Part 17

6K 345 15
                                    


Selama perjalanan menuju kelasnya, tidak ada percakapan antara Randy dan anak bernama Nike itu. Randy bukannya tidak ingin mengajak Nike berbicara, tapi dia tidak tahu harus memulainya dari mana. Pengalaman bertemannya bisa dibilang di bawah rata-rata, jadi dia tidak tahu bagaimana caranya bertindak untuk menjalin pertemanan dengan seseorang.

Setelah menaiki tangga, mereka berdua berbelok menuju sebuah koridor. Koridor tersebut tampak lengang karena ini adalah jam pelajaran, jadi tak ada seorang pun yang tampak.

"Ini dia kelasmu," ujar Nike setelah berhenti tiba-tiba di depan sebuah pintu. "Permisi!" Nike mengetuk pintu tersebut dan tak lama kemudian seorang wanita dengan kemeja bergaris hitam putih dan berok hitam selutut menampakkan dirinya dari balik pintu. Rambutnya blonde sebahu, dia juga memakai lipstik berwarna merah di bibirnya.

"Ada apa Nike? Kau belum masuk ke kelasmu??" tanya wanita itu. "Ini Randy siswa baru Nyonya Morgan, Tuan Lambert bilang hari ini kelas pertamanya adalah kelasmu," jawab Nike menjelaskan sembari menunjuk kepada Randy di belakangnya. Nyonya Morgan yang baru menyadari kehadiran Randy langsung tersenyum lebar.

"Oh, jadi kau murid barunya? Tadi beliau juga mengatakan akan ada siswa baru yang masuk ke dalam kelasku," ujar Nyonya Morgen, Randy menganggukan kepala.

"Kalau begitu aku pamit," ujar Nike yang dibalas anggukan oleh Nyonya Morgan, Nike lantas berlari kecil menuju ujung koridor.

"Ayo, masuk!" ajak Nyonya Morgan, Randy pun mengekorinya masuk ke dalam kelas. Saat Randy masuk ke dalam kelas, suasana kelas yang tadinya riuh pun menjadi hening. Bisik-bisik pun terdengar di sana-sini. Hampir seluruh pasang mata di dalam ruang kelas itu menatapnya. Randy jadi gugup ditatap oleh hampir anak sekelas.

"Randy, perkenalkan dirimu," pinta Nyonya Morgan saat mereka berdua berdiri di depan kelas. Kelas pun mendadak hening. Randy maju selangkah dan mulai memperkenalkan diri.

"Perkenalkan namaku Randy Rentanaka, usiaku 13 tahun. Aku pindahan dari Michel de Montaigne High School di Paris. Karena satu dan berbagai hal aku pindah ke sini. Jadi mohon bantuannya," setelah selesai Randy pun tersenyum ke seluruh penjuru kelas. Berusaha membuat image yang baik di awal pertemuan mereka.

"Kau orang jepang ya?" tanya seseorang tiba-tiba. Randy menoleh dan mencari asal suara. Ternyata yang bertanya itu seorang siswi dengan rambut yang dikuncir dua ke belakang. Dia duduk tengah-tengah. Lamayan cantik menurut Randy. Dengan wajah yang oval dan bulu mata yang lentik, warna kulit yang putih dan rambut yang kecoklatan.

"Tidak sepenuhnya. Ayahku keturunan Jepang sementara ibuku dari Indonesia. Meskipun begitu aku tidak pernah mengunjungi Jepang," jawab Randy.

"Kenapa kau pindah?"

"Kau tinggal dengan siapa?"

"Apa kau sudah punya pacar?"

Semua siswa pun menoleh ke arah orang yang terakhir bertanya. Seorang siswi yang menatap teman-temannya dengan bingung.

"Kenapa? Aku bebas bertanya bukan?" bela gadis itu, yang lainnya memutar bola matanya dengan malas.

"Kedua orang tuaku telah meninggal beberapa waktu yang lalu jadi pamanku mengajaknya tingga bersama di sini. Kami tinggal berdua saja sekarang. Kalau pacar..." ucapan Randy terhenti, dia sedang berpikir keras mengartikan kata pacar yang dimaksud. Apakah Carl adalah pacarnya? Tapi pria itu tidak pernah menyatakannya dan memintanya menjadi pacarnya. Dia hanya meminta Randy untuk menjadi miliknya, apakah itu sama? "Kurasa tidak..." jawab Randy lesu sadar bahwa Carl tidak pernah mengatakan cinta padanya.

The Puppet DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang