Part 7

11.5K 562 10
                                    


"Yosh!! Kau sudah jauh lebih baik sejauh ini, kau hanya harus terus meminum vitamin yang ku berikan beberapa hari lalu," ujar David setelah selesai memeriksa Randy.

"Aku mengerti. Terima kasih banyak karena telah merawat ku," ujar Randy sembari tersenyum lebar.

Melihat senyum tulus Randy, David tidak tahan untuk mengusap sayang kepala Randy dengan sebelah tangannya dan membuat rambutnya berantakan. David memang diperintahkan untuk datang setiap hari ke apartemen Carl hanya untuk memeriksa keadaan Randy selama ini. Tanpa disadari David ada seseorang yang menggeram kesal melihat aksinya tidak jauh dari sana.

"Yasudah, aku harus segera pergi ke rumah sakit, ada pasien yang harus ku urusi," pamit David pada Randy lalu menghampiri Carl yang sedari tadi menungguinya selesai memeriksa Randy.

"Bagaimana?!" tanya Carl datar setengah berbisik. Carl tidak mau jika pembicaraannya didengar oleh Randy yang masih terduduk di atas tempat tidurnya. Sebenarnya kamar itu adalah milik Carl, tapi selama ada Randy di apartemennya Carl memilih mengungsi ke kamar tamu.

"Tidak ada masalah. Dia sudah kembali seperti semula. Hanya saja kau harus memperhatikan pola makannya. Aku harus segera kembali, satu jam lagi aku akan melaksanakan operasi pada salah satu pasienku," David berjalan keluar dari kamar itu bersamaan dengan Carl dan meninggalkan Randy sendirian. "Baiklah, aku mengerti!!"

"Terima kasih," ujar Carl pelan. David yang mendengar itu menghentikan langkahnya lalu menatap punggung Carl tidak percaya. Menyadari jika David sudah tidak ada di sampingnya, Carl pun ikut berhenti lalu menoleh ke belakang. Carl mengernyitkan alisnya melihat David yang terdiam sembari menatapnya aneh.

"Wow bung!! Kau baik-baik saja?!" tanya David khawatir. David mengulurkan tangannya ke dahi Carl, tapi sebelum menyentuh dahi Carl tangannya sudah terlebih dahulu oleh orangnya.

"Apa yang kau lakukan?!" tanya Carl kesal.

"Aku hanya ingin memastikan apa kau terkena demam atau tidak, sebab ucapan mu barusan seperti mengatakan kepada dunia jika kucing itu dapat bertelur!! Sangat mustahil!! Sepertinya kau butuh banyak istirahat. Apa kau demam sehingga mengigau seperti itu?!" ujar David panjang lebar. David diam, menunggu respon dari Carl, tetapi sepertinya Carl tidak mengerti apa yang baru saja dibicarakan David. Carl malah membuat ekspresi wajah 'apa?'

"Oh ayolah, sangat tidak mungkin bagi mu untuk mengucapkan TERIMA KASIH jadi aku berpikir kau pasti demam. Jadi ayo ikut aku ke rumah sakit, mungkin demam mu itu sudah kronis!!" David meraih tangan Carl dan dan menyeret Carl menuju pintu keluar.

"Lepaskan bodoh!!!!!" Carl menghentakkan tangannya agar terlepas dari cengkraman David. "Apa kau berpikir bahwa aku sakit hanya karena aku mengucapkan terima kasih padamu?! Dasar B.O.D.O.H!!!!" seru Carl kesal.

"Habis aku shock mendengarnya," ujar David polos. Dia tidak tahu jika sudah membuat Carl marah.

"Sudah!! Cepat pergi dari sini!! Kau ada operasi bukan?!"

"WAAAAHHH!!! Aku harus bergegas!!!" David segera berlari dan menghilang di balik pintu keluar yang berada di hapadan mereka berdua. Carl hanya bisa menghela nafas melihat sahabatnya berlari tunggang-langgang seperti di kejar setan itu. Dia memutuskan untuk masuk kembali untuk menemui Randy.

Saat Carl melangkahkan kakinya memasuki ruang keluarga, ternyata Randy sudah duduk manis di salah satu sofa yang berada di ruangan itu dengan kaos yang kebesaran dan celana jeans pendek yang tertutupi oleh bajunya. Selama dikurung, Carl memang sengaja memberikan baju dan celana lamanya kepada Randy, tapi sepertinya baju itu tampak terlalu besar bagi Randy. Dia seperti memakai rok tanpa celana jika dilihat sekilas.

The Puppet DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang