Part 24

4.7K 305 7
                                    



Randy berjalan menuju taman sekolah, dia tadi sempat menerima pesan singkat dari Kevin yang menyuruhnya untuk pergi ke sana setelah kelas selesai. Semuanya akan berkumpul di sana, katanya ingin membicarakan masalah liburan yang akan berlangsung selama tiga hari karena sekolah akan diliburkan.

Akan ada persiapan untuk festival sekolah minggu depan. Festival itu sendiri kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Randy baru mengetahuinya karena dia siswa baru di sini. Hari ini guru-guru akan rapat dengan komite sekolah, jadi pembelajaran tak bisa berlangsung seperti biasanya. Setelah jam pelajaran kedua para siswa sudah dipulangkan, maka dari itu mereka lebih memilih berkumpul di taman dari pada kantin. Tak bisa konsentrasi karena terlalu berisik alasannya.

Matanya memindai keberadaan teman-temannya saat sampai di sana, dan menemukannya di salah satu gazebo. Randy melangkah mendekati mereka. "Maaf terlambat, kalian sudah berkumpul?" pertanyaan retoris Randy diabaikan oleh semuanya, mereka semua menatap Randy. Keheningan pun yak dapat dihindari.

"Hei!!" Randy mulai risih ditatap oleh semuanya. Bukannya kenapa tapi tatapan teman-temannya itu tak dapat Randy artikan. Sementara yang lainnya masih mengabaikan Randy, fokus semuanya tengah tertuju oleh perban di pelipis Randy.

"Kepalamu kenapa?" Kevin angkat suara, menjawab kebingungan Randy. "Yaampun Randy!!" Ana heboh sendiri. Dia menarik tangan Randy dan mendudukannya di tengah-tengah, dia merasa seperti napi yang sedang diintrogasi oleh petugas. "Kenapa kepalamu? Apakah sakit?" tanya Ana.

"Sudah pasti bodoh! Kau tidak lihat pelipisnya sampai diperban begitu?" Kevin menyahut membuat Ana tak terima dibilang bodoh. Lagipula dia hanya basa-basi saja tadi.

"Apa yang terjadi hingga kau jadi seperti itu?" tanya Christ, sepertinya Christ benar-benar sudah berubah. Sifat masa bodo kepada orang lainnya mulai menghilang, setidaknya dengan mereka berempat dia sudah mau memahami orang lain. Nike yang duduk di samping Chris sama cemasnya dengan yang lain, meskipun tak begitu kentara.

"Aku tidak apa-apa, ini hanya luka yang kudapat karena terjatuh di rumah kemarin. Hanya luka kecil, sekarang juga sudah baikan," Randy terpaksa berbohong, mana mungkin dia bilang kalau itu luka akibat Carl mendorongnya hingga membentur tempat tidur. Dia jadi merasa tak enak karena telah membuat yang lainnya jadi khawatir seperti ini.

"Dasar! Makanya lain kali hati-hati!" Ana memberikan petuah gratis pada Randy. "Kau ini, kukira kenapa datang-datang dengan kepala diperban seperti itu," Nike angkat suara. Kekhawatiran yang tadi mereka rasakan akhirnya menghilang. Lagipula Randy terkekeh pelan saat memberitahukannya, seakan menertawakan kebodohannya sendiri sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dengan melihat itu yang lainnya jadi yakin tak ada yang parah.

"Jadi, kenapa kita berkumpul di sini?" Randy bertanya, mengalihkan pembicaraan. Dia tak mau membahas lagi dari mana dia mendapatkan luka itu. Bisa-bisa nanti ketahuan hal yang sebenarnya.

"Berhubung kita akan libur tiga hari karena ada persiapan untuk festival sekolah yang diadakan minggu depan, jadi Kak Ferdinand mengajak kita untuk berlibur di vilanya!" Ana dengan menggebu menjelaskan kenapa mereka semua dikumpulkan di sini. Randy, Christ, dan Nike menatap Ana tak percaya. "Kenapa diam? Kalian tidak senang?"

"Kak Ferdinand mengajak kita liburan? Tapi kenapa?" Nike bertanya. "Sepertinya aku tahu kenapa," Christ menimpali sementara Randy hanya diam tak bersuara.

Kevin menghela nafas sebelum bersuara. "Sebenarnya kemarin saat aku dan Ana pergi ke toko buku berdua kami bertemu Kak Ferdinand. Kami mengobrol sebentar dan menanyakan apa yang akan kami lakukan saat liburan nanti. Setelah aku bilang kami tak ada rencana dia malah mengajak kami pergi ke vilanya, tentu saja bersama kalian."

The Puppet DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang