Part 8

10.4K 508 13
                                    



Randy kembali beraktifitas seperti biasanya. Dia masih curiga akan maksud dari pemberian Carl itu. Karena semua barang yang diberikan Carl itu bukan 'lah barang yang dapat dikatagorikan ke dalam kata murah, bahkan ponselnya saja aalah keluaran terbaru.

Kata Carl itu semua adalah berntuk dari permintaan maafnya kepada Randy karena telah memperlakukan Randy dengan buruk selama di apartemennya. Jujur saja, Randy sangat senang menerima itu semua walaupun hatinya masih mencurigai Carl.

Pasalnya beberapa hari tinggal satu atap dengan Carl membuat Randy seluk-beluknya. Tidak ada hal baik yang Randy ketahui dari Carl. Arogan, dingin, egois, dan tidak mau dibantah adalah sifat mutlak Carl, tahu tahu betul itu.

Tapi sepertinya Randy melewatkan satu hal, dibalik semua sifat buruknya Carl dia dikejutkan dengan apa yang Carl lakukan kemarin. Tidak disangka Carl dapat sebaik itu padanya. Terlepas dari ada tidaknya niatan tersembunyi yang Carl miliki, Randy sudah tidak peduli. Yang terpenting semua barang-barang itu diperolehnya secara cuma-cuma tanpa mengeluarkan uangnya sepeserpun.

"Baiklah, kita sudahi pertemuan kali ini. Tugas kalian di rumah adalah membuat grafik fungsi trigonometri dari sudut-sudut istimewa yang tadi sudah kita pelajari. Saya tidak akan mentolerir jika dipertemuan berikutnya ada anak yang tidak membuatnya. Selamat siang."

Randy menghela nafas lelah setelah Mr. Fox keluar dari ruang kelasnya. Pelajaran Matematika yang memusingkan itu akhirnya terhenti saat bel pulang menggaung ke seluruh penjuru sekolah beberapa menit lalu. Murid-murid yang lain sudah pada meninggalkan kelas mereka dan berlalu pergi untuk segera pulang.

Randy pun demikian, dia dengan terburu-buru memasukan alat tulisnya yang tadi dipakainya ke dalam tas dan segera bergegas pergi untuk bekerja. Randy baru ingat, dia tidak memberikan kabar kepada Mr. Smith akan ketidak hadirannya beberapa hari ini. Pria paruh baya itu pasti mengkhawatirkannya. Randy akan menjelaskan alasannya nanti.

Belum sampai gerbang keluar pekikan beberapa siswi membuat perhatian Randy terganggu. Randy mencoba melihat ke sekitar dan menemukan gerombolan siswi sedang mengerumuni sesuatu. Penasaran dengan apa yang terjadi, Randy mendekati kerumunan itu dan betapa terkejutnya Randy saat melihat Carl di tengah-tengah kerumunan dengan mobil mewahnya.

"C-Carl?! Apa yang kau lakukan disini?!" tanya Randy. Carl yang mendengar suara Randy segera mencari sosok orang tersebut. Matanya langsung menemukan Randy diantara kerumunan itu.

"Aku menunggu mu," jawab Carl menghampiri Randy. Carl meraih tangan Randy dan menariknya untuk dimasukan ke dalam mobilnya. Carl sudah gerah dengan pekikan-pekian siswi-siswi binal yang terpesona oleh ketampanannya.

"Menunggu ku?! Untuk apa??" tanya Randy lagi.

"Bukankah aku sudah mengirimkan pesan pada mu? Jika siang ini aku mengajak mu untuk makan siang bersama."

Randy yang mendengar itu langsung menghidupkan serta memeriksa ponsel barunya dan benar saja, di layar ponselnya tertera pesan Carl yang mengajaknya untuk makan siang. Randy baru tahu kalau Carl mengirim pesan karena selama di sekolah Randy memang mematikan ponselnya. Randy takut jika ponselnya akan disita jika memainkannya saat jam pelajaran tengah berlangsung. Akan sangat disayangkan jika itu terjadi.

"Ouh!! Maaf, tadi ponselku mati. Aku tidak tahu jika kau mengirimkan ku pesan!"

"Sudah 'lah, cepat masuk. Aku sudah lapar!!" seru Carl lalu membukakan pintu mobilnya untuk Randy.

"Ta-tapi, nanti aku bisa terlambat masuk kerja."

"Bos mu akan memakluminya. Kau butuh tenaga untuk bekerja nanti. Bagaimana kau dapat memiliki tenaga jika kau saja tidak memberikan asupan untuk diri mu."

The Puppet DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang