Randy hanya bisa pasrah mendengarnya.

Akhirnya mereka sampai di depan sebuah pintu berwarna gold di lantai dua. Sawamura membuak pintu itu dan langsung menyuruh para maid yang sedari tadi mengekorinya untuk meletakkan barang-barang Randy di dalam.

"Ini kamar Anda, Tuan. Kamar Tuan Carl tepat berada di samping Anda. Saat Tuan Carl berada di ruang kerjanya. Nanti beliau akan menemui Anda. Kalau begitu saya permisi dulu."

Randy menganggukan kepalanya mengerti. Setelah Sawamura menghilang di balik pintu Randy langsung menjatuhkan dirinya di tempat tidur empuk miliknya. Dia masih tidak menyangka jika saat ini hidupnya telah berubah drastis. Tidak ada lagi ruang sempit dan pengap. Dia juga sudah tidak perlu bekerja. Ada Carl yang akan memenuhi kebutuhannya saat ini.

Randy jadi ingat dengan teman-temannya di tempat kerjanya. Juga ingat bagaimana Mai menangis sambil memeluknya. Wanita itu sudah menganggap Randy sebagai adiknya. Maka saat dia mendengar bahwa Randy keluar dialah yang paling kehilangan. Sebenarnya sangat menyenangkan bekerja bersama Mai dan yang lainnya, tapi Randy lebih memilih Carl karena itu pilihan yang terbaik untuk hatinya. Entah sejak kapan dia jatuh terlalu dalam pada perasaannya.

The Puppet DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang